Jumat, 02 Mei 2014

Renungan Minggu - 09 Februari 2014

RENUNGAN MINGGU V SETELAH EPIPHANIAS 

MATIUS 5:13-16

Pada saat penciptaan, dunia dan segala isinya, dikatakan ‘baik’ (Kej. 1:4,12,18,21,25). Dan untuk manusianya dikatakan ‘sungguh amat baik’ (Kej. 1:31). Tetapi dosa (Kej. 3) telah menyebabkan : Dunia ini penuh dengan orang yang tidak hidup dengan kebaikan Tuhan atau tidak peduli kepadaNya. Dunia ini penuh dengan dosa dan moral yang bejad. Dunia ini sedang menuju penghukuman Allah yang kekal. Dalam dunia yang seperti inilah Tuhan Yesus menyuruh kita menjadi Garam dunia dan Terang dunia.

Garam Dunia. 

Kalau kita digambarkan sebagai ‘garam’ itu tidak berarti bahwa kita harus sama dengan garam dalam segala hal. Sama seperti garam dalam hal :
1) Garam berfungsi untuk mengawetkan/mencegah kebusukan. 
Pada jaman di mana belum ada kulkas /freezer, maka garam penting sekali baik bagi pemburu maupun nelayan untuk mengawetkan daging binatang buruan / ikan, karena garam bisa mencegah pembusukan. kita adalah garam dunia, artinya adalah bahwa kita harus mencegah dunia dari kebusukan rohani. Kita bisa melakukan hal itu dengan memberitakan Injil kepada dunia. Dan Pemberitaan Injil itu harus disertai dengan kesaksian hidup yang baik dan dengan doa. Tujuannya adalah membawa orang kepada Kristus, karena Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh. 14:6 Kis. 4:12 1Yoh. 5:11-12). Memberitakan Injil yang benar, mencakup hal-hal ini: Menyatakan dosa. Menyatakan keadilan Allah/hukuman atas dosa. Memberitakan Yesus sebagai Allah yang menjadi manusia, yang lalu mati di salib sebagai pengganti manusia berdosa/untuk memikul hukuman manusia berdosa. Mendorong orang itu untuk mau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Menjelaskan hubungan iman dengan pertobatan dari dosa. Kalau kita memberitakan Injil dan orang yang kita injili itu mau datang kepada Kristus, maka ia akan dicegah dari pembusukan.
2) Garam membuat rasa enak pada makanan. 
Bagaimanapun pandainya seseorang memasak, kalau tidak ada garam, makanan menjadi hambar dan tidak enak. Jadi, garam mengenakkan makanan. Kita adalah garam dunia; artinya kehadiran kita harus mengenakkan orang-orang di sekitar kita. Mereka harus merasa senang dengan kehadiran kita. Tentu kita tidak akan melakukan hal yang menyenangkan orang tetapi bertentangan dengan Firman Tuhan. Misalnya : Mengantar orang ke dukun. Memberi tahu nomor Toto gelap. Hal lain yang harus kita ingat adalah bahwa hidup orang Kristen yang bagaimanapun baiknya tidak selalu menyenangkan orang dunia. Tuhan Yesus sendiri, yang hidupnya suci murni dan penuh kasih, tidak disenangi oleh banyak orang. Pada waktu kita memberitakan Injil, menegur dosa dan sebagainya, kita bisa mendapatkan permusuhan / kebencian (bdk. Gal 4:16 1Pet 3:13-14).
3) Garam mempengaruhi, bukan dipengaruhi. Kalau garam dimasukkan ke dalam makanan, garam menjadikan makanan itu asin, Jadi garam mempengaruhi makanan. Karena itu, kalau kita adalah garam dunia, maka kita harus mempengaruhi orang dunia, dan bukan sebaliknya, orang dunia yang mempengaruhi kita (bdk. Roma 12:2). 

Terang dunia. 

Sebetulnya kita bukan terang dunia (bdk. Yoh 1:6-8). Tuhan Yesuslah yang merupakan Terang dunia (Yoh 1:9 8:12 9:5). Kita adalah terang di dalam Tuhan (Ef. 5:8), atau dengan kata lain, kita memantulkan terang dari Tuhan. Beberapa hal tentang terang:

1) Terang berbeda secara menyolok dengan gelap. 
Karena itu kalau kita adalah terang, maka hidup kita harus berbeda secara menyolok dengan hidup orang dunia. Memang bukan berbeda dalam segala hal, tetapi hanya dalam hal yang merupakan dosa. Misalnya: Dalam kejujuran, dalam kerajinan, 

2) Terang tidak boleh disembunyikan. 
Ini terlihat dari: ay 15: ‘orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang’. ay 16: ‘hendaknya terangmu bercahaya di depan orang’. Jadi, kita tidak boleh terus menyendiri atau terus ada di gereja. Kita harus mau bergaul dengan orang dunia untuk ‘menerangi’ mereka. Ingat bahwa saudara tidak disebut dengan istilah ‘terang gereja’, tetapi ‘terang dunia’!

3) Terang memberi petunjuk. 
Ini bisa kita lakukan dengan memberitakan Injil, memberi nasihat / teguran, mengajak ke gereja yang benar.

4) Terang makin dibutuhkan di tempat yang semakin gelap. 
Makin gelap suatu tempat, maka terang semakin dibutuhkan di tempat itu. 

5) Terang mempengaruhi gelap, bukan sebaliknya (Yoh. 1:5). 
Sama seperti garam, terang mempengaruhi, bukan dipengaruhi.

~ Nikson Simangunsong ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...