Rabu, 24 November 2021

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN

DALAM KEKUDUSAN

(1 Tesalonika 3: 9-13)



Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. Lukas mencatatkan bahwa misi Paulus dan Silas ke Tesalonika, menyebabkan pertobatan orang Tesalonika kepada Kristus. (Kis.7). Kekristenan di sana begitu mudah terancam karena kota itu penuh dengan patung-patung berhala.

Paulus berbicara kepada orang-orang Tesalonika untuk berpaling dari berhala-berhala, kepada Allah melayani Allah yang hidup dengan hidup benar serta menantikan anak-Nya dari surga, yang dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang. (1 Tes.1:9-10).

Demikianlah orang-orang percaya Tesalonika telah mulai mengikuti Raja baru, dan berusaha hidup seperti Kristus Yesus, berpaling dari norma kehidupan lama. Sukacita dan rasa syukur pun diungkapkan. Rasul Paulus tidak dapat menahan kegembiraannya dan bahkan terkejut karena penyambutan orang-orang Tesalonika. Maka suratnya ini berusaha untuk memuji orang Tesalonika atas iman mereka dan mendorong mereka untuk tetap setia bahkan dalam menghadapi kesulitan (1 Tes.2:14). Perikop khotbah ini memberikan gambaran tentang kerinduan Paulus yang sungguh-sungguh untuk dapat bertemu dengan jemaat Tesalonika lagi. Paulus pun mengerahkan Timotius untuk memeriksa orang-orang percaya ini. Paulus menceritakan kabar baik yang dia terima dari Timotius, yang telah melaporkan kekuatan iman dan kasih orang Tesalonika (1 Tes.3:6). Melawan segala rintangan yang ada, jemaat tetap setia. Orang-orang percaya telah bertahan menghadapi tekanan yang mereka hadapi dari para pejabat kekaisaran, oleh orang-orang Yahudi, dan oleh praktek-praktek iman mereka sebelumnya (1 Tes.1:9).

Akhirnya, Paulus mengingatkan mereka bahwa Kristus akan kembali (1 Tes.3:13). Inilah kabar baik! Kristus akan kembali dan datang kepada mereka yang adalah milik-Nya, apakah mereka dalam keadaan hidup atau mati (1 Tes.4:13-18). Datang kembali membawa damai sejati (1 Tes.5:23). Kembalinya Kristus menandakan kemenangan akhir Allah. Jadi, orang Tesalonika dan semua orang percaya sepanjang masa, hidup dalam harapan dengan kepastian Yesus Kristus akan kembali. Dalam penantian ini, kiranya Tuhan menjadikan kita berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang.

Di tengah kesulitan yang tengah kita hadapi, kita sering mengeluh dan bertanya, Mengapa ini terjadi? atau Mengapa aku yang menderita? Marilah mengatasi masa-masa sulit itu dengan meminta pertolongan Tuhan, agar Dia meluaskan kasih-Nya di dalam hati kita dan menolong kita memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada untuk makin mengasihi Tuhan dan sesama. Amin. Selamat hari Minggu! –NS-

Rabu, 17 November 2021

RENUNGAN MINGGU AKHIR TAHUN GEREJA SETELAH TRINITATIS, 21 NOVEMBER 2021

 MENGHITUNG HARI

MAZMUR 90:1–12

 


Pengalaman rohani kita pada masa lalu akan menghantar kita kepada kesaksian iman, dan juga menjadi kekuatan baru dalam menjalani hari-hari kehidupan kita selanjutnya. Pengalaman masa lalu juga akan menghantar kita menghitung hari-hari kita, dalam artian belajar memaknai hidup dengan segala pergumulannya. Belajar memahami hidup dengan segala keterbatasannya. Hidup kita terbatas, semuanya akan berlalu sebagaimana juga yang disuarakan dalam kitab pengkhotbah 3 (semuanya ada waktunya) semuanya mengalir (Panta Rhei). Bagaimanakah kita akan menyikapinya selanjutnya?

