Jumat, 27 Februari 2015

RENUNGAN MINGGU REMINISCERE, 01 MARET 2015



Mencari Gagang pada Salib? (Markus 8:31-38)



A
dakah gagang pada salib? Tergantung untuk apa salib itu dibentuk. Kalau salib sebagai asesoris bisa saja dibuat gagangnya atau lubangnya. Tapi salib Yesus tidak bergagang sebab Dia memikul salib, bukan memegang (menenteng) salib. Seperti yang dituliskan Kosuke Koyama, salib tidak memiliki gagang sehingga dapat ditenteng atau dipegang seperti menenteng tas atau memegang rantang yang berisi rendang atau saksang. Lalu, masihkah ada yang tetap mencari-cari salib bergagang? Tentu ada. Sebab dengan gagang, salib terasa ringan. Tanpa gagang, salib terasa berat bahkan menyakitkan.
Yesus memberitahukan para murid bahwa Dia datang ke dunia bukan untuk wisata, studi banding, atau membuat dan menghabiskan anggaran fiktif/siluman. Program kerja-Nya adalah memberikan hidup-Nya untuk menyelamatkan dunia. Sehubungan dengan itu, Yesus meminta para murid dan orang percaya melakukan 3 hal. Pertama, menyangkal diri (“mansoadahon diri”, “deny”, “must forget himself”), pada saat yang sama mengutamakan Tuhan dan sesama. Yesus tidak menyombongkan diri, melainkan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia (Fil. 2:7). Kesombongan, tinggi hati merupakan musuh utama pengosongan diri. Manusia cenderung menonjolkan diri sendiri bahkan lupa diri hingga tega melakukan pembunuhan karakter terhadap sesamanya. Pertanyaannya mengapa manusia sombong, tinggi hati? Jangan-jangan dia lupa bahwa dia hanyalah debu tanah (orbuk). Debu-tanah kok sombong, ya?
Kedua, memikul salib. Bukan memikul koper atau mendorong troli penuh berisi kue Bika Ambon dan bolu Meranti. Betapa enaknya kekristenan seperti itu. Enak, Yes! Capek, No! Namun itulah benih kehancuran. Tidak ada pempimpin besar tanpa pergumulan super-duper besar. Tidak ada pemimpin dunia tanpa pertarungan kelas dunia. Seorang abang yang baik pernah mengingatkan adiknya tentang doa Jenderal Douglas Mac Arthur, pada Mei 1952, masa paling sulit di awal perang Pasific, yang berjudul Doa untuk Putraku. “…Tuhanku, aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan. Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya…” Lalu apakah salibmu terlalu berat?  Johnson Oatman, Jr menjawabnya melalui lagu Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu. “Adakah beban membuat kau penat, salib yang kau pikul menekan berat? Hitunglah berkat-Nya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh bahagia!” (KJ No. 439:2).

Ketiga, mengikut Yesus. Kesulitan tidak akan berhenti hanya karena statusku dan statusmu sebagai pengikut-Nya yang sejati. Hambatan dan pertentangan akan menerpa silih berganti. Namun Yesus berkata“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Tapi tidak gratis loh, ada syaratnya. Apa itu? “Pikullah kuk yang Kupasang…" (Mat. 11:28-30). Namun, di sini persoalannya. Mengharapkan kelegaan tanpa mau memikul kuk yang dibebankan, mungkinkah? Bukankah iman kita bersaksi“Meskipun saya susah, menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus sampai s’lama-lamanya” (KJ No.375). Selamat hari minggu & beribadah. 
Amin.

Minggu, 22 Februari 2015

Kunjungan Koor Ebenezer Wijk 4 HKBP Pondok Gede

Kunjungan Mannen Koor Ebenezer Wijk 4 HKBP Pondok Gede

ke

HKBP Harjamukti Ressort Paulus Depok 

Distrik XXVII Kalimantan Timur - Selatan

Minggu Invocavit, 22 Februari 2015 Pukul 10.00 WIB



Persiapan keberangkatan di Lapo
Sibarani br. Simamora - Jalanraya Hankam


di HKBP Harja Mukti


Ramahtamah dengan PPH HKBP Harja Mukti

lagu "serser eme ni Simbolon"


Ramahtamah di Aula HKBP Harjamukti


Ramahtamah di Aula HKBP Harjamukti


Ramahtamah di Aula HKBP Harjamukti


Ramahtamah di Aula HKBP Harjamukti


Poto bersama
CPdt. Simanjuntak br. Lumbantoruan, Pdt. Nikson Simangunsong
Penatua HKBP Harja Mukti-Personil Koor Ebenezer HKBP Pondok Gede


Kembali ke Lapo titik keberangkatan
Latihan muse...


