Sabtu, 03 Mei 2014

Renungan Minggu - 20 April 2014 (Paskah)

RENUNGAN MINGGU PASKAH

Lahir, hidup, berkarya lalu mati itulah proses kehidupan yang dialami manusia. Awal kehidupan adalah kelahiran, akhir kehidupan adalah kematian. Kita belum pernah melihat atau mendengar ada manusia yang bangkit dari liang kubur (mati). Sementara di hari Paskah ini, Firman Tuhan berkata : Kristus telah bangkit. Hari ini adalah hari peringatan kebangkitan Tuhan Yesus; peristiwa yang dirayakan orang Kristen setiap tahun. Itu menandakan bahwa peristiwa yang kita pestakan hari ini adalah luar biasa. Luar biasa karena belum pernah kita melihat orang bangkit dari kematian. 

Merayakan ulang tahun kelahiran dan kematian adalah kebiasaan manusia; karena semua manusia, kecuali Adam dan Hawa, hadir di dunia melalui kelahiran, termasuk Tuhan Yesus. Belum ada manusia yang merayakan ulang tahun kebangkitan. Yesus lahir di Betlehem, hidup dan berkarya selama 3 tahun, mati di kayu salib, dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga bangkit dari kematian. Belum seorang pun dari manusia yang mengalami proses kehidupan seperti itu. Itu menunjukkan fakta yang luar biasa dalam peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus; Yesus tidak tunduk dan tidak dikuasai oleh siapapun. Kematian, yang paling ditakuti manusia tidak mampu menguasai Yesus. Kematian telah ditaklukkan Kristus. Kebangkitan Yesus adalah fakta. Fakta itu yang disaksikan Petrus dalam nats kotbah pada hari Minggu ini, Kisah 10, 34-43. 

Kebangkitan Tuhan Yesus, bukan untuk kepentingan diriNya, tetapi untuk kepentingan, kelangsungan hidup manusia. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah untuk membangkitkan manusia dari kematiannya. Paulus berkata dalam 1 Korintus 15, 13 “Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan”. Peristiwa kebangkitan adalah peristiwa yang menentukan hidup kita. Kalau peristiwa kebangkitan tidak terjadi, tidak ada gunanya kita berdoa, sebab Kristus yang sudah meninggal tak mungkin mendengar doa kita. Kalau Kristus tidak dibangkitkan, apa gunanya kita membaca FirmanNya, sebab FirmanNya tidak berlaku. Kalau Kristus tidak dibangkitkan, Dia hanya pahlawan yang sudah gugur. Sehebathebatnya pemikiran yang ditinggalkan seorang pahlawan, ia tokh tidak bisa memimpin kita di masakini. Padahal yang kita butuhkan adalah Juruselamat dan pemimpin hidup untuk masakini. 

Kenyataannya adalah: Kristus bangkit dan hidup. Ia hidup hingga kini. Dia memerintah kita dengan Roh dan FirmanNya. Hari Kebangkitan Yesus (Paskah) adalah peristiwa pelantikan Yesus menjadi Tuhan dan Allah, menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Itu berarti, bahwa dengan peristiwa Paskah, kita menerima kepastian pengampunan dosa, kepastian iman dan kepastian hidup. Paulus berkata, “Syukur kepada Allah, yang memberikan kepada kita kemenangan oleh Kristus, Tuhan kita”, 1 Kor.15,57. 

Peringatan kebangkitan Tuhan Yesus sering disebut Paskah. Paskah berasal dari kata ”pesakh” dalam bahasa Iberani, artinya berlalu atau melewati. Sebagai hukuman Allah atas Firaun, pada malam itu anakanak sulung orang Mesir akan dibunuh, tetapi keluarga Israel akan diluputkan. Untuk itu semua keluarga Israel diminta menyembelih seekor anak domba. Darah domba itu dioleskan pada tiang dan ambang atas pintu, selaku tanda bahwa hukuman Allah tidak akan berlaku atas rumah itu, melainkan melewatinya. Demikian halnya dengan peristiwa kebangkitan Kristus, dengan kebangkitan Yesus kita dilewatkan dari hukuman, kita diselamatkan dari kematian. Itu sebabnya hari peringatan kebangkitan Tuhan Yesus akrab disebut dengan Paskah. 

Selamat Paskah.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...