Menghitung hari, bukan berarti kita menghitung hari-hari kalender kehidupan yang telah kita lalui (hari Senin–Sabtu; Januari–Desember; tahun 1-2021); dengan tujuan supaya kita beroleh hikmat dan pengertian (ay. 12). Mengapa kita bermohon kepada TUHAN supaya mengajari kita menghitung hari-hari kita? sebab muncul kesadaran iman pemazmur dalam pengenalannya terhadap TUHAN yang adalah: Tempat perteduhan; Allah yang kekal yang sudah ada sebelum dunia dijadikan dan tidak berakhir (Alfa dan Omega); Allah sang Pencipta. Pemazmur melihat dia aman karena dia memiliki tempat perteduhan (Allah sebagai rumahnya = tempatnya berteduh); Jadi bukan karena ia memiliki sesuatu sehingga ia merasa aman. Akan tetapi adalah karena ia memiliki hubungan yang baik, yang intim/akrab dengan TUHAN. Pemazmur juga menyadari bahwa dirinya hanyalah debu, rumput yang sebentar kelihatan dan kemudian lenyap (Yak 4:14: sama seperti uap); Dalam artian menggambarkan kemahakuasaan Allah dibandingkan dengan kelemahan dan kefanaan manusia.

Pemazmur mengajak kita untuk menghitung hari, jikalau dalam ay. 10 disebut bahwa masa hidup kita hanyalah 70–80 tahun, itu menandakan begitu fananya kehidupan ini, begitu cepatnya berlalu; oleh sebab itu bagaimana kita memaknai kesempatan yang singkat ini dalam pembentukan moralitas dan spiritualitas kita untuk semakin baik. Menghitung hari hingga beroleh hikmat dan pengertian, untuk semakin menyadari bahwa TUHANlah yang berkuasa penuh dalam kehidupan kita; sehingga bagaimana kesempatan yang terbatas itu dapat kita pergunakan untuk memuji dan memuliakan TUHAN, melakukan apa yang berkenan kepadaNya. Amin. Selamat hari Minggu! -HS-

PERJANJIAN PERKAWINAN MICHAEL HASIBUAN DAN DEWI AYU NAOMI RUMBAYAN

 

ACARA KEBAKTIAN

PERJANJIAN PERKAWINAN/MENIKAH

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

Kamis, 18 November 2021

Pukul 11.00 WIB


Novan Michael Hasibuan

dan

Dewi Ayu Naomi Rumbayan

 

 


Jl. Perumahan Taman Pondok Gede Blok H No.1-3

Pondok Gede RT 04 RW 01 Kelurahan Jatirahayu

Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi

Provinsi Jawa Barat

Telp. (021) 8467284

 

I.       Pra Ibadah

1.      Persiapan di ruang konsistori (Calon mempelai, orangtua dan Majelis Gereja berdoa bersama)

2.         Calon mempelai dan keluarga memasuki gereja

 

II.    Ibadah

1.       Bernyanyi KJ No. 3:1-2 Kami Puji dengan Riang

1. Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;

Bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.

Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.

Sumber suka yang abadi, b’ri sinar-Mu menyerap.

          

---Jemaat Berdiri---

 

2. Kau memb’ri, Kau mengampuni Kau limpahkan rahmat-Mu

Sumber air hidup ria, lautan kasih dan restu.

Yang mau hidup dalam kasih Kau jadikan milik-Mu

Agar kami menyayangi, meneladan kasih-Mu.

 

2.      Votum, Introitus, Doa (L= Liturgis; J= Jemaat)

L: Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan Nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan bumi. Amin. Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu

J:   Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu

L: Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Haleluya! (Marilah kita berdoa:) Ya Tuhan Allah, Bapa kami yang bertakhta di surga. Terima kasih Tuhan, karena Engkau membimbing kedua Calon Pengantin Novan Michael Hasibuan dan Dewi Ayu Naomi Rumbayan hendak berjanji di hadapan-Mu. Mereka berdua akan berjanji untuk menikah sesuai dengan kehendak Tuhan. Kami mohon agar Tuhan berdiam dalam hati mereka, sehingga janji yang hendak mereka ikrarkan diikat oleh kasih dan kehendak-Mu. Berkati mereka agar pernikahan mereka kelak membawa sukacita dan kebahagiaan bagi mereka berdua, bagi keluarga, dan juga menjadi berkat bagi masyarakat serta jemaat-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami berdoa.

J:   Amin. ---Jemaat Duduk---

 

3.      Bernyanyi KJ No. 457:1+4 Ya Tuhan, Tiap Jam

1.         Ya Tuhan, tiap jam ‘ku memerlukan-Mu

Engkau yang memb’ri sejahtera penuh

Setiap jam ya Tuhan, Dikau ‘ku perlukan

Ku datang, Jurus’lamat berkatilah

 

(Calon Pengantin dan orangtua berdiri di tempat)

 

4.         Ya Tuhan tiap jam ajarkan maksud-Mu

B’ri janji-Mu genap di dalam hidupku

Setiap jam ya Tuhan, Dikau ‘ku perlukan.