Kembali ke Lapo titik keberangkatan
Latihan muse...


Pengarahan sian Ketua : Ir. N. Manurung

Horas ma di hamu amang na burju!

Jumat, 20 Februari 2015

RENUNGAN MINGGU INVOCAVIT 22 FEBRUARI 2015 Mazmur 25, 1-10


 Jalan Tuhan: Kasih Setia dan Kebenaran 

(Mazmur 25: 1-10)





Selama kita masih hidup, tentulah menghadapi berbagai penderitaan. Tidak ada satu pun yang dapat hidup tanpa melalui penderitaan. Sebenarnya, ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya. Penting kita ingat, bagaimana kita menjalani dan keluar dari penderitaan itu? Apakah kita akan menggunakan kekuatan kita sendiri untuk berusaha keluar dari penderitaan tersebut? Apakah kita akan menggunakan cara-cara duniawi yang tidak berkenan kepada TUHAN untuk cepat keluar dari penderitaan tersebut? Mengeluhkan “Orang lain selalu untung. Tidak ada yang pernah berjalan dengan benar bagi saya. Apapun yang saya coba tidak ada yang berhasil.” Apakah penderitaan itu akan memisahkan anda dari kasih Kristus?
Pemazmur memberi kita pelajaran yang berharga. Kesetiaan kita pada TUHAN tidak menjamin terhindar dari kesulitan, penyakit, dan penderitaan. Betapa Alkitab menceritakan, orang yang saleh mengalami penderitaan yang cukup hebat karena berbagai alasan, musuhnya yang berbuat khianat dengan tidak ada alasan. Misalnya: Yusuf, Daud, Ayub, Yeremia, Yesus, Paulus dan lain-lain. Dibalik penderitaan yang mereka alami ada rencana besar Allah yang hendak dinyatakan-Nya lewat hidup mereka. Allah menginjinkan penderitaan atau masalah terjadi tidak berarti bahwa Allah menyebabkan semua itu, Allah tidak pernah menyebabkan kejahatan terjadi, tetapi Ia mengijinkannya terjadi dan mengarahkannya serta menguasainya supaya hal itu dapat mengerjakan kehendak-Nya. TUHAN tidak menjanjikan jalan yang lurus, rata dan bertaburan bunga. Tetapi Dia menjanjikan penyertaan-Nya setiap hari.
Mazmur 25,1-10 berisi doa penyerahan diri dari seorang yang sadar akan dosanya, dan memohon pembebasan dari TUHAN terhadap kesesakan, akibat dari ancaman-ancaman musuhnya yang dialaminya. Pemazmur, mengangkat jiwanya kepada TUHAN untuk berdoa. Mengarahkan seluruh perhatiannya hanya kepada TUHAN. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN dengan keyakinan bahwa ia tidak mungkin dipermalukan oleh musuhnya, sebab TUHAN-lah yang menjadi Pembelanya. Ia menanti-nantikan TUHAN sedemikian rupa, dengan pengharapan janji Tuhan pasti digenapi. Kata “menantikan” dalam bahasa Ibrani “qawah” קוה qâvâh kaw-vaw' yang berarti, “mengharapkan sesuatu yang pasti datang.” Seperti penjaga malam yang menantikan pagi yang pasti datang. Atau petani yang menantikan tuaian yang pasti akan tiba dari tanaman yang dipeliharanya. Kepastian akan pertolongan TUHAN bukan bersumber dari usaha pihak manusia yang berhasil “membujuk” TUHAN. Tetapi datang dari kebaikan TUHAN sendiri. Yaitu rahmat TUHAN, artinya sama dengan rahim, cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya. Dan kasih setia TUHAN berdasarkan perjanjian-Nya sejak berabad-abad (ay. 5-6). Dengan demikian di dalam kelemahan dan kesesakannya, pemazmur tetap yakin akan kepedulian TUHAN, yang setia kepada janji-Nya. Itu sebabnya dalam perspektif pemazmur yang juga seharusnya menjadi dasar iman orang percaya, bahwa: “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya”. (ay. 10).
Apakah anda seseorang yang memerlukan kekuatan dan dukungan saat ini?  Belajarlah dari iman dan pengharapan pemazmur yang tetap kuat dan teguh di tengah kerapuhan karena kelemahannya dan beban pergumulan yang berat. Menantikan TUHAN yang dia percaya setia kepada perjanjian-Nya.
Akhirnya apa pun kondisi hidup nantikanlah TUHAN di dalam Yesus Kristus yang telah menggenapkan dalam diri-Nya segala janji Allah di atas kayu salib. Jika anda tahu siapa anda di dalam Kristus, maka anda akan tahu bagaimana mewakili Dia melawan penderitaan. “Barang siapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10:11). Amen. 


