Sabtu, 31 Mei 2014

RENUNGAN MINGGU EXAUDI 01 JUNI 2014 Yohanes 17:1-11



MINGGU EXAUDI 01 JUNI 2014

Renungan Minggu Exaudi


Nama minggu ini Exaudi, artinya:  “Dengarlah, TUHAN”. Exaudi (bahasa Latin), dikutip dari Mazmur 27:7: “Dengarlah Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Nama minggu ini merupakan doa permohonan kepada Tuhan, ketika orang percaya bergumul dalam penderitaan berat. Ketika oramg percaya diterpa penderitaan yang maha hebat, hatinya digerakkan memohon pertolongan kepada Tuhan. Exaudi, menunjukkan kepercayaan seseorang kepada Tuhan; menunjukkan bahwa tidak ada kemampuannya menolong dirinya kecuali Tuhan. Keyakinan kepada Tuhan mendorong kita memohon pertolongan Tuhan.
Permohonan seperti itu yang disampaikan Tuhan Yesus dalam kotbah minggu ini, Yohannes 17:1-11. Tuhan Yesus memohon supaya semua orang percaya bersatu. “Supaya mereka menjadi satu, Ut Omnes Unum Sint”. Perkataan Ut Omnes Unum Sint (Supaya mereka menjadi satu), sangat melekat di hati dan pikiran para mahasiswa yang bergabung dalam GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), karena perkataan itu menjadi slogan perjuangan  GMKI.
Tuhan Yesus mendoakan supaya kita, orang percaya, bersatu.  Mengapa Tuhan Yesus memohon kepada Bapa di sorga supaya orang percaya bersatu?  Tuhan Yesus menyadari bahwa dampak dosa di dalam kehidupan manusia adalah perselisihan dan perpecahan, termasuk dalam diri para muridNya. Tuhan Yesus menyadari bahwa para murid, orang percaya tidak berhasil melakukan tugas yang diberikan Tuhan Yesus tanpa persatuan. Itu sebabnya, Tuhan Yesus berulangulang dalam Yohannes 17:20-26 supaya orang percaya bersatu. 
Mengapa kita harus bersatu? Tuhan menciptakan manusia dalam kepelbagaian. Hal itu ingin menyatakan bahwa persatuan kita bukan sama rata, sama tinggi dan sama rendah. Persatuan kita adalah dalam perbedaan. Persatuan dalam kepelbagaian. Persekutuan tidak harus satu organisasi dan satu pimpinan. Namun persekutuan dalam keberagaman. Perhatikan lukisan dan kembang bunga. Persekutuan kita adalah seperti mur dengan baut. Baut tidak berguna tanpa mur, sebaliknya mur tanpa baut tidak bermanfaat.
Persatuan orang Kristen adalah bagaikan paduan suara (koor). Walaupun warna suara sopran berbeda dari warna alto, tenor dan bas, namun kalau diarransemen, dipadu, akan mengeluarkan suara yang enak dan indah didengar. Demikian persatuan orang percaya, apabila kita mampu meletakkan perbedaan itu dalam perpaduan dan harmonisasi akan memperlihatkan kehidupan yang indah dilihat orang lain, dan nama Tuhan akan dipermuliakan.
Perbedaan itu tidak boleh dihilangkan, tetapi perbedaan itu harus dipelihara supaya boleh saling melengkapi. Jangan kita paksa orang Batak menjadi Jawa, orang Batak perlu belajar dari orang Jawa. Timor perlu belajar dari Menado. Jawa perlu belajar dari Ambon atau Papua. Jangan kita paksa jemaat lain menjadi jemaat kita,  tetapi jemaat kita perlu belajar dari jemaat lain. Gereja HKBP belajar dari gereja lain. 
Persatuan dan kesatuan boleh terwujud apabila ada kerendahan hati. Dalam kemajemukan itu harus ada kerendahan hati. Yang merasa lebih besar harus mampu merendahkan diri. Kebesaran dan kelebihan itu harus memaksa merendahkan diri. Kencana Sinamun Sela. Emas diperlihatkan seperti batu. Gold Disguised as stone.
Kerendahan hati membuahkan kepedulian dan kebersamaan. Kerendahan hati membuahkan saling menolong dan kerjasama. Apabila kita rendah hati maka kita mampu menghargai kelebihan orang lain. Apabila kita rendah hati kita mampu belajar dari orang lain. Apabila kita redndah hati, kita  boleh  mengayomi orang lain.
Biar laut memecah pulau, jangan gelombang membelah buritan. Biar maut memisah raga, orang percaya jangan pecah persatuan.

Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...