Rabu, 22 Januari 2020

PENELAAHAN ALKITAB SEKSI REMAJA DI AWAL TAHUN 2020

PENELAAHAN ALKITAB (PA) SEKSI REMAJA
HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE
“BERGEREJA DAN BERBUSANA
(Yakobus 1: 14-15)
Tempat:
Rumah Pdt. Nikson Simangunsong boru Silitonga (Rachel)
Jl. Bougenvikke 2 No. 3 Perum. BKKBN Jati Waringin
Jumat, 17 Januari 2020 Pukul 19.00 WIB











1.  Bernyanyi BN. HKBP No. 3: 1 Puji Hai Jiwaku Puji Tuhan BL. 137 As=Do
     (Bernyanyi dipandu: Gabriel Rajagukguk
      Gitaris : Yuda + Timoty
      Kajon: Doni)

Puji hai jiwaku, puji Tuhan’ pujilah Allahmu s’lamanya
Sebelum berakhir kehidupan, syukuri semua anugrah-Nya
Dia khalik alam semesta, semua memuji nama-Nya
Haleluya! Haleluya!

2.  AGENDA (St. Esteria br. Berutu, S.Pd)

3.  Bernyanyi BN. HKBP No. 18: 2 Bukalah pintu gerbang-Nya BL.84  C=Do

2. Aku datang ya Tuhanku, lihat akau hamba-Mu
Dalam rumah-Mu Tuhanku, kami t’rima berkat-Mu
Tinggallah di hatiku, jadi rumah bagimu

4. Pembacaan Nats: Yakobus 1: 14-15; 2: 26 (P: Pemimpin – R: Remaja)
     (Membaca Nas: Timoty Sianipar)

P:   Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

R:  Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

P:   Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.


5.  Penjelasan
BERGEREJA 

DAN 

BERBUSANA


Dalam kehidupan bergereja kita memerlukan etika, karena etika membantu kita memantapkan dasar iman, serta membantu agar tidak menutup diri dalam menghadapi dimensi masyarakat (individu lain) dengan segala kompleksitasnya. Intinya dalam setiap berperilaku kita hendaknya mengedepankan etika dan moral, karena menurut Alkitab iman tanpa perbuatan adalah mati. (Yak. 2: 26).
Pakaian adalah hasil karya manusia. Manusia mendapat pengetahuan untuk membuat pakaian karena Allah mengajarkannya (Kej. 3: 21). Jenis-jenis pakaian saat ini, yang indah, seksi, sopan, nyaman serta apapun sebutannya adalah bagian dari aktualisasi diri yang menyatakan keberadaan manusia sebagaimana dia ada dalam pengaruh modernisasi dan perubahan sosial. Dan, control iman serta kenyataan Alkitabiah adalah suatu hal yang penting, karena iman menuntun pengetahuan; Pengetahuan membawa iman pada kenyataan. Alkitab memberi jalan untuk menyadari bahwa potensi diri yang disebut kehendak hatilah penentu aksi dan reaksi dalam suatu lingkungan sosial, maka jagalah keinginan hati.

“Pantaskah Berpakaian Mini dan Seksi di Gereja?”

Suatu pertanyaan yang singkat namun memiliki makna mendalam ketika diperhadapkan dengan konsep religius. Sesungguhnya cara berpakaian seseorang adalah hak mutlak orang itu sendiri, merupakan kebebasan dan bagian dari aktualisasi diri. Akan tetapi ketika diperhadapkan dengan etika sosial dan standar religius, maka cara berpakaian menjadi satu bagian penilaian yang menggambarkan keadaan atau status maupun tingkat penghargaan diri orang lain terhadap yang bersangkutan dalam suatu lingkungan pergaulan sosial.
Dari penelusuran ayat-ayat Alkitab secara elektronik (LAI); ditemukan paling tidak ada 5 (lima) konsep pakaian dalam Alkitab:
1.    Pakaian adalah pelindung badan dan penutup tubuh;
2.    Pakaian adalah tanda pengenal-bagian dari jati diri;
3.    Pakaian adalah tanda kebesaran;
4.    Pakaian adalah simbol keadaan diri secara utuh;
5.    Pakaian adalah simbol hak azasi seseorang.

