Sabtu, 13 Juni 2020

RENUNGAN MINGGU PERTAMA SETELAH TRINITATIS, 14 JUNI 2020

Mengenali Kebutuhan Hidup

 (Lukas 12:13-21)


Terkadang orang sulit untuk membedakan kebutuhan dengan keinginan atau selera, yang terjadi adalah orang menganggap bahwa keinginannya adalah kebutuhannya, sehingga ditentukan oleh selera, bukan apa yang sesungguhnya. Ketika keinginan ataupun selera hidup/hati telah menguasai pola berfikir seseorang, maka dia akan berusaha untuk menghalalkan berbagai cara untuk memilikinya. Misalnya saat seseorang ingin kaya; maka dia akan melakukan banyak hal seperti mencuri, merampas, korupsi, menipu; yang walaupun banyak orang yang berusaha dengan sungguh bekerja dengan caranya sendiri dan dengan ketentuan yang sesunguhnya (jalan yang benar).

Orang yang melandaskan kebutuhannya sesuai dengan keinginannya, di dalamnya tidak akan pernah berkata cukup, selalu kurang walaupun ia telah memiliki banyak. Terkadang orang harus mengeluarkan banyak dana/uang untuk mengharapkan keuntungan yang jauh lebih banyak. Dalam nats ini Lukas menceritakan bagaimana seorang kaya, melandaskan hidupnya akan kekayaannya, dan tidak mereka cukup. Dia melandaskan kebahagiaan hidupnya jikalau dia memiliki harta yang banyak. Si orang kaya rela menghabiskan uang yang banyak untuk merenovasi gudangnya untuk dapat menimbun harta lebih banyak. Jika dalam diri seseorang kita jumpai seperti itu, dia akan mengukur segalanya dengan uang, dengan hartanya, otomatis dari dalam dirinya akan hilang kepedulian sosial, yang tinggal hanyalah sifat ego yang mementingkan diri sendiri, dia akan sulit berbagi atau menolong orang lain, dan tidak sedikit keluarga Kristen berantakan karena harta warisan, putusnya ikatan kekeluargaan/kekerabatan karena perbedaan status sosial, tidak ada waktu bersama keluarga demi uang.

Melalui perumpamaan ini Yesus mau menekankan bahwa kebahagiaan seseorang tidaklah terletak pada seberapa banyak ia memiliki harta kekayaan, seberapa tinggi jabatan, pangkat, kekuasaan seseorang; mengapa?  Kekayaan/harta milik tidak akan pernah dapat memperpanjang umur (kecuali hanya dapat membayar biaya kesehatan), dan bahkan ia akan semakin miskin di hadapan Tuhan, sebab ia akan mendewakan materi, hilangnya kepedulian sosial.

Yesus menyebut mereka orang bodoh, bukan karena tidak mampu mengelola keuangannya, si orang kaya dalam nats ini berlimpah hartanya, sukses dalam usahanya, tetapi karena si orang kaya itu telah mendasarkan segala kehidupannya kepada hartanya; harta baginya adalah segala-galanya; dia lupa kepada sumber hidupnya, dia lupa akan kehidupan besok. Kebenaran/kasih dan imannya tertutup oleh kerakusan/ketamakan; ia kehilangan imannya akan hidup yang sesungguhnya. Untuk itu janganlah kiranya harta benda kita biarkan membodohi kita/menguasai seluruh kehidupan kita, tetapi biarlah kemuliaan Allah melalui perkerjaan kita sehari-hari menjadi tujuan hidup kita, kehidupan kekal, bersama Yesus. Amin. Selamat hari Minggu! (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...