Selasa, 16 Mei 2017

RENUNGAN MINGGU ROGATE, 21 MEI 2017

Tuhan Senantiasa Mendengarkan Doa Kita

(Mazmur 66: 8–20)




D
oa adalah alat komunikasi dengan Tuhan, juga sering disebut, doa adalah nafas kekristenan. Dengan doa kita mempersekutukan diri kita dengan Allah, dengan doa kita juga mempersekutukan diri kita dengan sesama/orang lain, juga dengan doa kita mempersekutukan diri kita dengan diri kita sendiri. Dengan berdoa kita memahami apa yang tengah kita hadapi, butuhkan. Doa tidak saja berupa permintaan atau permohonan akan tetapi lebih jauh dikatakan doa juga merupakan kesaksian iman kita akan apa yang telah kita alami dan terima, serta penyerahan diri kepada Allah. 

     Kepada siapakah kita berdoa dan bagaimanakah cara terbaik untuk berdoa? Ada banyak orang berkata bahwa berdoa harus tutup mata, lipat tangan dan tundukkan kepala. Apakah cara  seperti itu yang benar? Tuhan berkata, kalau kamu mau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu dan kuncilah; artinya bagaimana kita harus mampu mamusatkan hati dan pikiran kita saat berdoa, mengunci pintu hati terhadap seluruh godaan dunia ini. Berati tidak selamanya mesti tutup mata, tundukkan kepala, tapi juga saat kita bernyanyi, bekerja, berjalan, hanya saja dalam setiap kesempatan dan keadaan kita harus dapat memusatkan hati dan pikiran kita. Bekerja sambil berdoa (Ora et Labora), artinya adalah baik seluruhnya aktivitas kehidupan kita diliputi doa dan pengungkapan syukur kepada Tuhan. Doa adalah komunikasi juga ekspresi iman kita akan Tuhan, untuk itu bagaimana kita harus mempersekutuhan seluruh kehidupan kita dalam doa. Boleh saja doa-doa permohonan kita, kita sampaikan dengan cara bernyanyi. Hanya saja, apakah kita mengerti dan tahu apa yang kita doakan atau minta. Terkadang kita merasa dan katakan “doaku tidak pernah diterima Tuhan“ apakah pernyataan itu benar. Mengapa doa kita tidak diterima, yah kemungkinan salah; Yakobus 4:3 kamu berdoa, tetapi kamu tidak menerima karena doamu salah, sebab apa yang kamu minta hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu“ artinya kita harus memahami apa yang sebenarnya yang akan kita minta, apakah memang sudah menjadi kebutuhan utama atau hanya sekedar memuaskan keinginan kita semata. Tuhan mengetahui apa yang terbaik dalam kehidupan kita, apa yang menjadi kebutuhan kita, dan Ia akan memberikannya pada waktunya. 

     Tuhan tahu apa yang tengah kita pergumulkan dan kerjakan, tetapi Tuhan juga menginginkan sebuah kejujuran, pengakuan dan penyerahan diri dalam apa yang tengah kita hadapi. Tuhan menguji dan memurnikan iman kita, Tuhan mempertahankan jiwa umat-Nya dalam hidup, dan tidak pernah membiarkan umat-Nya kakinya goyah, terkadang kita terjebak ke dalam keadaan yang sulit, dalam penderitaan seperti ikan dalam jaring, seperti membiarkan orang lain menindas kita; akan tetapi oleh kasih-Nya yang abadi telah membebaskan dan mengeluarkan kita dari semuanya itu. Pengalaman rohani seperti itulah yang menghantar kita kepada penyembahan kepada Tuhan, pengabdian, dan memberikan persembahan syukur. Persembahan kita adalah juga merupakan jawaban kita akan berkat Tuhan, sehingga persembahan itu harus diserahkan bukan karena terpaksa, tetapi buah kesaksian akan berkat Tuhan yang menyelamatkan dan membebaskan. Terpujilah Tuhan yang tidak pernah menolak doaku, dan yang tidak pernah menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku (ay 20).


(HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...