Rabu, 04 Agustus 2021

RENUNGAN MINGGU KESEMBILAN SETELAH TRINITATIS, 1 AGUSTUS 2021 Yeremia 22: 1-9

 MEMELIHARA KESATUAN ROH

(Efesus 4: 1-7)

 




Orang semakin banyak berbicara tentang karakter, karena semakin menyadari penting dan urgensinya kepemilikan karakter yang baik. Apa sebenarnya karakter itu? Untuk mengetahui apa itu karakter, bisa dimulai dengan cara sederhana saja. Misalnya seorang atasan atau pimpinan yang dianggap baik adalah yang bersikap jujur, terbuka, disiplin, peduli, bertanggung jawab, punya visi, setia, tekun, menghargai setiap orang, tidak pilih kasih, dan sebagainya.

 Semua yang disebutkan itu merupakan nilai-nilai, dan disebut sebagai karakternya seseorang manakala hal itu tampak secara konsisten dalam diri orang itu, yang selalu tampak dalam dirinya pada ragam situasi. Dengan demikian maka karakter, kadang disebut watak. Sebagai nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dengan baik dalam diri seseorang, sudah menjadi bagian dari hidupnya, menjadi kecenderungan dan pilihan tetapnya, yang tampak dalam sikap dan perilakunya, dalam kehidupannya.

Demikianlah karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Dalam Khotbah ini paling tidak ada tiga karakter manusia baru dalam Kristus, yaitu: 

1. Rendah Hati (ay. 2). Manusia baru memiliki sifat ilahi seperti Kristus yaitu rendah hati. Paulus menasehatkan jemaat Efesus untuk selalu rendah hati. Mengandung makna menundukkan diri sendiri kepada orang lain dan menjadi lebih peduli terhadap kesejahteraan mereka dari pada diri sendiri. Sifat kepribadian yang tidak egois. Yesus pernah menunjukkan sifat ini, ketika Dia membasuh kaki murid-murid-Nya sebagai teladan seorang pemimpin.

2. Lemah lembut (ay. 2). Sikap sederhana dan lemah lembut yang terungkap di dalam ketaatan yang penuh, kesabaran terhadap serangan, bebas dari kebencian dan keinginan untuk balas dendam. Salah satu perkataan Tuhan Yesus di kayu salib yang lemah lembut, “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.

3. Sabar (ay. 2). Mengacu kepada daya tahan yang lama di hadapan amukan orang pembenci atau dari amarah orang lain. Yesus menunjukkannya Ketika Ia memikul salib menuju bukit Golgota. Marilah hidup dengan rendah hati, lemah lembut dan bersabar, cara kita memelihara kesatuan Roh.  Amin. Selamat hari Minggu! NS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...