Selasa, 23 Mei 2017

RENUNGAN MINGGU EXAUDI, 28 MEI 2017

JAWABANKU KEPADA TUHANKU
                                                   
(Mazmur 68:20-22;32-36)









Adoniram Judson (1788-1850) dikaruniai otak yang cerdas. Ia belajar membaca pada usia 3 tahun, dapat menerjemahkan bahasa Yunani pada usia 12 tahun, dan mendaftar di Brown University saat berusia 16 tahun. Di sana ia berteman dengan Jacob Eames, seorang pria yang menolak mukjizat-mukjizat Alkitab. Saat Judson lulus sebagai lulusan terbaik pada tahun 1807, ia telah begitu dipengaruhi oleh Jacob Eames sampai-sampai ia menyangkal iman kristianinya. Suatu malam, saat Judson sedang menginap di sebuah penginapan desa, ia merasa terganggu oleh erangan kesakitan seorang pria di kamar sebelah tempatnya menginap. Keesokan paginya ia bertanya kepada pemilik penginapan tentang pria yang sakit itu. Ia diberi tahu bahwa pria tersebut telah meninggal dan namanya adalah Jacob Eames. 

     Peristiwa kebetulan yang mengejutkan, yaitu bahwa ia berada di dekat temannya pada saat detik-detik kematiannya, membuat Judson heran. Ia merasa terdorong untuk mencari jiwanya sendiri dan memohon pengampunan Tuhan atas penyangkalan imannya. Sejak saat itu, ia mulai hidup bagi Tuhan. Tuhan memimpinnya untuk memelopori pekerjaan misi di Birma. Pada akhir hidupnya, Adoniram Judson dapat melihat kembali pelayanannya yang telah merintis pendirian banyak gereja dan memengaruhi ribuan orang untuk menjadi orang-orang percaya. 

     Di mana pun di seluruh dunia orang mencari-cari cinta, karena semua orang yakin hanya cinta yang bisa menyelamatkan dunia, hanya cinta yang bisa membuat kehidupan bermakna dan layak dijalani. Namun, betapa sedikit orang yang benar-benar mengerti apa arti cinta, yang caranya hanya muncul dari dalam hati manusia. Cinta begitu sering disamakan dengan perasaan yang menyenangkan kepada orang lain, diringi kebaikan dan cara-cara tanpa kekerasan atau pelayanan. Namun, semua itu, ketika berdiri sendiri, bukanlah cinta. Cinta muncul dari kesadaran. Karena hanya ketika Anda melihat seseorang seperti apa adanya dia di sini dan saat ini – dan bukan seperti apa adanya dia dalam ingatan atau hasrat Anda – Anda  bisa benar-benar mencintai mereka. 

     Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita (ay.20). Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan (ay.33). Mazmur 68 ini adalah cetusan cintanya Daud kepada Tuhan. Cetusan cintanya bangsa Israel kepada Tuhan secara kolektif. Ilustrasi di atas adalah jawaban cintanya Adoniram Judson kepada Tuhan. 

     Bagi pemazmur, tidak ada yang lebih berharga di dunia ini selain menjadi milik kepunyaan Tuhan. Sebagai milik kepunyaan Tuhan, maka apa pun yang dimiliki adalah dari Tuhan, untuk Tuhan, karena hanya oleh karena Tuhanlah manusia berada di dalam dunia ini dan dapat berkarya. Saudara-saudara, ekspresikan juga cintamu kepada Tuhan kita! Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...