Kamis, 28 Juni 2018

RENUNGAN MINGGU V SETELAH TRINITATIS, 1 JULI 2018


MEMBERITAKAN INJIL 

KEPADA SELURUH MAKHLUK

(Markus 16: 14-20)



Injil Markus menuliskan bahwa Yesus terangkat ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah (ay.19). Apa artinya? Kalimat duduk di sebelah kanan adalah metaphora penghormatan. Kalau ada orang penting, selalu diminta duduk di depan, sebagai penghormatan. Duduk di sebelah kanan Allah, bahwa Yesus mendapat kehormatan Allah! Sebelum Yesus terangkat, ada 3 hal yang dilakukan-Nya:

1. Yesus mencela ketidakpercayaan para murid (ay.14). Selama ini mereka telah melihat kuasa Yesus, mereka semakin tahu siapa Yesus, tapi di masa-masa yang amat penting, kebangkitan Yesus justru mereka tidak percaya! Padahal kebangkitan Yesus menjadi salah satu titik vital seluruh rangkaian sejarah keselamatan yang dibuat Allah di dalam Yesus. Tidak memercayai Yesus yang bangkit berarti membatasi dan merendahkan kuasa Allah di dalam Yesus.

2. Yesus memberi perintah kepada para murid. (ay.15-16) untuk memberitakan Injil kabar gembira, bukan memberitakan agama. Kabar gembira itu disampaikan kepada segala makhluk. Apakah mahluk akan menjadi kristen? Tidak! Tetapi kabar gembira dapat mereka rasakan. Kegembiraan akan membawa suasana yang kata iklan ”bikin hidup lebih hidup.” Kabar baik tidak selalu pertama-tama mengatakan hai kamu yakin sudah diselamatkan? Bukan! Tetapi membawa kegembiraan dalam hidup ini. Ketika kita bekerja orang senang dengan kehadiran kita. Di gereja, orang senang dengan kehadiran kita. Lalu dikatakan selanjutnya, yang dibaptis akan diselamatkan. Pertanyaannya bagaimana dengan orang yang di sebelah kanan Yesus? Atau bagaimana orang yang sudah percaya tapi belum sempat dibaptiskan? Kata baptis di sini bukan menunjuk pada prosesi baptisan, tapi tindakan pengampunan. Siapa yang berhak mengampuni? Tuhan! Dengan demikian, keselamatan tidak berpatokan orang itu sudah dibaptis atau belum, tetapi sudahkah orang itu membuka diri menerima pengampunan dari Tuhan.

3. Yesus tahu betul bahwa mengabarkan Injil bukan hal yang mudah. Orang-orang kristen pada jaman mula-mula menjadi olok-olokan. Dulu, di hari minggu orang Yunani-Romawi biasa menonton pertunjukan gladiator, dan orang kristen diadu dengan gladiator tersebut. Yesus memberi tanda-tanda. Ada tanda-tanda yang menyertai orang percaya. Apa arti tanda itu? Kalau kita mengacungkan jempol tandanya hebat. Tapi tanda itu sendiri berkuasa tidak? Tidak! Kalau lampu merah tanda berhenti? Tapi tanda itu sendiri tidak berkuasa. Yang berkuasa adalah polisi. 

Karena itu jangan bangga dengan tanda, karena tanda tidak terlalu berarti apa-apa dan tanda bisa berubah. Jaman sekarang, jarang ada pekabar Injil dipatuk ular (dulu ya), karena itu tanda bisa berubah. Yang tidak berubah adalah sang pemberi tanda, yaitu Yesus Kristus sendiri, yang senantiasa menyertai orang percaya. Apakah orang bisa melihat tanda-tanda dalam diri kita, kalau kita adalah murid-murid Yesus? Percaya dan jadilah Tanda Kristus dengan cara itulah kita memberitakan Injil kepada seluruh makhluk. Selamat hari Minggu! Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...