Jumat, 29 Oktober 2021

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH DUA SETELAH TRINITATIS, 31 OKTOBER 2021

 INJIL YANG MEMBAHARUI

(Roma 1: 17-18)



 

Tujuan reformasi perlu dipahami oleh setiap rakyat. Apalagi, karena gerakan ini merupakan titik balik suatu bangsa atau negara dalam menjalankan pemerintahannya. Gerakan reformasi bisa dilatar belakangi oleh krisis multidimensi akibat kebijakan-kebijakan dari pemerintahan sebelumnya di masa lalu. 

Reformasi memiliki makna perubahan secara drastis untuk perbaikan di bidang sosial, politik, atau agama dalam suatu masyarakat, bangsa, negara. Tujuan reformasi yang paling utama adalah memperbarui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar sesuai dengan nilai-nilai dan kesepakan yang telah disusun dan disepakati bersama, baik dalam bidang ekonomi, politik, hukum serta bidang lainnya.

Sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan baik di bidang sosial, politik, atau agama dalam suatu masyarakat atau negara. Khusus di Indonesia, kata reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan Orde Baru.

Demikian juga dengan reformasi gereja, suatu gerakan untuk mengadakan pembaruan. Sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang didominasi oleh otokrasi pada ajaran yang menyimpang untuk kembali ke jalan yang lurus. Gerakan reformasi berupa sikap kritis terhadap penyimpangan-penyimpangan pada waktu itu. Misalnya penjualan surat Aflat (surat pengampunan dosa). Dengan 95 tesisnya Martin Luther mengawali dengan mengkritik praktek surat penghapusan dosa ini. Menekankan Alkitab sebagai satu sumber keyakinan yang benar (sola scriptura) serta keyakinan iman di dalam Yesus, bukan dengan perbuatan-perbuatan baik. Satu-satunya jalan untuk memperoleh pengampunan Allah atas dosa (sola fide).

Paulus rindu datang untuk memberitakan Injil kepada mereka yang di Roma, karena Injil itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini siapa pun. Dalam Injil terdapat anugerah Allah yang memberikan hidup kekal bagi mereka yang memercayai-Nya. Inilah inti Injil, Yesus Kristus yang menyelamatkan dan harus direspons dengan beriman kepada-Nya. Bagi Paulus, Injil bukan spekulasi pengetahuan dan akal budi manusia. Injil juga bukan ajaran moral dan etika agar manusia memperbaiki perilaku berdasarkan kekuatan. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan dan mendamaikan manusia berdosa dengan Allah.

Bila Anda tergolong orang yang masih ragu tentang hal ini. Biarlah Allah mereformasi, membaharui iman percayamu kepada-Nya. Injil Kristus ada keselamatan bagi kita dan siapa pun yang menerimanya. Kita selamat hanya oleh anugerah-Nya. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH SATU SETELAH TRINITATIS, 24 OKTOBER 2021

 HIDUP RUKUN DENGAN SESAMA

ULANGAN 24: 17-18




 

Presiden I Republik Indonesia Bpk. Ir. Soekarno pernah berkata dalam sebuah pidatonya dengan istilah: “Jas Merah” (jangan sekali-kali melupakan/meninggalkan sejarah); Seruan ini mengingatkan bangsa kita akan kehidupan masa lalu, saat bangsa ini dalam penjajahan dan bagaimana bangsa ini memperoleh kemerdekaannya. Dengan demikian diharapkan semua warga menghargai nilai dari sebuah kebebasan tanpa adanya lagi penindasan terhadap sesama. Artinya bagaimana sesama warga negara mempunyai tujuan yang sama yaitu kedamaian bersama.

Pengalaman akan penderitaan masa lalu akan membawa kita kepada sukacita, kerendahan hati dan mampu menghargai hak asasi satu dengan yang lain, tidak mengandalkan kekuatan, kekuasaan/jabatan, kekayaan, jumlah mayoritas untuk menindas orang-orang miskin, lemah, yatim piatu atau golongan minoritas. Terkadang kita melihat ketidakadilan yang nyata dalam kemasyarakat, adanya perbedaan dalam hal penegakan hukum dengan istilah: Hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas “dan juga sebuah pertanyaan yang pesimis;” Apakah hukum dan keadilan hanya milik orang kaya?: Yang kaya dan berkuasa menindas kaum miskin, lemah dan minoritas, adanya kesombongan/arogansi moral yang dipertontonkan oleh orang-orang kaya, berkuasa, mayoritas terhadap kaum lemah. Apakah perilaku ini dapat disebut penjajahan/perbudakan masa kini?

