Rabu, 04 Agustus 2021

RENUNGAN MINGGU KESEPULUH SETELAH TRINITATIS, 8 AGUSTUS 2021 Jeremia 22: 1-9

 LAKUKANLAH KEADILAN 

DAN 

KEBENARAN

(Yeremia 22: 1-9)





 

1.       Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia.

2.     Kemuliaan terbesar dalam hidup tidak terletak pada keberhasilan kita untuk tidak jatuh, tetapi bangkit setiap kali jatuh.

       Setelah mendaki bukit tinggi, seseorang akan menemukan bahwa masih ada banyak bukit yang harus didaki.

4.       Jika kamu ingin berdamai dengan musuhmu, kamu harus bekerja dengannya. Dia pun akan menjadi rekanmu.

5.       Jangan nilai saya menurut keberhasilan saya, nilailah saya berdasarkan berapa kali saya jatuh dan bangkit lagi.

 

Catatan di atas adalah penggalan kisah dari seorang nasionalis yang menjunjung tinggi perdamaian dan keadilan dunia, Nelson Mandela dikenang sebagai revolusioner perdamaian bagi bangsa Afrika maupun bagi dunia. Seorang pejuang keadilan dan kebenaran, sungguh seorang yang tangguh.

 


Nabi Yeremia dengan tangguh berhadapan dengan nabi-nabi palsu, bernubuat kepada bangsa Yehuda selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, menyampaikan Firman Tuhan dengan tujuan agar orang Israel paham apa yang harus mereka lakukan untuk terhindar dari penghukuman. Firman Tuhan ini sangat penting sebab banyak orang Israel mengharapkan tidak ada hukuman. Mereka dibuai oleh nubuatan yang palsu dari nabi-nabi palsu penentang nabi Yeremia. Yeremia memberikan nasehat untuk melakukan keadilan dan kebenaran, melepaskan orang dari tangan pemerasnya, melepaskan orang yang dirampas haknya, jangan menindas dan jangan memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan jangan menumpahkan darah orang yang tak bersalah. Perintah ini memberikan dorongan bagi orang Yahudi untuk membangun hubungan dengan sesama. Mengupayakan persahabatan dengan semua orang, dengan demikian mereka mulai belajar mengasihi musuh. Namun mereka tetap tidak taat kepada firman Tuhan, mereka akan segera mendapatkan akibatnya.


Anugerah Allah memang tak terhingga. Bahkan pada saat kita tidak mau taat dan mengkhianati Tuhan, Dia tetap mau menerima diri kita. Namun kita harus datang kepada-Nya sebagai seorang petobat yang sungguh menyadari dosa-dosa kita. Janganlah datang kepada-Nya dengan sikap sombong dan tidak mau taat. Maka mari menuruti firman-Nya melalukan melakukan keadilan dan kebenaran walau di tengah kesulitan sekarang ini. Amin. Selamat hari Minggu! NS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...