Rabu, 14 Desember 2016

RENUNGAN MINGGU ADVENT KEEMPAT 18 DESEMBER 2016



Dikuduskan
Untuk Memberitakan Injil Allah
(Roma 1:1-7)




Dikuduskan
Untuk Memberitakan Injil Allah

                                                   (Roma 1:1-7)




 itab Roma dibuka dengan perkataan dalam bahasa Yunani, “Paulos doulos  Iesou Christou.”  Paulus seorang hamba dari Yesus Kristus. Paulus seorang budak dari Yesus Kristus.  Secara tiba-tiba Paulus meninggalkan kedudukan terhormatnya sebagai orang Farisi dengan segala kebanggaannya, dan menjadi “Paulus, seorang doulos (hamba-budak).” 

          Pada hal secara umum manusia selalu berusaha mengejar semua julukan atau gelar yang hebat bagi dirinya. Misalnya, raja, penguasa, jendral, pemimpin, tuan, dan sebagainya. Bukankah hal itu sangat keren? Tetapi ini berbeda, ”Paulos doulos.” Paulus seorang hamba-budak dari Ieosus Christos (Yesus Kristus). (Anda harus membaca Kisah para Rasul dan melihat kedalaman arti dari budak itu). Paulus menjadi hamba-budak, bukan oleh kehendak manusia, tetapi oleh kehendak Allah. Bukan oleh kasih manusia, tetapi oleh kasih Kristus. Bukan oleh dedikasi kepada manusia tetapi dedikasi kepada Tuhan. Itulah seorang hamba-budak dari Yesus Kristus. 

          Pada masa Paulus, Roma adalah kota yang paling penting di dunia Barat. Itu adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi. Oleh sebab itu, orang-orang dari seluruh dunia secara terus menerus berdatangan ke Roma untuk berbagai tujuan. Karena itu, berita yang berhubungan dengan orang-orang Kristen di Roma dengan sendirinya cepat tersebar luas. Jumlah orang Kristen bertumbuh dengan pesat, sehingga kekaisaran Roma mulai melakukan penghambatan dan penganiayaan kepada jemaat Kristen Roma dengan kekejaman yang terus meningkat. 

          Paulus mengucap syukur karena orang-orang percaya di Roma tetap setia dan berdiri teguh dalam iman mereka, walau mereka menghadapi penghambatan dan penganiayaan yang sangat mengerikan. Karena kesetiaan jemaat Kristen Roma tersebut prajurit kekaisaran Romawi heran, dengan berkata: “Jika kita memotong lidah mereka dan melarang mereka berkhotbah, mereka mengasihi dengan tangan mereka, dengan kaki dan mata mereka, mereka selalu mengasihi dan di mana saja sampai nafas terakhir mereka.” 

          Marilah kita mengikuti teladan Paulus dan Kristen di Roma. Baik dalam keadaan tenang, maupun dalam keadaan sulit, kita setia memberitakan Injil Kristus. Yesus Kristus telah menderita dan mati di kayu salib untuk menebus kita. Ia bangkit dari antara orang mati untuk memberikan hidup kekal kepada kita. Oleh kasih dan kemurahan-Nya menghapus semua dosa-dosa kita. Ia adalah Anak Allah yang berkuasa. Kita telah diselamatkan oleh anugerah dan penebusan Yesus Kristus. Sekarang, kita menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Selamat Advent. 

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...