Selasa, 30 Juni 2020

RENUNGAN MINGGU KEEMPAT SETELAH TRINITATIS, 5 JULI 2020

DIBERKATI

UNTUK MENJADI BERKAT



(Kejadian 12: 1-9)





Seorang pengembara dan seorang pemilik modal atau tuan tanah tentulah memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan. Katakanlah dalam sebuah perjalanan panjang yang melelahkan dan lama, mereka bepergian bersama-sama. Di tengah jalan, keduanya kehilangan arah jalan dan tersesat. Si pengembara yang terbiasa meninggalkan apapun miliknya di rumah, tentu tidak perlu merasa kuatir. Sedangkan si pemilik modal atau tuan tanah yang terbiasa dilayani dan mengawasi bisnisnya, akan merasa gelisah, tertekan, kuatir memikirkan kelangsungan bisnis dan harta kekayaannya.

Ketika Abram dipanggil untuk pergi ke tempat asing yang tidak diketahui arah tujuannya, dia pergi dengan tenang. Mengapa? Dia memiliki mental pengembara. Walau sebenarnya pada saat Abram dipanggil, ia telah hidup nyaman dan kaya di kampung halamannya. Penulis kitab Ibrani mencatatkan “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibrani 11:8). Janji Allah untuk memberkati Abram dan menjadikannya berkat merupakan bagian yang utuh dari panggilan Allah kepada Abram. Karena itu, janji berkat Tuhan dalam rangka menjadikan Abram berkat buat yang lain, tidak bisa dipisahkan dari konteks pergumulan Abram yang harus keluar dari rumah bapanya yang nyaman duniawi.

Yesus berkata, “Banyak yang dipanggil, namun sedikit saja yang dipilih” (Matius 22:14). Hanya orang-orang yang dipanggil secara efektual, seperti Abraham, akan menjadi bagian dari “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (I Petrus 2:9).

Seperti Abraham, menjadi berkat pada dasarnya adalah sebuah respons iman atas panggilan Allah dan sekaligus tindakan untuk berani keluar dari zona aman dunia, berpindah ke zona aman di dalam Tuhan. Merespons panggilan Allah untuk menjadi berkat di tengah kehidupan, berbeda cara hidupnya dan cara bertindaknya, karena orang yang merespons panggilan Tuhan, selalu mendahulukan kehendak Tuhan di dalam hidupnya.

Menjadi berkat adalah taat untuk pergi melakukan kehendak Tuhan! Bukan sekadar memberikan kata-kata atau dana, tetapi memberikan waktu dan tenaga, pikiran segenap perhatian. Milikilah mental pengembara yang senantiasa menggantungkan hidupnya sepenuhnya hanya kepada Tuhan. Bersediakah kita menjadi berkat dalam konteks seperti itu? Amin. Selamat hari Minggu! (NS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...