Rabu, 02 September 2020

ACARA KEBAKTIAN KELUARGA RABU DAN KAMIS, 02 DAN 03 SEPTEMBER 2020

  

ACARA KEBAKTIAN KELUARGA


DI RUMAH MASING-MASING ANGGOTA JEMAAT

NEW NORMAL COVID-19

HKBP PONDOK GEDE

RESORT PONDOK GEDE

Rabu dan Kamis, 02 dan 03 September 2020

Pukul 20.00 WIB

(U: Uluan; K: Keluarga)

 

I.         Persiapan

 

II.       Saat Teduh

 

1.        Bernyanyi BE HKBP No. 28:1-2 Hata ni Jahowa (BL 203)

Ø    Hata ni Jahowa sipadame jolma, hangoluan i.

            Halalas ni roha siapuli roha, ni na marsak i.

            Gogo ni Debatangki paluahon na porsea, sian nasa jea.

 

Ø    Nasa tinahiNa, tagan so ditompa tano on dope.

            Nang na tinuduan ni sude pelean jumpang do muse.

            Sangkap ni AmaNa i dipatulus Jesus Kristus, jolma i ditobus.

 

……………. BN …………….

 

Ø    Firman Tuhan Allah, sumber kehidupan, damai dan senang.

            Sumber sukacita, dan pelipur lara, bagi yang resah.

            Tuhan maha kuasa, Jurus’lamat manusia, dari kuasa dosa.

 

Ø    Semua rancangan-Nya, sebelum dunia, diciptakan-Nya.

            Makna semua kurban, penebusan dosa, digenapi-Nya.

            Janji kes’lamatan-Nya, digenapi Kristus Tuhan, Jurus’lamat kita.

 

2.        Votum/Agenda (A.XV/A.10; D.XIII/47)

U:        Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus dan Nama Roh Kudus, yang menciptakan langit dan bumi.

U/K:    Amin.                         

U:        Sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. Haleluya! Mari kita berdoa: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahabenar dan Kudus! Engkau melawan dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak, tetapi menginginkan orang-orang yang rendah hati, karena itu, kami memohon kepada-Mu: Tolonglah kami menjauhi kesombongan, supaya kami jangan tinggi hati, tetapi bimbinglah kami dengan Roh Kudus, supaya kami rendah hati, lemah lembut, penuh cinta kasih, jujur dan sopan terhadap sesama manusia, oleh karena Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus.

U/K:    Amin.

 

3.        Pembacaan Firman Tuhan (Matius 27:1-10)

U:        Firman Tuhan untuk kita hari ini dari Matius 27:1-10, kita baca secara responsorial: Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus.

K:        Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu.

U:        Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,

K:        Dan berkata: "Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah." Tetapi jawab mereka: "Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!"

U:        Maka ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

K:        Imam-imam kepala mengambil uang perak itu dan berkata: "Tidak diperbolehkan memasukkan uang ini ke dalam peti persembahan, sebab ini uang darah."

U:        Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.

K:        Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah.

U:        Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,

K:        Dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku."

U:        Demikian pembacaan Firman Tuhan: Berbahagialah orang yang mendengarkan Firman Tuhan serta memeliharanya.

U/K:    Amin.

 

4.        Bernyanyi BE HKBP No. 122:1-2 Ida Hinadengan ni (BL 13)

Ø    Ida hinadenggan ni angka na saroha i.

Parpambaenan na burju, nang hatana pe tutu.

 

Ø    Sai hushus uapna i, songon bungabunga i.

Angka na tinompa i, pajengkarhon tano i.

 

……………. BN …………….

 

Ø    Betapa bahagianya, yang bersatu hatinya.

Adil perbuatannya, jujur perkataannya.

 

Ø    Bagai bunga yang mekar, yang harumnya semerbak.

Hidup rukun dan mesra, menghiasi dunia.

 

5.        Renungan/Jamita (Kejadian 37:23-30)

23.       Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.

24.       Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.

25.  Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.

26.       Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?

27.       Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.

28.       Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.

