Sabtu, 24 Desember 2016

RENUNGAN MINGGU NATAL PERTAMA 25 DESEMBER 2016

Apakah Natal 

Yang Sesungguhnya?


(Yohanes 1: 1–14)




     Jikalau kita mendengar kata Natal boleh jadi yang lahir dalam benak kita adalah hiasan pernik-pernik natal, liturgi, drama, puisi, koor serta keindahan lainnya seperti baju baru serta dekorasi yang indah. Sehingga banyak orang yang bergumul ketika natal tiba, sebab dia harus memikirkan banyak biaya yang harus dia keluarkan seperti beli baju baru, konsumsi natal serta keindahan dan bentuk perayaan yang harus dia lakukan. Terkadang kita lupa apa makna natal yang sesungguhnya karena kita terfokus dengan segala macam atribut atau keindahan lainnya. Kita lupa bahwa natal adalah sukacita dimana kita harus mampu membuang rasa penat dalam diri, membuang segala persoalan kehidupan kita kepada Dia yang kita rayakan dalam Natal

     Kalau kita mengatakan dan bersaksi bahwa Yesus yang lahir di Betlehem, yang kita rayakan dalam peristiwa Natal, Dia adalah Firman yang sesungguhnya yang telah ada sejak awal. Hal itu berarti Yesus ada bukanlah mulai dari peristiwa Betlehem, Dia sudah ada bersama Allah dan Dia adalah Allah yang tidak berawal dan berakhir. Kalau disebutkan dalam Dalam Kej 1:1 -” Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi ...berfirmanlah Allah maka semuanya tercipta“ Berarti Allah mencipta dengan FirmanNya. Dalam Maz 33:9 berkata: Allah berfirman, maka semuanya jadi.... Firman yang menciptakan itulah yang kita rayakan saat ini. Dia hadir menjadi manusia yaitu Tuhan Yesus Sang Yuruselamat, Dialah Tuhan dan Dialah Hidup dan terang. Itulah yang kita rayakan saat ini sekaligus kesempatan bagi kita untuk mengarahkan dan mengajak banyak orang (Marilah kita ke Betlehem melihat apa yang dikatakan malaikat kepada kita; Luk 2:15), Dalam perayaan natal, bagaimana kita mampu untuk saling mengajak dan membawa anggota keluarga kita ke “betlehem” kepada Yesus adalah Hidup dan terang (Yoh 1:4 di dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia). Untuk itu dalam setiap perayaan Natal adalah merupakan kesempatan bagi kita mengevaluasi iman dan moralitas kita, mengevaluasi pemahaman kita akan nilai kehidupan baru yang telah Tuhan bawa yang kita rayakan hari ini. Dia datang membawa hidup dan kehidupan, Dia datang membawa pembaharuan moral dan iman kita, Dia datang untuk membawa kita kepada kedewasaan iman serta kesetiaan kita dalam hidup baru yang Dia bawa. Dengan demikian Natal bukanlah hanya sebagai perayaan atau kebiasaan, tetapi natal adalah ibadah, penerungan makna kehidupan, sehingga nilai perenungan itulah yang membawa kita kepada sukacita. Pembaharuan itulah yang memenuhi sukacita kita yang sesungguhnya, sukacita karena hidup baru. 

     Terang itu membawa kegembiraan dan sukacita, kegembiraan adalah merupakan obat yang dapat menenangkan penyakit masyarakat, sebab jikalau kita memang dapat memaknai natal itu dengan baik, pasti kita akan bersukacita, pasti akan semakin menumbuhkan iman pengharapan kita, serta memotivasi iman kita untuk semakin baik di hadapan Tuhan, sebab Kristus telah mengusir kegelapan dari dalam kehidupan kita. Di dalam kegelapan kita tidak mendapat kepastian langkah hidup, akan selalu ada dalam keraguan dan kebimbangan, tetapi ketika kita mau hidup dan menerima Terang yang sesungguhnya yaitu Kristus yang kita rayakan saat ini, niscaya kita akan menerima terang dan kepastian hidup. Natal bukanlah sekedar perayaan dan ibadah tetapi juga sekaligus merupakan pengutusan. Kita diutus oleh “TERANG” itu menjadi duta Kristus membawa kehidupan baru, membawa pengharapan dan sukacita. Untuk itu marilah kita sebarkan “TERANG” yaitu Kristus, dialah YESUS  yang kita rayakan saat ini kepada semua orang. Natal adalah sukacita, kesaksian akan kehidupan baru dan Kristus yang kita rayakan adalah sukacita dan hidup. Selamat Natal. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...