Ku datang, Jurus’lamat berkatilah

 

4.      Membaca Naskah Ikat Janji Perkawinan/Pernikahan

 

5.      Klarifikasi dan Penegasan kepada:

6.1.Kedua Calon Pengantin

6.2.Orangtua Calon Pengantin

 

6.      Penandatanganan Berita Acara Ikat Janji Perkawinan

7.1.  Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.2.  Orangtua Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.3.  Saksi dari pihak Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.4.  Majelis Gereja Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.5.  Pelayan Ikat Janji Perkawinan

7.6.  Pemberitahuan

 

7.  Bernyanyi KJ No. 369a:1 Ya Yesus ‘Ku Berjanji

(Calon Pengantin menuju altar)

Ya Yesus, ‘ku berjanji setia pada-Mu;

’Kupinta Kau selalu dekat ya Tuhanku

Di kancah pergumulan jalanku tak sesat

      Kar’na Engkau Temanku, Pemimpin terdekat

 

8.        Tukar Cincin

Calon Pengantin Laki-laki: Terimalah cincin ini sebagai simbol kasih setiaku yang tidak akan berubah kepadamu.

Calon Pengantin Perempuan: Terimalah cincin ini sebagai simbol kasih setiaku yang tidak akan berubah kepadamu.

(Calon Pengantin kembali ke tempat duduk)

 

9.         Bernyanyi PKJ No 285:1 Bila Badai Hidup Menerpamu

Bila badai hidup menerpamu dan cobaan pun datang mengganggu

Hanya satu janji harapanmu; Ya janji Tuhanmu, pegang teguh.

Biar gunung-gunung pun beranjak serta bukit-bukit pun bergoncang

Kasih dan setia dari Tuhan ‘kan melindungi tetap teguh

Pegang selalu janji Tuhan jangan lepaskan walau siang atau malam

Enyahlah takut atau bimbang Tuhanlah pemilik hidupmu, hidupmu.

Biar gunung-gunung pun beranjak serta bukit-bukit pun bergoncang

Kasih dan setia dari Tuhan. :,: kan melindungi tetap teguh :,:

 

10.        Khotbah

 

11.    Bernyanyi KJ No. 393:1-3 Tuhan, Betapa Banyaknya

{Persembahan I (Huria) & II (Sosial)}

      1.         Tuhan betapa banyaknya berkat yang Kau beri

Teristimewa rahmat-Mu dan hidup abadi

          Reff.:   T’rima kasih ya Tuhanku, atas keselamatanku!

Padaku telah Kau beri hidup bahagia abadi

2.         Sanak, saudara dan teman Kau b’ri kepadaku

          Berkat terindah ialah:’ku jadi anak-Mu. Reff.: ...

--------Musik-------

3.                  Setiap hari rahmat-Mu tiada putusnya

          Hendak kupuji nama-Mu tetap selamanya. Reff.: ...

 

12.     Doa Penutup (Jemaat Berdiri)

 

III.   Kata Sambutan Mewakili Keluarga Kedua Calon Pengantin

IV.   Bersalaman

(Calon Pengantin berdiri di depan Altar menghadap jemaat)

PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA Jumat, 19 November 2021

 PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

Jumat, 19 November 2021


“ARTI PERSEMBAHAN DALAM IBADAH”

 





1.  Menyanyi BN HKBP No. 815: 1-2 Indahnya Saat yang Teduh D=Do 6/8

 

1.       Indahnya saat yang teduh, di hadirat-Nya yang kudus

Bapaku setia s’lalu, Dia t’rima permohonanku

Dikala susah dan resah, jiwaku dihiburkan-Nya

‘Ku bebas dari cobaan, saat berdoa pada-Nya

 

2.       Indahnya saat yang teduh, senang, bahagia hidupku

Hatiku rindu selalu, berdoa saat yang teduh

Bersama umat yang kudus, ‘ku ingin lihat wajah-Mu

Tuhanku Yesus Penebus, di dalam doa yang teduh

 

2.  Doa Pembuka (A. XX/ B. 8; D. XX/ 75) Ayat Harian Almanak HKBP:

 

Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. (On do hiras ni rohanta maradophon Ibana: Molo tapangido manang aha marguru tu lomo ni rohana, tangihononna do hita.) 1 Yohanes 5: 14

 

3.  Pembacaan Nats:

 

Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. (Kejadian  8:21).

 

“ARTI PERSEMBAHAN DALAM IBADAH”

 

Nuh mendirikan mezbah memberikan persembahan bagi TUHAN, setelah semua rombongannya keluar dari bahtera bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.