Selamat Hari Minggu.

Selasa, 17 Februari 2015

Acara Purna Bakti Majelis Gereja

Purna Bakti Majelis Gereja HKBP Pondok Gede 
Ressort Pondok Gede
Minggu, 15 Februari 2015


           1.  Nama                        : St. Lawrence Siregar
Tanggal Lahir            : 24 Nopember 1949
Ditahbiskan               : 20 September 2009
Wijk                          : Satu – Lubang Buaya








  2.  Nama                         : St. Edison Paiaman Tambunan
Tanggal Lahir           : 10 Februari 1950
Ditahbiskan              : 09 April 1995
Sektor                       : Wijk Dua Komplek BDN




Majelis Purna Bakti
Ny. St. EP. Tambunan br. Sitompul
St. L. Siregar br. Lumbantobing


Majelis Gereja Aktif mengucapkan Selamat.

Senin, 16 Februari 2015

RENUNGAN MINGGU ESTOMIHI, 15 FEBRUARI 2015


Awas, Ada roh Narsisi! (2 Korintus 4:3-6)







“Dilarang narsis”, begitu tertulis pada sebuah dinding. Apakah narsisme sudah masuk dalam tindakan membahayakan sehingga harus dilarang? Entahlah, tetapi belakangan ini kita sering mendengar dan menyaksikan cerita ataupun aksi narsis sebagian orang, dengan atau tanpa tongsis (tongkat narsis). Salah satu terjemahan Kamus Bahasa Indonesia terhadap kata narsisme adalah “hal (keadaan) mencintai diri sendiri secara berlebihan. “Lalu, apakah mungkin aksi narsis masuk ke dalam kehidupan gereja?
Di jaman pelayanannya, rasul Paulus pernah mendapat perlawanan dari rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus (11:13). Cinta diri secara berlebihan tampak dalam rupa menyombongkan dan mengedepankan pengetahuan, hikmat, kekuatan, status social dan kecakapan retorika, memuji kehebatan-kehebatan mereka sendiri. Celakanya, tidak sedikit jemaat Korintus yang terpengarus cara dan gaya rasul-rasul palsu tersebut karena mereka piawai dalam mengolah kata dan bahasa. Mereka juga meragukan dan merendahkan kerasulan Paulus karena dia dianggap pernah tidak menepati janji (band. 1:15), tidak memiliki surat rekomendasi kerasulan (band. 3:1-3) tidak memiliki persekutuan dengan Kristus (10:7), dituduh mengambil uang sumbangan (band. 11:8-9), tidak ada pengalaman rohani (band. 12:1-10).
Menggumuli konteks pada jaman Paulus, ternyata sikap ataupun gaya narsisme rohani, dalam bentuk yang berbeda, telah ada pada waktu itu. Memuji diri sekaligus melukai perasaan orang lain. Bisa saja pengalaman seperti itu merasuk hingga merusak persekutuan di gereja masa kini. Memuji kehebatan dan keberhasilan pelayan gerejanya sekaligus merendahkan martabat gereja dan pelayan gereja di tempat lain. Narsisme rohani sering di bangun di atas dasar aktualisasi diri dan perendahan terhadap hak azasi. Anehnya, banyak warga jemaat yang tidak menyadari keadaan tersebut serta mengikutinya.
Khotbah hari ini mengingatkan sedikitnya dua hal. Pertama, hindarilah narsisme rohani. Bekerjalah  dengan rendah hati. Apapun profesinya, orang percaya terpanggil menjalankan profesi itu dengan setulus hati bukan untuk dipuji. Hal senada juga disampaikan Jansen H. Sinamo dalam salah satu bukunya yang berjudul 8 Etos Kerja Profesional. Ia mengatakan bahwa Kerja adalah Pelayanan: Aku bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati. Tidak ada yang perlu disombongkan karena semua adalah pemberian Tuhan untuk kemuliaan Tuhan. Bukankah Tuhan dapat mengambil apa yang Dia beri jika manusia tidak menjalankannya dengan sepenuh dan setulus hati?
Kedua, Pertahankan jati diri. Sekalipun melayani dengan setulus hati, bukan berarti tidak ada pihak yang iri dan dengki. Dewasa ini, meski apresiasi diberikan kepada banyak orang percaya yang berkarya setulus hati, namun tidak sedikit yang masih tersakiti. Serangan dan tuduhan yang merontokkan semangat dan harapan acapkali dilakoni dunia ini. Bukankah iblis juga pernah mencobai Yesus di padang gurun dengan menyerang status ke-Anak-an-Nya: “Jika Engkau Anak Allah…” (Mat. 4:3) dan Dia menang. Jadi, jangan gentar, jangan korbankan jati diri. Jangan caci, jangan benci orang yang membuat hatimu sedih. Bertahanlah, sebab Tuhan menopangmu. Amin.