Tatanan moralitas, sekaligus dasar hukum ditawarkan dalam perikop ini; yaitu menghargai hak asasi manusia; yang diawali dengan 2 kata/kalimat: “Janganlah” dan haruslah kau ingat.” Dalam artian bagaimana bangsa itu harus hati-hati dalam bertindak, jangan jatuh pada kesombongan moralitas maupun spiritualitas, bagaimana berjuang menegakkan keadilan dan kebenaran; menghargai hak kepemilikan seseorang, menolong tanpa pamrih dalam artian menolong seseorang bukan untuk mencari keuntungan, apalagi sampai merampas milik orang miskin sebagai gadai, tebusan utang jika mereka tidak mampu membayar. Dengan menghargai hak asasi atau hak hidup seseorang, adalah sebuah realitas kasih (1 Yoh 4:20) Mengasihi orang lain karena kita telah dikasihi Tuhan, membebaskan karena kita telah dibebaskan dari kesulitan hidup dan hukum dosa. Artinya setiap orang percaya diingatkan untuk tidak pernah melupakan masa lalunya, yang menderita dan dikuasai oleh dosa. Kehidupan yang nyaman yang kita miliki saat ini oleh kasih karunia TUHAN hendaknya menjadi kesempatan untuk menyatakan kasih terhadap sesama, menolong sesama dalam kepedulian sosial. Dan apa yang kita miliki saat ini hendaknya menggerakkan hati kita untuk saling berbagi; memberi karena kita telah menerima anugerah, mengasihi karena kita telah dikasihi Tuhan, membebaskan karena kita telah beroleh kebebasan dan keselamatan oleh Tuhan Yesus. Amen. Selamat hari Minggu! (NS).

PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA “IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN” JUMAT, 15 OKTOBER 2021 ZOOM

 PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

VIA ZOOM

Jumat, 15 Oktober 2021


“IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN”




 

1.  Menyanyi BN HKBP No. 815: 1-2 Indahnya Saat yang Teduh D=Do 6/8

 

1.     Indahnya saat yang teduh, di hadirat-Nya yang kudus

Bapaku setia s’lalu, Dia t’rima permohonanku

Dikala susah dan resah, jiwaku dihiburkan-Nya

‘Ku bebas dari cobaan, saat berdoa pada-Nya

 

2.     Indahnya saat yang teduh, senang, bahagia hidupku

Hatiku rindu selalu, berdoa saat yang teduh

Bersama umat yang kudus, ‘ku ingin lihat wajah-Mu

Tuhanku Yesus Penebus, di dalam doa yang teduh

 

2.  Doa Pembuka (A. XV/ A. 8; D. XIII/ 58) Ayat Harian Almanak HKBP:

 

Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. (Efesus 4: 28).

3.  Pembacaan Nats:

 

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

So then, my brothers, because of God's great mercy to us I appeal to you: Offer yourselves as a living sacrifice to God, dedicated to his service and pleasing to him. This is the true worship that you should offer. (Roma 12: 1).

 

“IBADAH YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN”

 

Masih ingatkah dengan ibadah sewaktu kecil?  Mengikuti Sekolah Minggu, mendengarkan kisah-kisah menarik tentang tokoh-tokoh Alkitab. Ketika Perayaan Natal hiasan lilin Natal dan baju baru? Atau Paskah, dibanjiri telur-telur Paskah dan aneka bingkisan lomba.

 

Bagi siapapun kanak-kanak, ibadah itu menyenangkan karena banyak teman, hadiah, makanan, cerita menarik dan kakak guru-guru Sekolah Minggu cantik dan ganteng.

Tentulah setiap remaja HKBP Pondok Gede sebagai alumni Sekolah Minggu, senang beribadah. Untuk menyanyi memuji Tuhan bersama saudara-saudara seiman, mendengar firman Tuhan. Atau adakah sesuatu yang lain hatimu mendorong kedatanganmu untuk beribadah? Misalnya hanya sebagai kebiasaan saja? Terpaksa atau dipaksa? Sebaiknya hal ini mari kita renungkan!