Satu di antara bentuk pengungkapan rasa syukur kita kepada Tuhan Allah sumber segala berkat, adalah memberi persembahan. Ketika kita memberi persembahan, maka pemberian itu harus dilandasi dengan ketulusan dan kejujuran. Dengan memahami bahwa kita memberi persembahan, sebagai wujud syukur dan sukacita kita atas kasih, anugerah dan berkat Tuhan yang sudah Dia berikan dalam hidup kita. Ini menunjukkan bahwa kita tidak melupakan Tuhan sebagai pemberi berkat. Ada contoh awal memberi persembahan, yaitu: “Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.” (Kejadian 4: 3-4). Persembahan sesuai dengan bentuk pendapatan masing-masing.

 

Pada kitab Ulangan 26:1-11, menyatakan tentang salah satu ketetapan Tuhan Allah bagi kehidupan umat-Nya Israel, ketika mereka telah masuk dan tinggal di negeri yang dijanjikan Allah yaitu Kanaan. Melalui Musa, Tuhan Allah mengingatkan umat-Nya Israel, untuk mempersembahkan hasil pertama (buah bungaran) dari segala usaha mereka. Perintah atau ketetapan Allah ini, bukan untuk kepentingan Allah, tetapi lebih dipahami sebagai bentuk pengucapan syukur kepada Allah atas kemurahan-Nya yang besar, yang telah membebaskan, menuntun dan menyertai umat-Nya keluar dari tanah Mesir dalam masa pengembaraan di padang gurun bahkan ketika diperkenankan Tuhan untuk masuk di tanah Kanaan. Umat juga hendak diarahkan untuk memahami bahwa Allah adalah pemberi hidup, Dialah yang menganugerahkan segala yang diperlukan, sehingga ketika umat mempersembahkan hasil pertama mereka di tanah yang diberikan Tuhan Allah kepada mereka, itu merupakan milik Allah, juga sebagai tanda bahwa hanya karena kemurahan dan kebaikan Allah, mereka ada di negeri yang telah dijanjikan oleh Allah.

 

Karena itu, Allah juga menetapkan bagaimana seharusnya persembahan itu diberikan. Persembahan itu harus ditaruh di dalam bakul, kemudian bakul itu diserahkan kepada Imam, menunjukkan bahwa Israel telah memiliki negeri itu sesuai dengan janji Allah. Sesudah itu, ada ungkapan doa yang isinya hendak mengingatkan kembali karya-karya agung Allah, yang berkenan membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir, bahkan yang telah menunjukkan kasih setia-Nya dan rahmat-Nya yang besar, sehingga umat Israel memasuki negeri Kanaan yang berlimpah susu dan madunya dengan selamat. Kebaikan-kebaikan Allah yang besar ini, menjadi perenungan bagi umat Israel, yang harus diwujudkan dalam bentuk pemberian persembahan kepada Allah.

Wujud dari ketaatan dan kesetiaan kita kepada Tuhan Allah yang hidup, adalah ketika dengan penuh ketulusan dan kejujuran, kita melakukan segala yang dikehendaki oleh Allah. Allah sendiri yang memberikan aturan atau ketetapan-Nya kepada umat Israel untuk memberikan persembahan dari hasil pertama usaha mereka di negeri yang diberikan oleh Tuhan Allah. Dengan terus mengingat karya selamat Allah dalam perjalanan dan perjuangan hidup umat.

 

Demikian juga dengan kita sebagai gereja Tuhan, kita belajar dari kehidupan umat Israel di masa lampau. Dalam perjalanan hidup kita, ada banyak bahkan tak terhitung berkat Tuhan, kebaikan Tuhan, kemurahan-Nya dan anugerah-Nya kita terima dan alami. Sehingga sangatlah beralasan apabila kita terpanggil untuk memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki sebagai persembahan bagi Tuhan. Kita memberikannya berupa persembahan syukur HUT, persepuluhan atau persembahan Pesta Panen, atau persembahan-persembahan syukur lainnya.

