Sabtu, 03 Mei 2014

Renungan Minggu - 27 April 2014

RENUNGAN MINGGU QUASIMODOGENITI

Nama minggu Quasimodogeniti, artinya seperti bayi yang baru lahir yang selalu ingin akan air usu yang murni, dikutip dari 1 Petrus 2,2. Nama minggu ini mengingatkan kita supaya hidup kita seperti bayi yang baru lahir, yang haus akan ASI, air susu ibu. Seorang bayi selalu haus akan ASI. Dengan ASI bayi menjadi kenyang; dengan ASI bayi semakin bertumbuh dan matang; dengan ASI bayi menjadi kebal dan mampu melawan bakteri yang mengganggu tubuhnya. 

Demikian halnya orang percaya hidupnya diumpamakan seperti bayi yang baru lahir sesudah kebangkitan Tuhan Yesus. Kehidupan orang percaya memasuki kehidupan baru pasca kebangkitan Tuhan Yesus. Seperti bayi yang selalu haus akan ASI, demikian halnya orang percaya senantiasa haus akan firman Tuhan; hidupnya terikat kepada Tuhan. Haus akan firman Tuhan maksudnya, hidup orang percaya tergantung kepada persekutuan dengan Tuhan. Dengan persekutuan dengan Tuhan hidup orang percaya semakin matang dalam iman, teguh dan kuat menghadapi tantangan iman.

Ketergantungan hidup orang percaya dengan persekutuan kepada Tuhan, itulah makna dari nama Quasimodogeniti. Menurut kotbah minggu ini, 1 Petrus 1, 3-9, ketergantungan hidup kepada persekutuan dengan Tuhan dinyatakan dengan: Pengharapan, Iman dan Kasih. 

1. Pengharapan. Ketergantungan hidup orang percaya kepada Tuhan dinyatakan dalam pengharapan. Menurut KBBI - Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengharapan artinya, keingian supaya menjadi kenyataan. Setelah Tuhan Yesus disalibkan, murid Tuhan Yesus ketakutan, bahkan mungkin putus asa karena mereka berpikir, riwayat Yesus sudah berakhir. Tetapi setelah Tuhan Yesus disaksikan hidup karena bangkit dari kematian, ketakutan dan pessimisme di hati mereka berganti dengan keberanian dan pemgharapan. Mereka tidak takut lagi menderita, karena hati mereka sudah dipenuhi pengharapan bahwa penderitaan itu pasti berakhir dengan sukacita. Orang percaya pasti menghadapi cobaan dan penderitaan. Namun, cobaan dan penderitaan itu tidak membuat hatinya putus asa, karena yakin dan percaya bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, mampu menolongnya, mampu merubah penderitaan menjadi sukacita. Seseorang yang hidupnya tergantung kepada Yesus, tidak pernah jatuh jatuh ke dalam keputusasaan, bahkan tetap optimis bahwa badai itu pasti berlalu. Orang percaya hidup dalam pengharapan, karena kematian tidak mampu menahan Yesus di dalam liang kubur. 

2. Iman. Orang percaya, yang mengalami ketergantungan hidup dengan persekutuan kepada Tuhan, berani bersaksi bahwa hanya Tuhan yang patut disembah dan dihormati. Walaupun orang percaya diancam dan dipaksa untuk tidak bersaksi tentang Yesus. Ancaman itu tidak dihiraukan, mereka tidak mau diam, mereka tetap berani bersaksi tentang Yesus, bahkan dengan lantang mereka berkata: “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”, Kisah 5, 29. Orang percaya harus lebih taat kepada Tuhan daripada kepada manusia dan penguasa dunia. Orang percaya harus berkata “no” kepada dunia, apabila dia dipaksa meninggalkan Yesus. 

Orang percaya selalu bersaksi bahwa Yesus adalah Tuhannnya. Dalam Perjanjian Baru, saksi disalin dari kata “martus” dalam bahasa Yunani artinya, seseorang yang mengetahui dan mengakui satu fakta dari kejadian; atau seseorang yang menyaksikan pengalaman dan apa yang dilihatnya. Mempersaksikan melalui kata kata apa yang dilihat dan yang diyakini. Fakta yang dilihat dan dipercaya itu memaksa mulut bersaksi. Karena Petrus telah menyaksikan kebangkitan Yesus, dia menyampaikan kesungguhan kebangkitan itu kepada yang lain. Kesaksian perlu kepada orang yang raguragu supaya percaya terhadap fakta yang kita sampaikan. Untuk menegakkan kebenaran, hakim di pengadilan selalu menghadirkan saksi yang mengetahui kejadian perkara. Demikian halnya hidup orang percaya. Orang percaya terpanggil menjadi saksi supaya yang raguragu terhadap Yesus boleh percaya. 

3. Kasih. Keseharian hidup orang percaya adalah kasih. Kasihnya kepada Tuhan Yesus dinyatakan dengan kasih terhadap sesama, termasuk kepada orang yang menganyaya hidupnya sebagai orang percaya. Kasih kepada sesama, kepada yang memusuhi Kristus, itulah kesaksian hidupnya tentang Yesus yang bangkit. Perilaku orang percaya adalah kesaksian dan kotbah yang hidup, yang mampu menggarami hidup orang yang belum percaya. Bersaksi bukan hanya dengan hotbah, nasehat dan pengajaran, terutama dengan perilaku yang baik. 

Selamat Hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...