Rabu, 20 Februari 2019

RENUNGAN MINGGU SEXAGESIMA 24 FEBRUARI 2019

ANTARA SEBUAH KEINGINAN
DAN
KEPATUHAN

(Maleakhi 3:13-18)



P
erilaku akan memperlihatkan siapakah kita yang sebenarnya, seperti dalam pepatah: ”pohon dapat kita kenali dari buahnya.” Pepatah ini menggambarkan bagaimana seseorang itu menyikapi nilai sebuah hidup dan kehidupannya, seperti menyikapi antara keinginan dan kebutuhan, kebenaran dan ketidakbenaran. Juga dapat memperlihatkan bagaimana penilaian/sikap kita terhadap sebuah kecenderungan yang ada. Misalnya tentang sebuah keberhasilan, sering orang memperbandingkan dirinya dengan apa yang orang lain perbuat serta apa hasil yang mereka peroleh. Misalnya: Keberhasilan seseorang dalam ekonomi, jabatan yang dapat diperoleh tanpa kerja keras dalam kejujuran, tetapi mereka justru lebih “berhasil kelihatannya.“ Atau dalam sebuah pertanyaan: ”mengapa orang yang tidak mengindahkan Tuhan justru lebih enak hidupnya dari mereka yang rajin beribadah?” Sifat ini menggambarkan ketidakpuasan diri, tidak adanya ketabahan dan kesabaran serta pengharapan, mereka iri kepada pelaku kejahatan; yang menurut mereka seolah-olah Tuhan itu tidak bertindak adil. Mereka berkata: Kalau Tuhan itu baik dan adil, mengapa orang-orang baik dan jujur menderita sementara mereka yang melakukan kejahatan semakin makmur. Pemahaman ini banyak membawa orang kepada kekecewaan dan putus asa, akhirnya seturut dengan keinginan dunia.

Setiap orang yang mendasarkan hidupnya hanya kepada kepentingan diri, keinginan dan hawa nafsu, dia tengah berjalan menuju kebinasaan, sementara mereka yang hanya mengandalkan Tuhan dan berusaha melakukan apa yang baik di hadapan Tuhan, mereka tengah berjalan menuju kehidupan yang sebenarnya. Bagi mereka yang tidak jujur dan yang hanya berfokus pada keinginan, seleranya sendiri, mereka menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada, atau tidak lagi berkuasa melihat dan menghukum; tetapi bagi mereka yang senantiasa setia dan berpengharapan, mereka melihat bagaimana Tuhan tidak pernah tertidur, hanya saja mereka hanya menunggu waktu penghakiman atau kehidupan. Untuk itu Tuhan menawarkan kepada kita etika moral yang berpengharapan dalam Ibrani 10:22-23: Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.“ Juga Maz. 37:1-40 (ay. 1: Jangan marah karena orang yang berbuat, jangan iri kepada orang yang berbuat curang, 2) sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. 3) Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia....). Artinya Tuhan akan berikan upah yang pantas sesuai dengan apa dan bagaimana kita hidup di hadapan Tuhan. Orang jujur dan beriman akan memperoleh hidup dan orang jahat akan menerima hukuman. Selamat hari Minggu. (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...