 

Hendaklah setiap ibadah yang kita lakukan pertama-tama harus didasari dengan pemahaman bahwa Allah itu sungguh mengasihi, Allah itu sudah banyak memberikan yang terbaik bagi kita. Ibadah kita akan menjadi benar di hadapan Allah, ketika ibadah yang kita lakukan adalah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah atas keselamatan yang Allah sudah berikan kepada kita. Karenanya janganlah kita mengikuti ibadah, menyanyikan lagu pujian, mendengarkan firman Tuhan, tetapi juga memegang HP melakukan chat dengan teman kita. Kita bernyanyi sambil tersenyum karena membaca status teman kita yang mungkin lucu. Inikah ibadah kita? Kita memang mendengar firman Tuhan yang dibaca dan dijelaskan pengkhotbah. Akan tetapi bukannya fokus mendengar khotbah, malah kita juga tergoda mengomentari khotbah tersebut seakan kita lebih mahir dari pengkhotbah tersebut. Bukan perubahan yang terjadi pada kita, malah ketegaran hati kita yang makin kuat membatu.

 

Sungguh sayang bila ibadah seperti itu terjadi, sehingga kita sering merasa tak ada gunanya beribadah. Tak terasa ada yang berubah. Kita tidak berubah. Kita tetap seperti kemarin. Yang berubah hanya waktu. Lalu kita mengomel, untuk apa beribadah!

Pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kata “avoda  atau latreuo” untuk ibadah, ini merupakan sikap dan tindakan seorang hamba/budak kepada tuannya. Jadi ibadah kepada Allah adalah segala sikap dan tindakan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa takut dan hormat, kagum dan takjub kepada Allah. Termasuk ketika kita bersikap dengan atau menggunakan anggota-anggota tubuh kita untuk melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah dan memperhatikan orang-orang yang lemah seperti para yatim piatu dan para janda, karena kita adalah umat yang mengabdi kepada Allah. Semua hal itu dilakukan karena didasari atau sebagai bentuk penghormatan dan ketaatan kepada Allah, karena mempersembahkan tubuh dan mengunjungi yatim piatu dan janda janda adalah kehendak Allah.

 

Tuhan Yesus mengucapkan satu perumpamaan paling menohok kepada para pendengarnya. Pada waktu itu bangsa Yahudi membanggakan kehidupan beragama mereka dan mengangkat orang-orang yang pandai dan dipandang paling terkemuka dalam agama sebagai pemimpin mereka harus mendengarkan perkataan Yesus tersebut. Tentang orang Farisi yang berdiri dan berdoa: “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.” Tetapi pemungut cukai berdoa dengan berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Yesus berkata bahwa pemungut cukai itu pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (lihat. Lukas 18: 9-14). Menunjukkan betapa pentingnya sikap hati seseorang di hadapan Tuhan! Di hadapan Tuhan, kesing, penampilan luar kita tidak terlalu berpengaruh. Dia tidak mengamati yang di luar jika mata-Nya dapat menembus hingga relung terdalam jiwa manusia. Tuhan tahu dan menilai semuanya. Dia mendapati sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan Dia di sana.

 

Ibadah adalah persembahan yang hidup sebab mengabdikan diri kepada Allah yang hidup, menyenangkan hati Nya. Semua tentang Allah bukan dirinya, hidup menyangkal diri, rela memikul salib, tetap memuji Allah, sekalipun dia hidup miskin dan sakit. Bukan kekayaan atau kesembuhan yang menjadi konsentrasinya, melainkan menyenangkan Tuhan Sang penebus, yang membuatnya bahagia bahkan dikesusahannya. Ya, itulah persembahan yang hidup. Ibadah adalah persembahan yang kudus. Kudus adalah kata yang berarti terpisah dari, tidak sama dengan dunia yang duniawi.

 

Yesus mengatakan bahwa melakukan kehendak Allah tidak selalu mudah. Dia berkata, ”Masuklah melalui gerbang yang sempit, karena gerbang yang lebar dan jalan yang luas itu menuju kemusnahan, dan banyak orang masuk melaluinya, sedangkan gerbang yang sempit dan jalan yang sesak itu menuju kehidupan, dan hanya sedikit yang menemukannya.” (Matius 7:13-14). Jalan yang sesak, atau cara beribadah yang benar kepada Allah, menuju kehidupan abadi. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Tuhan tidak suka orang yang hatinya suka membenarkan dan memuji diri. Janganlah dalam ibadahnya tampak seperti menyembah Tuhan, tetapi juga memuji dan membesarkan dirinya sendiri. “…  sebab: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6).