 

Pesta Gotilon (Panen atau menuai) telah menjadi salah satu tradisi di gereja HKBP atau barangkali di gereja-gereja lain juga, dilakukan sekali setahun. Sejak awal para misionaris hingga berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), telah menggiatkan pesta gotilon sebagai salah satu pesta gereja tahunan, yang dilakukan setelah selesai panen. Makna yang ditanamkan untuk mensyukuri hasil panen yang dipercaya sebagai berkat Tuhan. Jemaat kaum ibu dihimbau untuk membawa serta hasil tanamannya terutama hasil dari sawah atau ladang berupa beras atau padi, buah-buahan, lampet atau sagusagu (kue tradisional batak terbuat dari tepung beras). Biasanya itu dibawa dalam tandok (sumpit tradisonal Batak). Lampet atau sagusagu dimakan bersama oleh seluruh warga jemaat yang hadir setelah kebaktian Minggu. Sedangkan beras atau padi itu disimpan dalam lumbung gereja atau dijadikan dalam bentuk uang. Kaum bapak dan Naposobulung (pemuda-pemudi) membawa persembahannya berupa uang yang dimasukkan dalam amplop. Semua persembahan diperuntukkan untuk dana keperluan operasional gereja. Tradisi ini hingga sekarang masih terus dipertahankan oleh HKBP, baik yang berada di daerah perantauan perkotaan di mana warga jemaatnya tidak lagi hidup dari hasil pertanian. Pesta Goliton terinspirasi oleh tradisi keagamaan umat Israel dalam kitab Keluaran 23: 10-19 memerintahkan tiga macam perayaan (ayat 10-12): tentang tahun Sabat dan hari Sabat. (ayat 15) tentang hari raya Roti Tidak Beragi. (ayat 16) tentang hari raya menuai (Pesta Gotilon). Dalam perayaan Pesta Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel. 23:17) dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang pertama keluar) hasil tanah (Kel. 23: 19). Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50) karena dirayakan 50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya Roti Tidak Beragi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir yang biasa disebut Paskah. Dalam perayaan Kristen saat ini, maka Pesta Gotilon sama dengan peringatan Turunnya Roh Kudus yang sering kita sebut hari Pentakosta, yang kemudian dipadu dengan budaya Batak, berupa pesta tahunan masyarakat Batak sehabis panen yang di maulai dengan mendoakan benih yang akan ditanam. Bagi umat Kristiani sekarang ini Pesta Gotilon dimaknai sebagai kesadaran bahwa begitu besar kasih karunia Tuhan, maka wajib disyukuri. Kesadaran saling membantu, saling tolong menolong, setiap anggota jemaat sesuai dengan talenta dan berkatnya masing-masing menopang seluruh pelayanan dan program kerja gereja untuk berjalan dengan baik. (bandingkan Galatia 6: 2).

 

Tuhanlah pemberi hidup, sukacita dan berkat. Bahkan ketika kita memberi dengan penuh sukacita, maka sesungguhnya tidak ada yang hilang atau yang berkurang dalam hidup kita, justru kita semakin kaya di dalam iman kepada Allah sumber segala berkat. Dengan demikian, ketika kita memberi persembahan, itu bukanlah beban, melainkan wujud tanggung jawab iman kita kepada Allah, karena Dialah yang telah mencurahkan berkat lewat usaha, kerja bahkan pelayanan kita. Sehingga yang terbaik dari hidup kitalah yang harus kita persembahkan. Amin.

 

5. Diskusi

 

5.1. Apakah Anda seseorang yang telaten dengan secara khusus mempersiapkan persembahan sejak jauh-jauh hari?

52. Bagaimana pengalamanmu ketika memberi persembahan, di tempat duduk atau ke depan Altar?

 

6.  Menyanyi BN HKBP No. 223: 1 ‘Ku Sembah Kau Tuhan As=Do 4/4

 

1.         ‘Ku sembah kau Tuhan, dengarkanlah. Nyatakan padaku, kehendak-Mu.

Kiranya kasihku, bertambah pada-Mu. Makin teguh, setiaku.

 

7.   Doa Syafaat

 

8.  Menyanyi BN HKBP No. 714: 1-2 Tuhan Kau Gembala Kami Es=Do 4/4 (Persembahan)

 

1.    Tuhan Kau gembala kami, pimpin kami domba-Mu.

B’rilah kami hati damai, menikmati rahmat-Mu.

Reff.:              Tuhan Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu

 

2.     Tuhan gembala setia, sobat agung terdekat,

Jauhkanlah pencobaan, bawa orang yang sesat.

Reff.:              Tuhan Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat, gembalakan umat-Mu.

