Selasa, 14 Juli 2020

RENUNGAN MINGGU KEENAM SETELAH TRINITATIS, 19 JULI 2020

IBADAH DAN PERSEMBAHAN

KEPADA TUHAN


(Ulangan 16: 13-17)


Bagaimana cara agar hidup teratur? Hal yang kita lakukan: Daftarkan prioritas kerja setiap hari, tulis berdasarkan prioritas untuk tetap membuat kita fokus. Tulis daftar secara terurut dan aturan batas waktunya. Itu bisa membantu pikiran menjadi fokus, mencegah dari perasaan kewalahan, berjalan sesuai rencana selaras dengan kegiatan yang lain, fokus pada masing-masing tujuan. Membantu kita untuk tetap termotivasi dan tetap berjalan sesuai tahapan sampai selesai. Tak kalah perlu, untuk memiliki seseorang yang bisa membantu tugas kita atau menyelesaikannya bisa membuat kita lebih berkonsentrasi pada tugas yang lebih penting. Begitulah salah satu caranya.

Tuhan menginginkan Israel menjadi pujian bagi Nama-Nya dan berkat bagi bangsa-bangsa. Untuk tujuan itu bangsa Israel butuh keteraturan, dan Tuhanlah pengaturnya. Persepuluhan menjadi bekal untuk perayaan di hadapan Tuhan, dan juga untuk membantu orang miskin. Dalam Ulangan 15: 1-18, pembebasan dari Tuhan diterapkan kepada sesama dalam tahun Sabat, tahun ketujuh dengan membebaskan orang yang berutang dan budak. Karena Israel dibebaskan sebagai anak sulung Allah dengan anak-anak sulung ditebus oleh domba Paskah, sehingga anak sulung jantan ternak menjadi milik Allah. Allah menyuruh hewan yang kudus itu dipakai sebagai bekal untuk perayaan bersama di hadapan Tuhan; keluarga tetap memakan dagingnya, tetapi dalam konteks yang sakral (Ul. 15: 19-23). Perayaan yang setahun tiga kali itu kemudian diatur dalam Ulangan 16: 1-17, yaitu: Paskah (Ul. 16: 1-8), Tujuh Minggu Yobel (Ul. 16: 9-12) dan Pondok Daun (Ul. 16: 13-15).


Sebagai Allah yang membebaskan dan memberkati umat-Nya, untuk bersekutu dengan Dia dengan sukaria. Tempat bersekutu yang dipilih Tuhan menjadi Bait Allah di Yerusalem, tetapi kemudian menjadi di dalam Kristus. Persekutuan orang percaya, sebagai tubuh Kristus, adalah tempat kediaman Roh Kudus, tempat Allah hadir di tengah umat-Nya. Dalam persekutuan tersebut, memberi adalah pernyataan diri sebagai anggota jemaat yang bebas, dewasa dan bertanggung jawab. Mungkin saja ada keluarga miskin yang belum sanggup memberi, tetapi semestinya kita rindu supaya mereka diberkati Tuhan sehingga sanggup memberi. Memberi bukan dalam pola “do ut des,” manusia memberi untuk diberi, melainkan Tuhan memberi supaya orang Israel dan orang percaya bisa memberi. Sukaria memberi adalah bagian dari martabat sebagai orang beriman. Karena Tuhan membebaskan dan memberkati. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...