Senin, 29 Oktober 2018

RENUNGAN MINGGU XXIII SETELAH TRINITATIS, 4 NOVEMBER 2018

KOBARKANLAH

KARUNIA ALLAH YANG ADA PADAMU

(2 Timotius 1: 6-12)





TUHAN menginginkan pemimpin yang berintegritas dan berkualitas baik. Timotius salah satunya. Anda orang-orang muda, pernahkah Anda mendengar orang yang berkata: "Kamu adalah calon pemimpin di masa depan?" Anda adalah pemimpin pada saat ini juga, bukan pemimpin di masa mendatang. Anda dapat menjadi pemimpin ketika ada di sekolah, di tempat kursus atau les, di lapangan, di tempat bermain, di mal, di pasar. Di mana saja Anda dapat menjadi pemimpin. Ketika Anda menjadi pemimpin, tidak usah merasa risau. Ingatlah nasihat Paulus: Kita harus menjadi teladan yang baik bagi orang-orang yang kita pimpin. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik? Caranya dengan berintegritas. Memberi teladan yang baik, mengobarkanlah karunia Allah yang ada pada kita. 

Timotius (dari bahasa Yunani, time: menghormati dan Teos: TUHAN) adalah orang yang saleh, orang yang menghormati TUHAN. Timotius memang layak menyandang nama itu karena sejak kecil dia sudah menerima firman TUHAN. Alkitab mencatat Timotius lahir dari ayahnya yang seorang Yunani dan Ibunya Eunike seorang Yahudi. Ibunya mengajarkannya firman TUHAN sesuai dengan ajaran dan tradisi Yahudi. Neneknya yang bernama Louis, juga ikut membangun jati dirinya menjadi orang beriman. Jika orang tua baik mendidik anaknya maka anaknya akan baik. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Ams.22:6). Sadar atau tidak, anak-anak bagaikan kertas tulis kosong yang isinya akan tergantung dari apa yang dituliskan oleh ayah dan ibunya atau bahkan kakek dan neneknya di dalamnya. Meski anak-anak akan memiliki sifat-sifat tersendiri, namun bagaimana orang tua mendidik anak akan sangat menentukan seperti apa mereka kelak pada saat menginjak dewasa. 

TUHAN mempertemukan Timotius dan Paulus di Listra (Kis.16:1-3). Paulus memilihnya sebagai pembantu yang baru. Akhirnya Timotius menjadi pembantu terdekat dari Paulus. Ia disebut dalam enam surat Paulus sebagai ikut mengirim surat-surat itu (lihat 2 Kor.1:1;Fil.1:1; Kol.1:1; I Tes.1:1;2 Tes.1:1;Fil.1). Tidak ada pembantu lain yang begitu sering disebut sebagai satu-satunya orang yang sehati dan sepikir dengan Paulus (Fil.2:21,22). Ia menunjukkan pengabdian yang tulus untuk menerima setiap tugas dalam bentuk apapun yang diberikan kepadanya. Ia tidak pernah membantah kepercayaan yang diberikan kepadanya. Semuanya itu diterimanya dengan baik dan bertanggung jawab. Hingga hubungan keduanya sangat akrab digambarkan seperti hubungan bapa dan anak. Dalam hal ini, Paulus tidak mencetak seorang pengikut, tetapi membentuk seorang pempimpin baru.

Paulus menasihati Timotius dan gereja sepanjang masa, agar melakukan tugas bukan karena terpaksa, tetapi karena kesadaran akan panggilan. Mengibaratkan sebagai seorang prajurit, olahragawan atau atlet, dan juga sebagai seorang petani. Sebagai seorang prajurit, harus memfokuskan diri pada apa yang diinstruksikan oleh komandan. Komando tersebut: Kobarkanlah karunia Allah yang ada padamu! Jangan takut dan jangan malu bersaksi tentang TUHAN. Selamat hari Minggu! Amin. (NS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...