 

9. Doa Bapa Kami - Berkat

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH EMPAT SETELAH TRINITATIS, 14 NOVEMBER 2021

 WASPADAH, JANGAN SESAT

 

(Markus 13: 1-8)




 

Pesta Gotilon (Panen atau menuai) telah menjadi salah satu tradisi di gereja HKBP atau barangkali di gereja-gereja lain juga, dilakukan sekali setahun. Sejak awal para misionaris hingga berdirinya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), telah menggiatkan pesta gotilon sebagai salah satu pesta gereja tahunan, yang dilakukan setelah selesai panen. Makna yang ditanamkan untuk mensyukuri hasil panen yang dipercaya sebagai berkat Tuhan. Jemaat kaum ibu dihimbau untuk membawa serta hasil tanamannya terutama hasil dari sawah atau ladang berupa beras atau padi, buah-buahan, lampet atau sagusagu (kue tradisional batak terbuat dari tepung beras). Biasanya itu dibawa dalam tandok (sumpit tradisonal Batak). Lampet atau sagusagu dimakan bersama oleh seluruh warga jemaat yang hadir setelah kebaktian Minggu. Sedangkan beras atau padi itu disimpan dalam lumbung gereja atau dijadikan dalam bentuk uang. Kaum bapak dan Naposobulung (pemuda-pemudi) membawa persembahannya berupa uang yang dimasukkan dalam amplop. Semua persembahan diperuntukkan untuk dana keperluan operasional gereja. Tradisi ini hingga sekarang masih terus dipertahankan oleh HKBP, baik yang berada di daerah perantauan perkotaan di mana warga jemaatnya tidak lagi hidup dari hasil pertanian. Pesta Goliton terinspirasi oleh tradisi keagamaan umat Israel dalam kitab Keluaran 23: 10-19 memerintahkan tiga macam perayaan (ayat 10-12): tentang tahun Sabat dan hari Sabat. (ayat 15) tentang hari raya Roti Tidak Beragi. (ayat 16) tentang hari raya menuai (Pesta Gotilon). Dalam perayaan Pesta Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel. 23:17) dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang pertama keluar) hasil tanah (Kel. 23: 19). Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50) karena dirayakan 50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya Roti Tidak Beragi dirayakan untuk memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir yang biasa disebut Paskah. Dalam perayaan Kristen saat ini, maka Pesta Gotilon sama dengan peringatan Turunnya Roh Kudus yang sering kita sebut hari Pentakosta, yang kemudian dipadu dengan budaya Batak, berupa pesta tahunan masyarakat Batak sehabis panen. Bagi umat Kristiani sekarang ini Pesta Gotilon dimaknai sebagai kesadaran bahwa begitu besar kasih karunia Tuhan, maka wajib disyukuri. Kesadaran saling membantu, saling tolong menolong, setiap anggota jemaat sesuai dengan talenta dan berkatnya masing-masing menopang seluruh pelayanan dan program kerja gereja untuk berjalan dengan baik. (band. Galatia 6: 2).

Perikop Markus 13: 1-8, saat murid-murid Yesus sibuk mengagumi bait Allah versi Herodes Agung. Pendirian bait Allah ini semata-mata demi membangun ambisinya untuk berkuasa di Yehuda dengan tanpa mendapatkan banyak hambatan. Lalu Yesus berkata kepada salah seorang murid: "Kau lihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." (ay. 2). Ramai orang ingin mengetahui hal-hal yang akan terjadi pada akhir zaman. Mereka ingin tahu bila dan apa yang akan terjadi kepada bumi dan segala isinya. Sebagian orang merasa takut dan tidak kurang di antaranya berusaha mencari jalan untuk menghindarinya. Sementara sebagian lagi hanya bersikap pasrah. Apa sebenarnya yang Alkitab katakan tentang akhir zaman? Benarkah itu sesuatu yang menakutkan bagi orang yang percaya kepada Allah? Bagaimanakah kita harus menghadapi akhir zaman itu? Waspadalah, jangan sesat! Tidak seorang pun tahu bila hari Tuhan akan datang. Tetapi satu hal boleh kita yakini, bahwa selama kita berada di dalam Tuhan, berlindung pada anugerah-Nya, tidak akan ada hal apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, kepada-Nyalah kita menyerahkan diri. Kepada-Nya jugalah kita bersyukur dan menyerahkan persembahan Pesta Gotilon kita. Amin. Selamat hari Minggu! -NS_

Jumat, 05 November 2021

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH TIGA SETELAH TRINITATIS, 07 NOVEMBER 2021

 MENGASIHI BUMI DAN SEGALA ISINYA

MAZMUR 146:1–10




 

Memuji dan memuliakan Tuhan melalui nyanyian dan mazmur adalah merupakan ciri khas kehidupan orang Kristen, artinya seluruh kehidupan umat percaya tidak terlepas dari nyanyian pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Ada banyak alasan kita untuk menyanyikan mazmur bagi Tuhan: Pertama: adalah sebuah pengakuan bahwa Allah kita adalah TUHAN yang menciptakan segala sesuatunya, yang berkuasa dan berdaulat penuh atas seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia. Kedua: Allah kita adalah TUHAN yang setia pada janji-Nya, janji keselamatan, pemeliharaan-Nya atas seluruh ciptaan-Nya. Ketiga: Allah kita adalah TUHAN yang peduli kepada penderitaan, persoalan kehidupan umat-Nya. Keempat: Allah kita adalah TUHAN yang penuh belas kasih dan adil, yang membela dan menolong orang-orang lemah, yang memberikan kesembuhan bagi orang sakit, yang menegakkan keadilan bagi mereka yang tertindas, yatim, janda, pendatang.

