Jumat, 02 Mei 2014

Renungan Minggu - 19 Januari 2014

RENUNGAN MINGGU Yesaya 49:1-7

“Kristus terang bagi bangsa-bangsa” demikian topik khotbah minggu ini, yang diambil dari Yesaya 49:1-7. Perikop ini merupakan salah satu cerita mengenai Hamba Allah yang Menderita. Para penafsir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hamba Allah merujuk kepada bangsa Israel, para nabi termasuk nabi Yesaya. Mereka-mereka adalah perantara Allah menyatakan keselamatan-Nya. Umat Israel adalah hamba Allah yang diharapkan menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain namun yang terjadi justru sebaliknya. Israel berkompromi dengan kekuatan bangsa-bangsa lain. Yesaya juga adalah hamba Allah yang menderita, yang memberitakan terang Allah serta menyerukan Israel agar bertobat. Hamba Allah yang menderita itu juga digenapi dalam Yesus Kristus. Dia menderita, mati dan dibangkitkan kembali agar dunia melihat terang abadi.

Yesaya menyebutkan identitasnya sebagai nabi pilihan Allah, bukan pilihan raja ataupun bangsa Israel. Status yang mulia tersebut sekaligus mengandung dan mengundang resiko berat: ditolak oleh umat-Nya, kecewa, gagal, sia-sia, putus asa (ay.4). Namun Yesaya mengingatkan dirinya sendiri dan umat Allah bahwa sebagai nabi pilihan, dia telah menjalani proses pembentukan sejak lahir. Allah yang membentuknya serta menjaganya “membuat mulutku pedang yang tajam, membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya,… membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya (ay. 2). 

Melalui renungan minggu Epiphanias ini, kita diingatkan kembali bahwa :

Pertama, kita adalah umat pilihan Allah. Sekalipun sedikit, minoritas namun berkualitas. Seperti ungkapan “Kecil-kecil cabe rawit”. Punya power yang menembus batas karena mengandalkan Allah yang berkuasa tak terbatas. Renungan ini sewajarnya menyentakkan hati orang percaya sebagai umat pilihan Allah. Berkarakter pilihan dan tidak mempermalukan Allah yang Memilih. Pertengkaran, ambisius, korupsi, egoisme, merasa paling benar, hebat, dll bukanlah sikap umat pilihan. Sikap seperti itu justru mempermalukan Sang Pemilih, yaitu Kristus. 

Kedua, Allah membekali dan menyertai kita. Allah tidak hanya memilih umat-Nya tetapi juga memperlengkapi dan menyertai mereka. Dipilih dari Mesir, diperlengkapi selama di padang gurun dan disertai hingga ke Kanaan. Gereja dipilih sekaligus diperlengkapi Roh Kudus untuk ambil bagian dalam misi Kristus. Gereja yang senantiasa mau diperlengkapi juga terpanggil untuk memperlengkapi/ memberdayakan umat. Umat pun harus mau diperlengkapi/diberdayakan sebagai tubuh Kristus. Dalam tahun Remaja dan Pemuda, gereja dan umat saling bergandengan tangan memperlengkapi dan memberdayakan. Menjadikan generasi muda yang Terlatih dan Tangguh menerobos kesulitan dan kemapanan. 

Ketiga, menjadi terang. Dunia dalam kegelapan. Pemberontakan yang berwajah ketidakadilan di bidang pendidikan, ekonomi, hukum; alam yang eksploitasi mengakibatkan banjir atau kemarau; gaya hidup konsumtif, hedonis, individualis merupakan sebagian gambaran awan gelap yang menyelimuti bangsa-bangsa. Dari dulu hingga kini, umat yang dipilih dan diberdayakan diutus menjadi terang. Firman Tuhan yang menjadi pelita dan menerangi jalan orang percaya sehingga mampu saling memahami, mengampuni, dan berkontribusi nyata. Dengan demikian dunia semakin merasakan anugerah Allah dan memberi hormat dan sujud menyembah-Nya karena merasakan terang Kristus dalam hidup keluarga orang percaya. 

Selamat beribadah, selamat hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...