 

Ibadah bukan hanya tentang pergi ke gereja atau mengikuti kebaktian setiap Minggu, mengikuti pelayanan, atau aktif dalam berbagai organisasi keagamaan. “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Jakobus 1:27). Ibadah yang sejati adalah Ketika Anda menjaga tubuh dan hidup Anda agar tetap kudus sehingga berkenan kepada Allah. Tubuh dan hidup yang kudus berarti Anda tidak mencemari diri dengan dosa. Tidak merusak bait Allah dalam tubuh Anda dengan makanan tidak sehat, minuman keras, atau obat-obatan terlarang-Narkoba. Anda memastikan hidup Anda dipakai sebagai alat kebenaran untuk Tuhan. Hidup Anda mencerminkan kemuliaan, kebesaran, dan keindahan dari Allah sendiri. Ibadah yang sejati menuntut adanya perubahan pola pikir. Perubahan pola pikir seperti apa yang Tuhan maksudkan. Amin.

 

5. Diskusi

 

Sudahkah Anda memiliki ibadah yang sejati, yang berkenan kepada Allah?

Apakah ibadah Anda selama ini menjadikan Anda pribadi yang merefleksikan gambaran Tuhan dengan kasih-Nya, pengampunan-Nya, kecintaan-Nya akan Bait Allah, dan kepedulian-Nya terhadap orang miskin dan yang membutuhkan pertolongan?

 

6.  Menyanyi BN HKBP No. 223: 1-2 ‘Ku Sembah Kau Tuhan As=Do 4/4

 

1.      ‘Ku sembah kau Tuhan, dengarkanlah.

Nyatakan padaku, kehendak-Mu.

Kiranya kasihku, bertambah pada-Mu.

Makin teguh, setiaku.

 

7.   Doa Syafaat

 

8. Menyanyi BN HKBP No. 714: 1-2 Tuhan Kau Gembala Kami Es=Do 4/4 (Persembahan)

 

1.   Tuhan Kau gembala kami, pimpin kami domba-Mu.

B’rilah kami hati damai, menikmati rahmat-Mu.

Reff.:             Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

 

2.    Tuhan gembala setia, sobat agung terdekat,

Jauhkanlah pencobaan, bawa orang yang sesat.

Reff.:             Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                      Gembalakan umat-Mu

                      Tuhan Yesus Jurus’lamat,

                    Gembalakan umat-Mu.

 

9. Doa Bapa Kami - Berkat

Rabu, 13 Oktober 2021

RENUNGAN MINGGU KEDUAPULUH SETELAH TRINITATIS, 17 OKTOBER 2021

 KEBAHAGIAAN MENDENGAR FIRMAN ALLAH

(Lukas 11: 27-28)

 


Sebelumnya Lukas memberi tahu, bahwa ibu dan saudara-saudaranya Yesus datang kepadanya, tetapi mereka tidak dapat menjangkau dia karena orang banyak. Mereka memberitahu, "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi dia berkata kepada mereka, "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya." (Luk.8:19-21).

 

Memuji Maria Istri Yusuf, ibu Yesus bukanlah dosa. Malaikat Gabriel mengatakan bahwa Maria telah mendapat kasih karunia Allah (Luk.1:28,30) dan Elisabet memujinya: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!" (Luk.1:42). Maria sendiri menubuatkan: “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.” (Luk.1:48). Maria adalah model orang yang mendengarkan, merenungkan, menjaga dan mempraktekkan firman Tuhan dalam hidupnya. Mendengarkan berarti memperhatikan, memiliki telinga yang penuh perhatian.



Merenungkan adalah proses yang digambarkan sebagai pengunyahan kata demi kata. “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku,” (Jer. 15:16).

