Sabtu, 03 Mei 2014

Renungan Minggu - 23 Februari 2014

RENUNGAN MINGGU SEXAGESIMA

Mazmur 119: 33-40

Pada Minggu ini kita diingatkan tentang apa yang menjadi kesaksian Pemazmur tentang Taurat Tuhan sebagai sumber atau dasar mendapatkan kebahagiaan. Dalam bahasa Ibrani (Torah) berarti Pengajaran atau petunjuk (hal ini dihubungkan dengan petunjuk yang diberikan Tuhan kepada Musa di gunung Sinai) sampai akhirnya diartikan sebagai Hukum Taurat. Taurat ini merupakan peraturan yang harus ditaati untuk dapat memperoleh perkenaan Allah dan juga berkat Allah. Untuk mendapat kebahagiaan dan hidup yang sejati maka harus mendengar dan menaati petunjuk-petunjuk Allah (Taurat). (Lih. Mzm 1; 19; 119).

Taurat tersebut diajarkan turun temurun dengan ketat. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”. (Ulangan 6:4-9). 

Perintah ini membangun hubungan dengan TUHAN dan hubungan dengan TUHAN tersebut dituangkan oleh pemazmur dalam syair nyanyiannya : Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan! Teguhkanlah pada hamba-Mu ini janji-Mu, yang berlaku bagi orang yang takut kepada-Mu. Lalukanlah celaku yang menggetarkan aku, karena hukum-hukum-Mu adalah baik. Sesungguhnya aku rindu kepada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu! (Mazmur 119:33-40). 

Mazmur 119 menggambarkan bagaimana seorang yang merindukan firman Tuhan sebagai kehidupannya.

Pada waktu itu belum ada Injil seperti yang kita baca sekarang. Belum ada firman yang ditulis begitu teratur. Dari manakah mereka yang beriman mendapat pegangan atas perintah Tuhan? Hukum Taurat yang telah diberikan kepada mereka; terus menerus diceritakan turun temurun kepada generasi selanjutnya. Oleh sebab itu pengajaran orang tua kepada anaknya menjadi salah satu cara yang ampuh untuk meneruskan dan melestarikan Taurat Tuhan. 

Tentulah kita setuju betapa pentingnya mengajarkan Injil Kristus kepada anak usia dini; sejak dari kecil lagi untuk mempersiapkan mereka menjadi manusia yang betul-betul berilmu tinggi dan juga beriman yang tangguh.

Salah satu penekanan Mazmur 119 ini tentu adalah bagaimana menekankan pentingnya pengajaran kepada anak – kepada generasi selanjutnya untuk memaknai hidup iman. Jadi bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga pengajaran-pengajaran tentang firman Tuhan. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...