Rabu, 02 September 2020

RENUNGAN MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS 6 SEPTEMBER 2020

 Saling Menerima 

dan 

Saling Menghargai 

(Matius 27:1-10)




 

Ketika orientasi hidup seseorang berpusat pada harta benda, kesenangan duniawi, maka orang tersebut akan menghalalkan berbagai cara untuk dapat memilikinya, tidak peduli benar atau tidak cara memperolehnya, tidak peduli apakah banyak orang yang jadi korban, misalnya dengan banyaknya investasi bodong yang merugikan banyak orang. Dan anehnya, ada banyak orang sudah tahu bahayanya tetapi ada saja yang mau ikut di dalamnya, baik pengelola maupun nasabah. Tetapi ketika apa yang diharapkan sebelumnya tidak terwujud, yang terjadi adalah pemberontakan, penyesalan dan bahkan ada yang hingga putus asa dan bunuh diri.

Penyesalan selalu datang terlambat, dan itu terjadi setelah yang bersangkutan menyadari kekeliruan/kesalahan yang telah diperbuatnya, dan juga mengakui kesalahannya. Tetapi ada istilah, sudah terlambat, nasi sudah jadi bubur; berpikir sebelum bertindak, sesal kemudian tiada berguna. Hal itu tidak dimiliki oleh Yudas Iskariot, dia tidak mengerti apa resiko dari tindakannya, yang penting baginya adalah uang, keuntungan. Yudas melihat kesempatan itu, atas kebencian para imam, ahli taurat, Farisi kepada Yesus. Boleh jadi Yudas tidak menyadari sebelumnya kebencian mereka terhadap Yesus, juga niat mereka menyingkirkanNya. Dengan mudah Yudas menjual Yesus seharga 30 keping perak, yang penting baginya keuntungan, resiko belakangan; boleh jadi karena latar belakang hidupnya, pekerjaannya sebagai bendahara.

Ketika kesadarannya muncul dengan melihat kenyataan yang ada, yang terjadi pada Yesus, Yudas berusaha mengembalikan uang itu untuk membebaskan Yesus, tapi semuanya sudah terlambat, tidak ada yang mau mengubah keputusan mereka, sebab kebencian mereka terhadap Yesus yang sangat dalam. Ketika kebencian menguasai hidup seseorang, dia akan kehilangan logika berpikir, kehilangan kasih. Hal itu nampak dari sikap para imam yang dengan gampang menyebut kasus itu adalah urusan pribadi Yudas, sikap tidak mau tahu, sebab kepuasan diri mereka akan terjawab dengan apa yang telah mereka rencanakan kepada Yesus.

Penyesalan Yudas tidak berarti, akhirnya dia memutuskan bunuh diri, yang walaupun bunuh diri tidak akan pernah memperbaiki kesalahan, tetapi adalah kehadiran kita untuk minta pengampunan, permintaan maaf. Kasih Tuhan lebih besar dari murkaNya, datanglah pada Yesus, serahkanlah segala kehidupanmu, persoalan, kekurangan, kelemahan dan kesalahanmu, sebab Yesus akan mengampunimu jikalau kamu datang dengan sungguh dalam iman. Amin. Selamat hari Minggu! (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...