 

Yesus sedang mendiskusikan perlunya pertobatan sejati yang datang melalui hati baru yang diberikan Allah (Luk.11:24-26). Tiba-tiba salah seorang perempuan di antara orang banyak berteriak karena jawaban yang baru saja Yesus berikan kepada orang-orang Farisi tentang sumber kuasa-Nya. Orang banyak itu jelas-jelas tergerak oleh jawaban Yesus.  Perempuan itu berpikir, bahwa pastilah suatu berkat yang luar biasa bagi Maria untuk menjadi ibunya. "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Yesus merespons, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

 

Mendengarkan firman Tuhan dan memeliharanya adalah untuk ditarik ke dalam rahim gereja Tuhan, dalam lingkungan perlindungan yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya secara bersama-sama menikmati susu rohani yang vital dari Injil Tuhan. (Lihat. 1 Kor. 3:2; 1 Petrus 2:2-3). Penulis surat Ibrani juga mengatakan: Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. (Ibrani 5:12). Tuhan menyediakan susu rohani, makanan keras, karunia pengampunan, iman, dan kebangkitan di dalam Yesus dan kehidupan abadi. Kita menerima dari Dia segala yang kita butuhkan untuk hidup yang kekal. Setialah mendengar firman Tuhan, merenungkan dan memeliharanya, dan selamat berbahagia karenanya. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).

PEMBERKATAN PERKAWINAN Adrian Julius Robinson Sihombing, S.T. dan dr. Ledya Lusi Crista br. Simanjuntak

 

ACARA IBADAH PEMBERKATAN PERKAWINAN

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

Sabtu, 09 Oktober 2021

Pukul 08.00 WIB

 

Adrian Julius Robinson Sihombing, S.T.

&

dr. Ledya Lusi Crista br. Simanjuntak

 


 

Perumahan Taman Pondok Gede Blok H No.1-3

Pondok Gede RT.04/01 Kelurahan Jatirahayu

Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi

Provinsi Jawa Barat

Telp. (021) 8467284

 

 

 

I.        Pra Ibadah

1.      Calon Pengantin dan Keluarga serta Majelis Gereja berdoa bersama di konsistori.

2.      Calon Pengantin dan Keluarga memasuki gereja, jemaat diundang berdiri. (Diiringi musik).

 

II.     Ibadah

  1. Bernyanyi KJ No. 287b:1-2 “Sekarang Bersyukur” F=Do

Sekarang bersyukur, hai hati mulut, tangan!

Sempurna dan besar segala karya Tuhan!

Dib’riNya kita pun anug’rah dan berkat

Yang tak terbilang t’rus, semula dan tetap.

(Jemaat Berdiri)

Yang Mahamulia memb’rikan sukacita,

Damai sejahtera di dalam hidup kita.

KasihNya tak terp’ri mengasuh anakNya;

TolonganNya besar seluas dunia!

 

 

  1. Votum Introitus – Doa (L= Liturgis; J=Jemaat)

L:   Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan bumi. Amin. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

J:    Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

L:   Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Haleluya! (Marilah kita berdoa): Ya Tuhan Allah kami yang di surga, Engkaulah yang menetapkan perkawinan itu. Engkau melihat kedua saudara kami ini, yang bermaksud melangsungkan perkawinan mereka. Mereka datang memohon berkat-Mu. Sertai dan berkatilah mereka dengan kasih sayang-Mu. Isilah hidup mereka dengan Roh Kudus, agar perkawinan mereka ini senantiasa penuh damai dari permulaan hingga akhirnya. Dengarlah doa dan permohonan kami ini karena kasih sayang-Mu kepada kami. Amin.              (Jemaat Duduk)

 

3.      Bernyanyi KJ No. 388:1-2 “S’lamat di Tangan Yesus” G=Do

S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya;

Dalam teduh kasihNya aku bahagia.

Lagu merdu malaikat olehku terdengar

Dari neg’ri mulia: damai sejahtera.

Reff.:   S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya;

            Dalam teduh kasihNya aku bahagia.

S’lamat di tangan Yesus, aku tent’ram penuh;

Dosa pun dan cobaan jauh dari diriku.

Duka, cemas dan bimbang, kuasanya tak tetap;

Goda dan air mata akan seg’ra lenyap.

Reff.:   S’lamat di tangan Yesus. . .

 

  1. Khotbah

 

  1. Bernyanyi KJ No. 318:1 “Berbahagia Tiap Rumah Tangga”

C=Do (Calon Pengantin Menuju Altar)

            Berbahagia tiap rumah tangga,

Di mana Kaulah Tamu yang tetap

Dan merasakan tiap suka cita

Tanpa Tuhannya tiadalah lengkap

Di mana hati girang menyambut-Mu

Dan memandang-Mu dengan berseri

Tiap anggota menanti sabda-Mu

Dan taat akan Firman yang Kau b’ri.