 

Pemazmur mengajak kita senantiasa untuk selalu berharap dan bersandar pada TUHAN, sebab DIA adalah Allah yang kekal, yang awal; dan yang akhir dan yang kasih setia-Nya tidak pernah berakhir. Adalah lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia; adalah lebih baik berlindung pada TUHAN, daripada percaya kepada para bangsawan (Mazmur 118:8-9); Pemazmur mengajak kita memuji TUHAN, karena DIAlah satu-satunya yang dapat kita andalkan dalam kehidupan kita, bukan manusia ataupun bangsawan, sebab kehidupan manusia hanyalah seperti angin/nyawa yang dihembuskan. Jika nyawa itu hilang ia mati. Pertolongan manusia hanyalah sesaat dan sementara. Sebaliknya berharap akan Tuhan, tidak pernah sia-sia. DIAlah yang berdaulat penuh dalam kuasa kasih-Nya yang senantiasa memelihara seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia.

 

Bagi orang Kristen bermazmur memberikan kita sebuah perspektif dalam melihat dan memahami seluruh persoalan kehidupan kita, melihat dari sudut pandang yang luas, bukan dari sudut yang sempit, bagaimana kita dapat melihat dan memahami kedaulatan Allah juga kasih-Nya. Itu sebabnya kita diminta untuk jangan sekali-kali bersandar dan berharap pada pertolongan manusia, atau orang-orang berkuasa, sebab semuanya hanya bersifat sementara; akan tetapi berharaplah, mari kita arahkan pandang kita kepada DIA, TUHAN yang mau dan berkenan mendengar dan menjawab doa-doa kita, yang menolong kita pada waktunya; sehingga kita dimampukan bersyukur dalam segala hal. Amin.-HS-

Ikat Janji Perkawinan: Dolok Steven Butarbutar, S.T., M.Sc. Dan Martha Tiur Cory Ruth br. Manurung, S.E., MLSCM.

 

ACARA KEBAKTIAN

PERJANJIAN PERKAWINAN/MENIKAH

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

Sabtu, 23 Oktober 2021

Pukul 11.30 WIB

 

Dolok Steven Butarbutar, S.T., M.Sc.

&

Martha Tiur Cory Ruth br. Manurung, S.E., MLSCM.

 

 


Jl. Perumahan Taman Pondok Gede Blok H No.1-3

Pondok Gede RT 04 RW 01 Kelurahan Jatirahayu

Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi

Provinsi Jawa Barat

Telp. (021) 8467284

 

I.       Pra Ibadah

1.      Persiapan di ruang konsistori (Kedua Calon Pengantin, Orangtua dan Majelis gereja berdoa bersama)

2.         Calon Pengantin dan keluarga memasuki gedung gereja

II.    Ibadah

1.       Bernyanyi BN. HKBP No. 15:1-2

Andai ‘Ku Punya Suara Indah (BL. 103) F=Do

1.    Andai ‘ku punya suara indah, seribu kali suaraku.

Aku bermazmur sangat indah, dari seluruh jiwaku.

Hatiku sangat bergemar, memuji karya cipta-Mu.

(Jemaat Berdiri)

2.    Andaikan suaraku menjangkau semua Alam ciptaan-Mu.

Akan ‘ku ajak semua makhluk, Nyanyikan kidung bagi-Mu.

Hendaklah jiwa ragaku, memuji Tuhan Allahku.

2.      Votum Introitus - Doa (L: Liturgis – J: Jemaat)

L: Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan Nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan bumi.

J:   Amin.

L:  Dan Allah berfirman: ”Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: Busur-Ku Kutaruh di awan,

J:   Supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. Demikian firman Tuhan.