29.       Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya,

30.       Dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?"

 

         Penjelasan:  

Yusuf anak kesayangan Yakub dan perbedaan kasih sayang antara sesama anak, akan melahirkan/menimbulkan kecemburuan yang lainnya. Boleh jadi Yusuf tidak menyadari apa bahaya yang akan ditimbulkan oleh karena keterpihakkannya dalam kasihnya di antara anak-anaknya. Sering terjadi di tengah keluarga tanpa disadari kedua orang tua akan sikap, perhatian mereka kepada anak-anaknya yang kadang berbeda dengan kentara. Sikap seperti itu tanpa disadari telah menimbulkan kecemburuan, ketidakserasian dalam hubungan keluarga antara orang tua terhadap anaknya dan di antara sesama anak-anaknya.

 

Yusuf digelari seorang tukang mimpi dan selalu dimanja, hal ini menimbulkan kecemburuan, sakit hati, ketidaksenangan saudara-saudaranya, kecemburuan yang berkepanjangan boleh melahirkan kebencian, penolakan bahkan pembunuhan sekalipun, tanpa kita sadari, kita sering berebut cinta kasih, perhatian kedua orang tua kita (pihak anak) dan terhadap anak-anak (pihak orang tua). Memang Yusuf seorang figur anak yang taat, penurut dan rajin, yang patuh akan apa yang orang tuanya minta dia kerjakan, dan bahkan untuk mencari saudara-saudaranya yang tengah mengembalakan ternak mereka di tempat yang jauh, dari lembah Hebron ke lembah Sikhem hingga ke dataran Dotan (Sikhem – Dotan: sekitar 15 Mill/24,15 KM (1 Mill = 1,61 KM = hampir 100 Km dari Hebron; atau sekitar 12 Mill/19,5 Km dari Samaria). Di samping kataatannya akan orang tuanya, juga karena kasihnya kepada saudara-saudaranya.

 

Akan tetapi saudara-saudaranya sudah terlanjur membencinya, mereka terbawa pengaruh pikiran mereka yang buruk sangka terhadap adiknya Yusuf juga pada perlakuan orang tua mereka. Ketika seseorang membiarkan kecemburuan menguasai hidupnya, lama-kelamaan akan melahirkan kebencian, permusuhan dan tidak jarang menimbulkan niat membunuh. Hal itu terjadi pada saudara-saudara Yusuf, ketika mereka melihat adiknya (Yusuf) datang  mencari, melihat mereka, bukan rasa senang yang datang, bukan kasih sayang atau kerinduan, tetapi adalah permufakatan jahat untuk melenyapkan Yusuf. Tentu setiap kejahatan yang dirancangkan sekelompok orang terhadap orang lain, boleh jadi mereka tidak sepenuhnya sependapat, itu terjadi juga di antara saudara-saudara Yusuf. Ruben anak tertua berniat menyelamatkan adiknya, tetapi ia tidak berani konfrontasi dengan adik-adiknya, ia merencanakan untuk menyelamatkan adiknya dengan mengatakan adalah lebih baik dia dimasukkan ke sumur kosong dari pada harus dibunuh. Yusuf tidak jadi dibunuh tapi dijual demi keuntungan rupiah. Ada dua tokoh yang tampil tanpa sengaja untuk menyelamatkan Yusuf; Ruben anak tertua memberi saran supaya Yusuf dimasukkan/dijatuhkan ke sumur kosong, dan Yehuda menyarankan untuk dijual saja, dan Yusuf pun selamat dari rencana pembunuhan. Tanpa mereka sadari (Ruben dan Yehuda) mereka telah membiarkan rencana Tuhan berjalan terus.

 

Yang mau disuarakan dalam Nats ini: Adalah bagaimana rancangan Tuhan tidak akan dapat digagalkan oleh manusia. Tuhan telah rancangkan kebaikan atas keturunan Israel, yang walaupun itu tidak pernah mereka ketahui. Banyak hal rancangan keselamatan Tuhan buat kita yang tidak kita pernah kita sadari, mengerti dan kita ketahui. Tuhan mempersiapkan Yusuf untuk kehidupan Israel selanjutnya.

 

Terkadang kita tidak menyadari bahwa Tuhan telah memakai kita untuk sebuah rencanaNya, kita mengeluh saat menghadapi tantangan, kesulitan, kita bahkan menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, menyesali hidup dan sepertinya merasa tidak ada gunanya tunduk dalam kesetiaan akan Tuhan (putus asa, membiarkan rasa benci, kecemburuan menguasai dirinya terhadap orang lain).

 

6.        Bernyanyi BE HKBP No. 126:1-2 O hamuna ale dongan (BL 96)

Ø    O Hamuna ale dongan, ringgas be masijalangan

Lao marningot Tuhan i. Na mandok tu siseanNa:

On do patik di hamuna, masihaholongan i.