 

  1. Pemberkatan

 

  1. Pemberian Tanda Kasih Gereja

 

8.      Bernyanyi KJ No. 419:1… “Yesus, Pimpinlah” G=Do

(Persembahan I (Gereja) dan II (Sosial))

1.      Yesus, pimpinlah kami s’lamanya

Hanya Dikau kami ikut di sepanjang jalan hidup.

Tuntun umat-Mu masuk rumah-Mu.

2.      B’rilah kami pun iman yang teguh

Agar jangan ditaklukkan oleh susah dan keluhan

Tapi bertekun ikut jalan-Mu.

(Musik)

3.      Bila ditekan duka dan beban

Bagi kami dan sesama, o berilah ketabahan

Dan tunjukkanlah akhir yang cerah.

(Jemaat Berdiri)

 

  1. Doa Persembahan – Berkat
  2. (Menyanyikan): Amin, Amin, Amin.

 III. Kata Sambutan:

1.     Mewakili Keluarga Pengantin Laki-laki

2.     Mewakili Keluarga Pengantin Perempuan

 

IV. Foto Bersama

1.    Kedua Pengantin

2.    Kedua Pengantin dan Pendeta

3.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin Laki-laki

4.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin Perempuan

5.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin

 

V.    Bersalaman (Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin berdiri di depan Altar menghadap Jemaat sambal bernyanyi BN HKBP No. 141 “Tuhan Allah Bersertamu” BL 222 C=Do)

       Tuhan Allah besertamu, wajah-Nya bersinar atasmu,

       Sepanjang jalan hidupmu.

       Jika Tuhan besertamu, tangan kasih-Nya membimbingmu.

       Damai sejaht’ra hidupmu.

       Walau beban berat, dan jalan pun gelap.

       Ingat Tuhan. Berdoalah, kita semua. Masa depanmu ‘kan cerah.

PEMBERKATAN PERKAWINAN Karta Dwi Jaya Simangunsong dan Engel Diah Widiana br. Tampubolon

 

ACARA IBADAH PEMBERKATAN PERKAWINAN

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

DISTRIK XIX BEKASI

Sabtu, 09 Oktober 2021

Pukul 09.30 WIB


Karta Dwi Jaya Simangunsong

&

Engel Diah Widiana br. Tampubolon


 


 

Perumahan Taman Pondok Gede Blok H No.1-3

Pondok Gede RT.04/01 Kelurahan Jatirahayu

Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi

Provinsi Jawa Barat

Telp. (021) 8467284

 

 

 

I.        Pra Ibadah

1.       Calon Pengantin dan Keluarga serta Majelis Gereja berdoa bersama di konsistori.

2.       Calon Pengantin dan Keluarga memasuki gereja, jemaat diundang berdiri. (Diiringi musik).

 

II.     Ibadah

  1. Bernyanyi BN. HKBP No. 565:1-2 Hatiku Gemar Memuji G=Do

Hatiku gemar memuji, kar’na kasih rahmat-Mu.

Bagai bunga pagi hari, mekar kar’na berkat-Mu.

­­Kuasa dosa, ratap tangis, sirna kar'na kasih-Mu.

Sukacita yang abadi, b’ri padaku Tuhanku.

(Jemaat Berdiri)

Semua alam ciptaan-Mu, menyatakan kuasa-Mu

Tata surya, malaikat-Mu, mengitari takhta-Mu

Ladang, gunung, lembah hijau, Suara ombak menderu.

Marga satwa pun bermazmur, memuliakan namaMu

 

 

  1. Votum Introitus – Doa (L= Liturgis; J=Jemaat)

L:    Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan Nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan bumi. Amin. Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

J:     Aku hendak mengangungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya,

L:    Aku hendak mengangungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Haleluya! (Marilah kita berdoa:) Ya Tuhan Allah kami yang di surga, Engkaulah yang menetapkan perkawinan itu. Engkau melihat kedua saudara kami ini, yang bermaksud melangsungkan perkawinan mereka. Mereka datang memohon berkat-Mu. Sertai dan berkatilah mereka dengan kasih sayang-Mu. Isilah hidup mereka dengan Roh Kudus, agar perkawinan mereka ini senantiasa penuh damai dari permulaan hingga akhirnya. Dengarlah doa dan permohonan kami ini karena kasih sayang-Mu kepada kami.