L: Haleluya! (Marilah kita berdoa:) Ya Tuhan Allah, Bapa kami yang bertakhta di surga. Syukur dan terima kasih kami ucapkan kepada-Mu Tuhan, karena Engkau membimbing kedua Calon Pengantin hendak berjanji di hadapan-Mu. Mereka berdua akan berjanji untuk menerima pemberkatan perkawinan sesuai dengan kehendak-Mu. Kami mohon agar Tuhan berdiam dalam hati mereka, sehingga janji yang hendak mereka ikrarkan diikat oleh kasih dan kehendak-Mu. Berkati mereka agar perkawinan mereka kelak membawa sukacita dan kebahagiaan bagi mereka berdua, bagi keluarga, dan juga menjadi berkat bagi jemaat-Mu dan masyarakat luas. Di dalam Nama Tuhan kami Yesus Kristus, kami berdoa.

J:   Amin. (Jemaat duduk)

3.      Bernyanyi BN. HKBP No. 763:1-2 Bila Yesus Sertamu G=Do

1.        Bila Yesus sertamu, s’lamatlah.

Yesus yang menolongmu, s’lamatlah.

Imanmu s’makin teguh. Pengharapanmu penuh.

Yesus dalam hidupmu, s’lamatlah.

Reff.:  S’lamatlah jiwamu, Bila Yesus sertamu s’lamatlah.

‘Kan bersinar bagimu, Bintang pengharapanmu,

Bila Yesus sertamu s’lamatlah.

(Calon Pengantin maju ke depan dan orangtua berdiri di tempat)

2.        Bila Yesus sertamu s’lamatlah, Dia jaga jiwamu s’lamatlah,

Tiru perbuatan-Nya dalam kasih sayang-Nya

Bila Yesus sertamu, s’lamatlah. Reff.: ...

4.      Membaca Naskah Ikat Janji Perkawinan

5.      Klarifikasi dan Penegasan kepada:

6.1.   Kedua Calon Pengantin

6.2.    Orangtua Calon Pengantin

6.      Penandatanganan Berita Acara Ikat Janji Perkawinan

7.1.  Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.2.  Orangtua Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.3.  Saksi dari pihak Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.4.  Majelis Gereja Calon Pengantin Laki-laki dan Perempuan

7.5.  Pelayan Ikat Janji Perkawinan

7.6.  Pemberitahuan

7.       Bernyanyi BN. HKBP No. 701:1

Padamu ‘Ku Berjanji F=Do

Pada-Mu ’ku berjanji ya Yesus Tuhanku.

’Ku ’kan tetap setia dan melayani-Mu.

Di dalam pergumulan tak takut hatiku,

Kar’na Kau besertaku pelindung hidupku.

  (Calon Pengantin menuju altar)

8.        Tukar Cincin

Calon Pengantin Laki-laki: Terimalah cincin ini sebagai simbol kasih setiaku yang tidak akan berubah kepadamu.

Calon Pengantin Perempuan: Terimalah cincin ini sebagai simbol kasih setiaku yang tidak akan berubah kepadamu.

(Calon Pengantin kembali ke tempat duduk)

 

9.            Bernyanyi BN. HKBP No. 766:1 Janji Yang Manis G=Do

Janji yang manis: “Kau tak ‘Ku lupakan.”

Tiada lagi takut dalam diriku.

Walau gelap perjalanan hidupku,

T’rang dari Tuhanku menyinariku.

Reff.: “Kau tidak ‘kan Aku lupakan. Aku membimbingmu,

 Aku menuntunmu. Kau tidak ‘kan Aku lupakan.

 Aku penolongmu, yakinlah teguh.

 

10.     Khotbah:

 

11.    Bernyanyi BN. HKBP No. 714:1-4 Tuhan Kau Gembala Kami Es=Do {Persembahan I (Gereja) dan II (Sosial)}

1.   Tuhan Kau gembala kami, pimpin kami domba-Mu.

B’rilah kami hati damai, menikmati rahmat-Mu.

       Reff.: :,: Tuhan Yesus Jurus’lamat, Gembalakan umat-Mu :,:

2. Tuhan gembala setia, sobat Agung terdekat,

    Jauhkanlah pencobaan, bawa orang yang sesat. Reff.: ...

--------Musik-------

3.  Kami umat yang berdosa, ingat akan janji-Mu,

     ”Yang berdosa Kau terima”, Kau hapuskan dosaku. Reff.: ...

4.  Kami taat kepada-Mu, Turut akan p’rintah-Mu,

Penuhi hati umat-Mu, dengan kasih rahmat-Mu. Reff.: ...

 

12.         Doa Persembahan – Berkat

 

13.     (Menyanyikan) Amin, Amin, Amin.

 

III.   Kata Sambutan mewakili keluarga kedua Calon Pengantin

 

IV.   Bersalaman

(Calon Pengantin berdiri di depan Altar menghadap jemaat)

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...