 

Ø    Tole ma itatadinghon roha na masihosoman,

Na manirang dongan i. Kristus i do pardomuan,

Na patongtong pardonganon, salelenglelengna i.

 

……………. BN …………….

 

Ø    Hai saudara yang seiman, mari kita bersalaman,

Mengenang pesan Tuhan. Inilah tanda muridKu

Laksanakanlah p’rintahKu, saling mengasihilah.

           

Ø    Mari kita meninggalkan, dendam, iri, pertengkaran

Yang merusak hubungan.

Kristus t’lah mempersatukan, mengikat persekutuan

Yang teguh dan bertahan.

 

7.        Berdoa Salah Satu Anggota Keluarga

 

8.        Bernyanyi BE HKBP No. 120:1 Ale Immanuel Tatap (BL 117)

Ø    Ale Immanuel tatap ma hami, na tinobusMu na pinaluaM.

Na sinosahan ni musu do hami, ala tongtong nioloan hataM.

Gasa disuan mangalo AnakMu, jala na jahat do ninna na burju.

 

……………. BN …………….

 

Ø    Wahai Immanuel tolonglah kami,

Yang Kau s’lamatkan dan Kau tebus.

Musuh yang jahat menyerang tiap hari,

Sebab setia pada FirmanMu.

Fitnah ditabur menyerang umatMu.

Orang yang baik dituduh perusuh.

 

9.        Berdoa Kepala Keluarga

 

10.     Bernyanyi BE HKBP No. 492:1-2 Na Mora Tutu (BL 334) Pelean 

Ø    Na mora tutu sangap Damang i, Ibana nampuna sude arta i.

Nang sere, nang perak, nang hepeng sude.

Tapuji Ibana, unduk hita be. AnakhonNa do au,

AnakhonNa do au, dibaen Tuhan Jesus anakhonNa do au.

 

Ø    Na ro Jesus i,  AnakNa do i; lao mate, lao hehe, manaek sian i.

Rade ingananhu dibaen Jesushi, di surgo hutangku,

Di si Damang i. AnakhonNa do au,

AnakhonNa do au, dibaen Tuhan Jesus anakhonNa do au.

 

……………. BN …………….

 

Ø    Yang maha besar, semua milikNya.

Bapaku yang kaya, tiada taranya.

Permata, emas maupun uangnya.

Terpujilah Dia, hai mari sembah.

Reff.:      Akulah anakNya, akulah anakNya,

Kar’na Tuhan Yesus, akulah anakNya.

 

Ø    Yesus, anakNya datang ke dunia,

Yang mati dan bangkit, naik ke rumahNya.

Disediakan-Nya tempat bagiku.

Di Surga rumahku tempat Bapaku. Reff.: …

11.     Doa Penutup

U:        Marilah kita berdoa untuk menyerahkan persembahan kita kepada Tuhan: Ya Allah, Bapa kami yang di surga. Kami mengaku bahwa Tuhan adalah sumber dari segala karunia yang melimpah dalam kehidupan kami masing-masing. Sebahagian daripada karunia itu, kami serahkan kembali sebagai persembahan kepada Tuhan. Terimalah dan berkatilah persembahan umat-Mu ini, agar dapat kami pergunakan untuk pekerjaan dan pelayanan Kerajaan Tuhan di dunia ini. Bukalah hati kami untuk mengenal betapa banyak berkat dan karunia yang kami peroleh dari Tuhan, supaya kami senantiasa bersyukur kepada-Mu di dalam Nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin. Marilah kita bersama-sama mengucapkan Doa Bapa Kami:

 

 U/K:   Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkau punya Kerajaan dan Kekuasaan dan Kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

 

U:        Biarlah kasih setia Tuhan menyerta kita semua. Amin.

            (Jika Majelis Tahbisan yang memimpin Ibadah baiklah ia memberi berkat ini. Jika tidak, langsung menyanyikan: Amin, amin, amin!)

            Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan persekutuan dengan Roh Kudus kiranya beserta dengan kita sekalian. Amin.

 

K:        (Menyanyikan): Amin… Amen… Amen.

 

Persembahan boleh dikirimkan ke:

1. Rekening Britama Cab. Pd Gede No. (002) 038501000630566

2. Tabungan BNI No. (009) 1919667770

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...