J:     Amin.                  (Jemaat Duduk)

 

 

3.      Bernyanyi BN. HKBP No. 15:4 Andai ‘kupunya Suara Indah BL. 103 F=Do

Segenap hatiku bersyukur, pada-Mu Tuhan Allahku.

Atas segala karunia-Mu, yang Kau limpahkan bagiku.

Kau murah hati padaku, Memb’rikan kebutuhanku.

 

  1. Khotbah:

 

  1. Bernyanyi BN. HKBP No. 160:1... Ku Dengan Teman Hidupku BL. 206 Es=Do

’Ku dengan teman hidupku, Siap berbakti pada-Mu,

Ya, Yesus ya, Tuhanku.

Pada-Mu kami berserah, selama hidup di dunia,

Berikanlah berkat-Mu.

Kaulah, Raja, Tuhan Allah, kami sembah,

Dan rindukan. Kami taat p’rintah Tuhan.

 

(Calon Pengantin maju ke altar gereja)

 

Limpahkan berkat rahmat-Mu, Cukupkan bekal hidupku,

Jauhkan kemiskinan

Sehatkan tubuh jiwaku, Kerja keras dan bertekun,

di dalam pekerjaan, Tolong, tolong, kami mohon,

agar kami s’lalu yakin, Kaulah Tuhan maha kasih

 

  1. Pemberkatan

 

  1. Pemberian Tanda Kasih Gereja

 

8.       Bernyanyi BN. HKBP No. 159:1… Berbahagia Tiap Rumah Tangga BL. 201 C=Do (Persembahan  I (Gereja) dan II (Sosial))

1. Berbahagia tiap rumah tangga, di mana Yesuslah sahabatnya,

     Dan bergemar berbakti kepada-Nya, s’lalu tekun di dalam doanya.

     Mereka s’lalu mengasihi Dia, dan suka melakukan p’rintah-Nya.

     Pikiran kata dan perbuatannya, tetap sesuai dengan firman-Nya.

            2. Berbahagia suami dan istri hidup sehati dalam kasih-Nya

                 Satu harapan iman yang sejati, di dalam Yesus Kristus Tuhannya

                 Memohon berkat Tuhan tiap hari, yang diberikan dengan limpahnya

                 Betapa sulit pun jalan hidupnya, mereka setia pada Tuhannya

..... (Musik) .....

3. Berbahagia suami dan istri, yang dihormati anak-anaknya

     Yang bertekun berdoa tiap hari, bagi semua keluarganya

     Mendidik anak dengan penuh kasih

     Membri berkat dan hikmat padanya

     Baginya firman makanan rohani. Baik bagi pertumbuhan imannya

 

4. Berbahagia tiap rumah tangga, yang bergembira dalam Tuhannya

     Karena Allah memberi berkat-Nya, bagi yang beriman kepada-Nya

     Walaupun badai menerpa hidupnya, Roh Kudus menguatkan hatinya

     Suka dan duka pun dijalaninya, sampai ke rumah Bapa di surga

..... (Musik) .....

 

 

  1. Doa Persembahan – Berkat (Jemaat Berdiri)
  2. (Menyanyikan): Amin, Amin, Amin.

 III. Kata Sambutan:

1.     Mewakili Keluarga Pengantin Laki-laki

2.     Mewakili Keluarga Pengantin Perempuan

 

IV.   Foto Bersama

1.    Kedua Pengantin

2.    Kedua Pengantin dan Pendeta

3.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin Laki-laki

4.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin Perempuan

5.    Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin

 

V.     Bersalaman (Kedua Pengantin dan Orangtua Pengantin berdiri di depan Altar menghadap Jemaat sambal bernyanyi BN HKBP No. 141 “Tuhan Allah Bersertamu” BL 222 C=Do)

         Tuhan Allah besertamu, wajah-Nya bersinar atasmu,

         Sepanjang jalan hidupmu.

         Jika Tuhan besertamu, tangan kasih-Nya membimbingmu.

         Damai sejaht’ra hidupmu.

         Walau beban berat, dan jalan pun gelap.

         Ingat Tuhan. Berdoalah, kita semua. Masa depanmu ‘kan cerah.

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...