Dari kelima konsep di atas serta paparannya mengenai peradaban berpakaian bangsa Israel terlihat bahwa konsep berpakaian mengalami perubahan secara dinamis, dari yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks sesuai masanya. Dari “ketelanjangan” menuju “ketertutupan”.
Ketika diperhadapkan dengan konteks masa kini, di saat timbul wacana tentang cara berpakaian yang seksi, mini dan terbuka, tentunya menimbulkan suatu keadaan sungsang dalam peradaban berpakaian. Karena dalam perjalanan sejarah Alkitab prosesnya dimulai dari “ketelanjangan menuju ketertutupan”, namun yang terjadi kini menyatakan bahwa telah terjadi proses menuju “ketelanjangan”.  Akan tetapi dengan satu catatan bahwa ternyata, proses “ketelanjangan” menuju “ketertutupan” lalu “ketertutupan” menuju “ketelanjangan” itu berjalan secara simpang siur, artinya perjalanannya tidak seperti suatu proses garis lurus-linear, melainkan berjalan secara turun-naik, bolak-balik-sirkular.
Ketika dikaitkan dengan kelayakan seseorang datang beribadah dari cara berpakaian, berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat Alkitab, hal tersebut tidak ditemukan secara lugas. Namun secara tersirat ada satu ayat yang dengan arif dan tegas mengatakan bahwa beribadah kepada Allah harus menurut cara yang berkenan kepada-Nya, yaitu dengan hormat dan takut (Ibr. 12: 28). Dalam hal ini Allah lebih melihat hati manusia yang datang kepada-Nya untuk beribadah karena Allah adalah Roh (Yoh. 3: 23-24). Kalimat hormat dan takut ini lebih mengarah kepada persepsi pribadi secara subjektif dan terlepas dari cara berpakaian. Ditambah lagi dalam ayat lain bahwa Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya (Yak. 1: 26). Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang (Mark. 7: 23).
Dalam kitab Markus 7: 23, bahwa hal jahat pertama-tama timbul dari dalam hati dan menajiskan orang; Maka ketika seseorang berpakaian dengan alasan untuk menarik perhatian orang lain dengan cara “mengeksploitasi” bagian tubuhnya, apalagi ketika beribadah maka hal itu adalah sebuah perbuatan dosa. Demikian pula dengan kenyataan bahwa mungkin ia berpakaian yang tidak terbuka; “tertutup” dan “tidak mengumbar nafsu” tetapi menonjolkan kesombongan, pun sebuah perbuatan dosa. Inilah sebuah realita etis Alkitab yang menegaskan bahwa sangat tipis batasan antara perbuatan dosa dan yang bukan perbuatan dosa, batasannya berasal dari hati. Pantas tidaknya seseorang menggunakan pakaian itu tergantung dari “rasa” si pemakai dan pengetahuan si pemakai, etika bersosial, kebenaran kolektif dari lingkungan di mana individu berada serta situasi lingkungan secara alamiah.
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yakobus 1: 14-15).  

6. Diskusi (Dipimpin Cindy br. Marpaung)

6.1. Bagaimana Pendapatmu dengan topik bahasan kita awal tahun ini?

6.2. Apa yang harus kamu lakukan sekarang sebagai remaja Kristen yang setiap hari harus berdandan rapi ala Alkitab?


7.  Bernyanyi BN. HKBP No. 25: 1 Firman-Mu Tuhan Allahku BL.181 Es=Do

Firman-Mu Tuhan Allahku, tak ternilai bagiku.
Kujadikan peganganku, di tiap langkah hidupku.
Kalau bukan Firman Tuhan, dasar iman umat-Mu.
Apakah dasar yang kuat, selain firman Tuhanku.

8. Doa Syafaat (Pdt. Nikson Simangunsong)

9. Bernyanyi BN. HKBP No. 15: 1-2 Andai ‘ku punya suara indah BL.103 F=Do (Persembahan)

   (Petugas: Seren br. Sihite)

Andai ‘ku punya suara indah, seribukali suaraku.
Aku bermazmur sangat indah, dari seluruh jiwaku.
Hatiku sangat bergemar, memuji karya cipta-Mu.

            Andaikan suaraku menjangkau semua alam ciptaan-Mu.
            Akan ‘ku ajak semua makhluk nyanyikan kidung bagi-Mu.
            Hendaklah jiwa ragaku, memuji Tuhan Allahku.

10. Doa Bapa Kami – Berkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...