Rabu, 20 Juni 2018

SERMON PARHALADO 19 JUNI 2018



Psalmen 104: 19-30

104:19 Ibana mambahen bulan panjujuran tingki, diboto mata ni ari do hasundutanna.
104:20 Ho do mambahen haholomon, jadi tubu ma borngin, disi ma gumamang saluhut binatang harangan;
104:21 Singa na bajar, angka na patungaor mangido sisoroonna jala mangalului sian Debata sipanganonnasida.
104:22 Binsar mata ni ari, manginsurut ma nasida, laho manggompang tubagasan liangnasida.
104:23 Ruar ma jolma i tumopot ulaonna, na pinuhutanna rasirasa bot ari.
104:24 Tung na lan situtu do angka jadijadianmu, ale Jahowa! Saluhutna i dipauli Ho marhitehite hapistaran, tung gok jadijadianmu do tano on.
104:25 Tole laut i na balga jala na lambas, disi do rumamang angka gulokgulok na so habilangan, binatang angka na metmet rap dohot angka na balga.
104:26 Disi do mardalani angka parau, tole buea, na jinadihonmu, asa marmeammeam disi.
104:27 Saluhut nasida mangaranap tu Ho, asa lehononmu sipanganonnasida di tingkina be.
104:28 Molo dilehon Ho di nasida, dijomputi nasida, molo dipatedek Ho tanganmu, butongan nasida di na denggan i.
104:29 Molo ditabunihon Ho bohim, holsoan ma nasida, ditait Ho ma hosanasida, monding ma nasida, jala mulak nasida tu orbuknasida hian.
104:30 Molo ditongos Ho tondim, tartompa ma nasida, jala dipaimbaru Ho do rupa ni tano on.


104:19 Engkau yang telah membuat bulan menjadi penentu waktu, matahari yang tahu akan saat terbenamnya.
104:20 Apabila Engkau mendatangkan gelap, maka hari pun malamlah; ketika itulah bergerak segala binatang hutan.
104:21 Singa-singa muda mengaum-aum akan mangsa, dan menuntut makanannya dari Allah.
104:22 Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya;
104:23 manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang.
104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
104:25 Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar.
104:26 Di situ kapal-kapal berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya.
104:27 Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya.
104:28 Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.
104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.


Transformasi iman Pemazmur karena ia mengalami Allah sungguh bekerja dalam kehidupan ini!

Kata “asya” dalam bahasa Ibrani berarti bekerja (works) yang membuktikan bahwa Allah masih bekerja setelah Ia mencipta. Ya, Allah tidak berhenti bekerja! Ia terus dan tetap bekerja. Di dalam pasal 104 ini, ada lima ayat dengan kata “made” dan “work,” yaitu di ayat 4, 19, 24b, 13 dan 31.

Pertanyaannya, apakah berarti Allah bekerja mendatangkan bencana tsunami? Banjir? Kebakaran hutan? Polusi lingkungan?

Menurut Mazmur 103, rupanya pekerjaan Allah bukanlah tindakan anarki. Allah tidak bekerja seenaknya! Apalagi, Allah tidak bekerja agar manusia celaka dan kena bencana! Melainkan Ia bekerja (asya) dalam rancangan: God’s saving work (dalam rancangan karya keselamatan Allah). Bukan Allah yang mengerjakan tsunami, tetapi dosa telah menyebabkan dunia ini menderita. Puji syukur bahwa Allah yang berkuasa, bekerja memulihkan, menyelamatkan, membebaskan, memberi yang baik.

Allah bekerja tetapi Allah juga ada. Mazmur 104 ini disebut juga “A hymn to the Creator.” Sebuah himne, pujian bagi Sang Pencipta yang ada (baca: hadir) di dalam ciptaan-Nya sampai hari ini. Allah exist, fisik-Nya tidak ada, tapi ada tanda-Nya.

Yang menarik, dekade ini orang sibuk meneliti tanda-tanda akhir zaman. Padahal pemazmur justru mengajak kita untuk fokus pada tanda kehadiran Allah, karena itulah yang dapat membuat kita tetap memuji Tuhan sekalipun bencana alam, kecelakaan dan hal-hal buruk terjadi silih berganti di mana-mana. Pemazmur tidak mengajak kita untuk fokus ke tanda-tanda akhir zaman yang membuat kita ketakutan, tidak bisa tidur, resah, benci, marah dan protes! Ia mengajak kita untuk fokus pada tanda kehadiran Allah, sehingga hati kita bisa diliputi pujian dan damai sejahtera. Allah tidak kelihatan tapi Allah ada: ayat 1-4 mengatakan bahwa Allah ada di surga; tapi ayat 4-13 mengatakan bahwa Allah ada di bumi.

Mengapa pemazmur menekankan tanda kehadiran Allah?

Dulu Allah hanya dianggap berada di bait Allah, karena itu pemazmur membuka wawasan umat Tuhan dengan mengatakan bahwa Tuhan ada di mana-mana: di antara ciptaan-Nya dan di dalam ciptaan-Nya. Apalagi, orang Kanaan berpikir bahwa Allahnya orang Israel hanya ada di kemah (yeri’a) di bait-Nya di Yerusalem, sedangkan Baal ada di mana-mana: di angin, di badai, di hujan, di gunung. Itu sebabnya pemazmur perlu menekankan bahwa Allah hadir di mana-mana, dan tanda kehadiran-Nya adalah kestabilan (a stable world). Allah mengontrol alam, udara, api, air, langit dan bumi.
Ada kestabilan, ada Allah.

Dulu air melayang-layang di udara, sekarang Allah yang membuat air mengalir ke tempatnya. Jadi stabil. Dulu gelap gulita menguasai bumi, sekarang Allah mengatur siang dan malam. Jadi stabil. Tsunami mengacau dunia, tapi kemudian Allah membawa kestabilan kembali.
Pertanyaannya, mengapa pula tampaknya Allah membiarkan bencana itu terjadi kalau Allah ada dan bekerja? Allah Yahweh rupanya bukan seperti dewanya para ahli filsafat. Dunia tidak berputar secara mekanis seperti sebuah jam, sehingga manusia dan dunia ini seperti robot… baik terus. Satu-satunya yang membuat Allah tidak ada adalah dosa manusia. Dosa manusia yang membuat lingkungan menjadi kotor, dosa manusia yang mengakibatkan banjir karena sampah di mana-mana.

Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai orang percaya? 
Karena Allah senang–Allah suka. Allah suka bekerja, bahkan bekerja sampai tuntas. Ia bukan hanya sekadar mau menciptakan dunia ini, melainkan Ia mau agar kita memeliharanya sampai tuntas dan bukan sebaliknya mengotori alam ini.

Tunjukkanlah kehadiran Allah dalam hidupmu! Dengan cara melanjutkan dan memelihara karya Allah di alam yang Tuhan sediakan buat kita. Tuhan memberkati!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...