Selamat Hari Minggu.

Jumat, 13 Februari 2015

Sermon Perempuan

Sermon Perdana Tahun 2015
Parompuan HKBP Pondok Gede
Ressort Pondok Gede

Ev. 1 Musa 32:32-32







Penghiburan



ACARA MANGAPULI

HKBP PONDOK GEDE RESSORT PONDOK GEDE

Tu Kel. Ny. St. T. Siagian br. Hutapea

jumolo marujung ngolu :  SINTA BR. PANJAITAN

(Op. Rebekka Boru)

(27 Juli 1935 – 31 Januari 2015) 79 Taon

Jl. Yanatera V No.11 Bulog 2 Jatimurni Kamis, 12 Februari 2015










Sermon Parhalado Selasa, 10 Februari 2015 19.00 WIB

Sermon Parhalado

Selasa, 10 Februari 2015 19.00 WIB

di

Aula HKBP Pondok Gede


Pemberangkatan Sintua Pensiun


Minggu, 15 Februari 2015 Pukul 09.00 WIB




Banjir....


 Sayap Kiri



Sayap Kanan








ACARA PENSIUN SINTUA
Minggu, 15 Februari 2015



A.   ACARA  DI PARMINGGUON.

1.    Marende BE No.149 : 1 – 2                Bl.182        
2.    Roma tu Altar Napensiun

3.    Manjaha Surat Penghargaan
       a.    Nama                        : St. Lawrence Siregar
Tanggal Lahir            : 24 Nopember 1949
Ditahbiskan              : 20 September 2009
Wijk                          : Sada – Lubang Buaya


b.    Nama                        : St. Edison Paiaman Tambunan
Tanggal Lahir            : 10 Februari 1950
Ditahbiskan              : 09 April 1995
Sektor                       : Wijk Dua Komplek BDN


