Jumat, 03 November 2017

RENUNGAN MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS 5 NOPEMBER 2017

Nilai 

Sebuah Pertanggungjawaban Moral

(Mika 3:5-12)

     Kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh karakter moral para pemimpinnya, jikalau pemimpin itu lebih memikirkan dan mengutamakan kesejahteraan dan kemajuan rakyatnya, dia akan berusaha untuk menegakkan keadilan, kebenaran dan pemerintahan yang lebih berpihak kepada rakyat. Dia tidak akan segan-segan menegor para bawahannya jikalau ketahuan berbuat kesalahan. Memang ada kecenderungan manusia menyalahgunakan kesempatan dan wewenang yang dia miliki, sebab banyak cobaan baik dari segi materi, untuk memperkaya diri, dan mencari ketenaran. Ketika seorang pemimpin tidak mempunyai karakter moral yang baik, yang jujur, maka dia akan tergoda untuk segala keindahan, keuntungan dunia ini, sehingga melakukan berbagai cara untuk memenuhi ambisi dan keserakahannya, apalagi jikalau dia tidak membangun karakter iman dan spiritualitasnya yang benar. 

     Demikian juga dengan kemajuan sebuah gereja juga banyak ditentukan oleh para pelayannya. Jikalau para pelayan mengutamakan pelayanan di tengah jemaat tanpa harus mengutamakan keuntungan (dalam hal nama, uang, pengaruh dll.) dia akan melayankan Firman Allah dengan baik dan benar juga kepada semua orang tanpa harus membeda-bedakan status sosial umat yang dilayaninya. 

     Hal itulah yang diingatkan oleh Nabi Mikha, ketika dia melihat kejahatan moral para pemimpin bangsa juga para pepimpin spiritualitas (nabi dan imam); dimana mereka berlomba mencari keuntungan diri, memeras umat dan bahkan menindas mereka. Para pengajar akan mengajar kalau ada uang, penegak hukum menegakkan keadilan jikalau ada uang, juga para nabi palsu bernubuat untuk menyenangkan hati raja. Mereka mencintai kejahatan, menolak keadilan dan kebenaran. Di satu sisi mereka menolak keadilan dan kebenaran Tuhan dan disisi lain mereka meminta perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. Kemunafikan iman dan moral yang mereka pertontonkan dengan bangga, dan yang pasti Tuhan telah menolak mereka/memalingkan wajahNya dari mereka. Dan yang paling parah semuanya mereka lakukan seolah-olah Tuhan merestui, dengan berkata Tuhan tidak akan menghukum. Ketika seseorang memanipulasi Firman Allah untuk kepentingan dan kejahatan mereka, yang pasti Tuhan tidak akan tinggal diam. Yerusalem dan Bait Allah menjadi timbunan batu dan hutan belantara, umat Israel terbuang ke Babel bersama para pemimpinnya. Rakyat yang harus menderita akibat kejahatan moral para pemimpinnya. Untuk itu tanggung jawab moral kita sebagai umat yang percaya akan Tuhan, adalah mendoakan para pemimpin kita, agar mereka sadar akan tugas tanggung jawabnya, dan mereka yang berjalan dalam kebenaran dikuatkan dan dimampukan menghadapi segala tantangan yang mereka hadapi. Salam Reformasi. 

Selamat Hari Minggu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...