Minggu, 08 Juni 2014

RENUNGAN MINGGU PENTAKOSTA I 1 Korintus 12, 3-13



RENUNGAN 

MINGGU PENTAKOSTA I

1 Korintus 12: 3-13



Pentakosta merupakan satu dari tiga hari raya orang Yahudi sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah (Im 23:4-21). Itu sebabnya pada hari Pentakosta kita melihat mengapa banyak orang hadir di Yerusalem. Pentakosta (20 April - adalah hari ke-50 sesudah Paskah dan juga disebut hari genap 7 Minggu (Im 23:15). Pada hari ini roti yang pertama yang dibuat dari gandum hasil panenbaru harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Lalu apa hubungannya dengan janji Bapa? Di sini Roh Kudus menuai hasil pekerjaan Kristus, menggunakannya serta menghidupkannya dalam hati manusia. Roh Kudus datang sebagaimana ditetapkan oleh Bapa. Sepuluh hari lamanya para murid berkumpul setelah kenaikanTuhan Yesus di tempat yang telah diberitahukan olehTuhanYesus untuk menunggu janji Bapa. Pada hari ke lima puluh itulah Roh  Kudus dicurahkan.
Suasana perpecahan jemaat akibat persaingan spiritual di antara anggota jemaat Korintus sangat kental terasa sejak awal surat 1 Korintus.[10] Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. [11] Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. (1Kor. 1:10-11)
Persaingan spiritual itu mewujud ke dalam beberapa bentuk konflik, misalnya, mempertandingkan pemimpin mereka masing-masing (kelompok Paulus, kelompok Apolos, dan lain-lain) atau mempertandingkan karunia rohani yang mereka terima, khususnya antara karunia yang tampaknya supranatural (bahasa lidah, menyembuhkan dan sebagainya) dan karunia yang tampaknya natural (menasihati, memimpin dan sebagainya).
Parahnya keadaan jemaat Korintus agaknya mencerminkan parahnya kota Korintus secara umum. “Korintus” berasal dari kata Yunani Korinthiazomai yang berarti “mempraktikkan perzinahan.” Korintus adalah kota perdagangan dan pelabuhan yang besar yang sekaligus menjadi pusat penyembahan Venus dan Afrodit, dengan ribuan pelacur sakralnya. Praktik penyembahan dewa-dewi ini, menurut banyak ahli, menjadi latar-belakang ditekankannya bahasa lidah di jemaat Korintus, sebab penyembahan dewa-dewi tersebut juga mempraktikkan orakel-orakel bagi para dewa-dewi, baik oleh imam laki-laki maupun imam-imam perempuan (bdk. 1Kor. 12:2).
Di dalam 1 Korintus 12:8-10, Paulus mendaftarkan sembilan karunia rohani. Akan tampak dengan jelas bahwa bahasa lidah menempati urutan yang paling akhir, bersama dengan karunia menafsirkan bahasa lidah. Ini menunjukkan kurang pentingnya karunia bahasa lidah untuk pembangunan jemaat Allah. Hal ini makin tampak, jika kita membandingkannya dengan daftar karunia yang diberikan Paulus di dalam Roma 12:6-8, yang sama sekali tidak mencantumkan bahasa lidah. Hal ini mengindikasikan bahwa memang tak ada anggota jemaat di kota Roma yang memperoleh karunia bahasa lidah; atau, bisa juga ada kemungkinan fenomena bahasa lidah sudah hilang pada waktu itu. Selain itu, di 1 Korintus 12:28, Paulus menetapkan fungsi-fungsi di dalam jemaat dengan skala dari yang terpenting sampai yang tidak penting.
Akhirnya, yang terpenting, adalah capailah “jalan yang lebih utama lagi” (1Kor. 12:31) yaitu iman, harap dan kasih (1Kor. 13:13; Rm. 5:2; 1Tes. 5:8). Bahasa kasih adalah bahasa yang terutama dalam hidup semua orang percaya. Berdoalah.
Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...