       c.     Pasahat Cendramata …………………………….
4.    Namandok Hata.
       1.    Mandok hata utusan sian Ruas : …………….
       2.    Mandok hata sian Parhalado : ………………..
       3.    Hata Horas-horas sian Sintua Pensiun…………..
5.    Marende BE No.184 : 6             Bl.103         (jongjong)

~~~~~~~~~~~pensiun~~~~~~~~~~~

6. Acara di lantai I Serbaguna :
     1.  Pangaradeon Marsipanganon
     2.  Tangiang Mangan
     3.  Acara selanjutnya diatur Protokol……………………..

Jumat, 06 Februari 2015

Renungan Minggu Sexagesima 08 Februari 2015



Hidup di dalam Tuhan…Yesaya 40:21-31

S
eorang preman jalanan, dijuluki sampah masyarakat, penodong, perampok, pemeras, garong, tiba-tiba memilih untuk sekolah dan menjadi terpelajar kemudian menjadi seorang majelis di Gereja, tentulah membuat heran banyak orang akan perubahannya tersebut. Apa resepnya? Dalam salah satu Khotbahnya Pdt. Wilson Saragih, M,Th mengatakan untuk mendapatkan kehidupan yang bermakna, kita membutuhkan antusiasme. Mengutip Survival Skills: Leading Your Church in a Changing World, karya Stan Toler & Glenn  beliau mengatakan ‘Antusiasme’ atau ‘enthusiasme’ berasal dari dua kata Yunani, yaitu “en” (di dalam) dan “theos” (Allah). Dengan demikian entheos mengandung arti: Allah di dalam seseorang atau seseorang di dalam Allah.
Antusiasme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu kegairahan, gelora semangat, enerjik, berapi-api atau minat besar terhadap sesuatu. (Band. Roma 12:11 dengan jelas berkata: “Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”). Seseorang yang ‘enthusiastic’ adalah orang yang memiliki TUHAN di dalam dirinya. Karena TUHAN adalah Allah yang Mahakuasa, yang memiliki kekuatan dan energi yang tidak terbatas seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, maka ketika seorang manusia mengalami enthusiasme, ia akan memiliki gairah dan energi yang luar biasa untuk bekerja dan beraktivitas dengan tenaga yang seperti tidak habis-habisnya. Ia akan tampak berbeda dengan manusia-manusia biasa lainnya, yang tidak entheos. Jadi, kita dapat menemukan ‘enthusiasm’ di dalam Allah. “Di dalam Allah” memiliki arti “penyerahan diri, dikuasai dan dipimpin oleh Allah”. Amsal 18:14 berkata: “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?”
Khotbah minggu ini bagian dari Kitab Deutero-Yesaya di mana bangsa Israel sedang dalam Pembuangan di Babelonia. Saat itu bangsa Israel menganggap bahwa perjanjian yang Allah kehendaki dengan umat-Nya telah diingkari dan bahwa Allah sudah tidak berkenan lagi dengan mereka. Bangsa Israel tersebut sudah kehilangan pengharapan dengan berkata : Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku (40:27). Jika pengaharapan adalah harta yang termahal dalam kehidupan maka bangsa Israel sudah kehilangan harta termahalnya. Pengharapan yang sudah patah dengan apakah ditumbuhkan?
Menurut nabi Yesaya, Allah adalah abadi maka kebijaksanaan-Nya pun memiliki sumber yang jauh melampaui segala yang dapat kita bayangkan dan kekuatan-Nya tak ada habis-habisnya (40:27-31). Berikut sang Nabi memunculkan gambaran-gambaran yang lebih dahsyat: dapatkah seorang ibu melupakan anak yang dilahirkannya (49:14-15). 
Hanya Allah yang mampu membangkitkan dan menumbuhkan semangat yang patah. Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu (40:1). Setelah melampaui masa penderitaan yang dalam, di dalam TUHAN kita mendapat "penghiburan" yang akan memampukan kita untuk menghentikan ratapan, berdiri tegak dan menemukan kembali keteguhan hati. Selamat memiliki Antusiame. Amen.  ?

Rabu, 04 Februari 2015

A C A R A H U R I A Di naung jumolo SINTA BR. PANJAITAN (Op. Rebekka Boru)



A C A R A   H U R I A
HKBP PONDOK GEDE RESSORT PONDOK GEDE
Di naung jumolo SINTA BR. PANJAITAN
(Op. Rebekka Boru)
(27 Juli 1935 – 31 Januari 2015) 79 Taon
Jl. Yanatera V No.11 Bulog 2 Jatimurni Minggu, 01 Januari 2015

  1. Hata Huhuasi

  1. Marende Huria BE. No. 474:2+3 Ingkon Jesus do donganku BL.321

Ingkon Jesus do donganku, molo marsitaonon au
Tu Ibana hutingganghon, nasa na pasorat au
Ref.:     Ndang mabiar au disi Tuhan Jesus donganki
Sai ihuthononku Jesus, oloanku na ma i
Ingkon Jesus do donganku, molo na tarunjun au
Tuhan Jesus do parmonang, dipamonang dohot au. Ref.: Ndang mabiar…

  1. Tangiang Pamuhai

  1. Marende Huria BE No. No. 279:1-2 Pasahat Ma Sudena BL.160

Pasahat ma sudena na hinolsohonmi, tu Debata Jahowa Pardenggan basa i.
Ai guru di Ibana do tano dohot laut, lan pe di tahi jolma roha na do na saut.

Tung ingkon haposanmu Jahowa Debatam, disi ma dapotonmu sinangkap ni roham.
Ai ndang adong gunana nang pe holsoan ho, tangiang do dalanna asa taruli ho.

  1. Mandok Hata Mewakili
1. Parompuan                                                2. Ama
3. Parhalado
  1. Marende Huria BE. No. 508:1 Sai Patogu BL.348

Sai patogu rohangki, ale Jesus Tuhanki,
Golom dohot tanganmi au dipardalananki,
Molo loja au dison pargogoi au tongtong,
Dok tu au : Hutogu pe ho tu surgo i muse.

  1. Renungan:

  1. Marende Huria BE. No. 268:1 Debatangku do donganku BL.127

Debatangku do donganku ganup ari ganup taon.
TumpahanNa do langkangku, urupanNa au manaon
Pos do rohangki disi, Debata do donganki, salelenglelengna i.

     9.  Tangiang Ale Amanami – Pasupasu







A C A R A   H U R I A
HKBP PONDOK GEDE RESSORT PONDOK GEDE
Di Naung Jumolo Marujung Ngolu
Inanta Sinta br. Panjaitan
(Op. Rebekka Boru)
(      27 Juli 1935 – 31 Januari 2015) 79 Taon









Senin, 02 Februari 2015

di

Jl. Yanatera V No.11 Bulog 2 Jatimurni
 (Wijk 5)



HKBP Pondok Gede
Jl. Perumahan Taman Pondok Gede Blok H No.1-3
Pondok Gede RT 04 RW 01 Kelurahan Jatirahayu
Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi
Provinsi Jawa Barat
Telp. (021) 8467284


 I. DI RUMAH DUKA

01. Marende No.449 : 1-2  “ Sai solhot tu silangMi “ BL.300

       ♫  Sai solhot tu silangMi, Jesus ingananku
            Mual na mabaor disi, i ma inumonku.
            SilangMi, Tuhanki i ma pujionku
            Paima sogot sahat au, i endehononku.

                     ♫    Lao ma au tu silangMi, i haporusanku
                           Sai asi ma rohaMi, unang tulak ahu
                           SilangMi, Tuhanki i ma pujionku
                           Paima sogot sahat au, i endehononku.

02. Agenda

03. Marende BE. No. 279: 1-2  Pasahat ma sudena BL.160

♫  Pasahat ma sudena na hinolsohonmi

      Tu Debata Jahowa  Pardengganbasa i
      Ai guru di Ibana do tano dohot laut
      Lan pe di tahi jolma roha na do na saut.

♫  Tung ingkon haposanmu Jahowa Debatam

                  Disi ma dapotonmu sinangkap ni roham
                  Ai ndang adong gunana nang pe holsoan ho 
                  Tangiang do dalanna asa taruli ho.

04. Jamita

05.  Marende BE. No. 525: 1+3  Na laho ma au BL.361   
                    
♫  Na laho ma au tu na sonang diginjang. Di surgo tutu sai na sonang ma au
     O, ho donganki, na gok dosa, gok arsak sai dohot ma ho, sai tu surgo ma lao.
     Sai ro dohot ho, dohot ho, dohot ho, sai dohot ma ho, sai tu surgo ma lao.

------- kesempatan melayat-------


♫  Di surgo adui ndang adong be na hansit. Na sonang disi maradian ma au.
     O, ho donganki, na maheu, na marsak, sai dohot ma ho, sai tu surgo ma lao,
     Sai ro dohot ho, dohot ho, dohot ho, sai dohot ma ho, sai tu surgo ma lao.


06. Agenda Tutup Batang.


07. Marende BE. No. 335: 1-2   Loas au, asa lao BL.50
  
            ♫    Loas au asa lao, tu Jesusku tu na dao;
                  Ai malungun do rohangku; mandapothon Debatangku,
                  Asa dilambungNa au. Asa dilambungNa au.

                     ♫  Jesuski, sondang i, sitorusi ombun i,
                           O, andigan ro tingkingku, asa borhat ma tondingku,
                           Lao marnida bohiMi? Lao marnida bohiMi?




II. DI UDEAN

Dibawa ke kampung Kisaran-Asahan dilayani HKBP Batu Lima 
Ressort Serdang Dua Kisaran 
Distrik XIII Asahan Labuhan Batu

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...