Jumat, 16 November 2018

RENUNGAN MINGGU XXV SETELAH TRINITATIS, 18 NOVEMBER 2018

KALAHKAN KEJAHATAN
DENGAN PERBUATAN BAIK
(ROMA 12: 9-21)







Kasih tidak boleh berpura-pura, sebab jikalau itu terjadi kita hanya menipu diri kita sendiri juga menipu banyak orang. Mengasihi adalah merupakan tugas dan kewajiban kita baik dari segi moral maupun iman. Dengan kasih kita akan mampu membuat semuanya indah, dapat kita rasakan dan juga bagi orang lain. Dan juga dengan kasih kita akan mampu memperlihatkan integritas moral dan iman kita yang sesungguhnya. Sikap dan tindakan/perbuatan kasih pasti akan berkenan di hadapan Tuhan, sebab perbuatan itu juga mengandung nilai sebuah persembahan hidup kepada Tuhan (Mat. 25:40). 

Ada beberapa hal yang harus kita cermati, bagaimana karunia-karunia yang kita miliki dapat kita pergunakan dengan baik dan mempunyai nilai bagi banyak orang, ay. 9: ”Kasih“; dengan kasih yang tulus dan sungguh, dalam hal ini bagaimana kita dimampukan mengejar segala apa yang tergolong pada kebaikan dan membenci segala apa yang tergolong pada kejahatan. Ay. 10 “Berusaha mengalahkan diri dan mampu menghargai, mengormati orang lain. Bagaimana hidup dan pikiran kita tidak fokus pada diri sendiri, tatapi juga kepada kebaikan, kesejahteraan orang lain di sekitar kita. Ay. 11: Bagaimana kita senantiasa mempunyai suka cita dan pengharapan yang menyala-nyala (optimisme yang menyala-nyala oleh iman akan Yesus). Ay. 12: Bagaimana harus kokoh, kuat dalam menghadapi segala sesuatu yang termasuk dalam penderitaan/kesulitan, tidak mau menyerah kepada keadaan, tetapi berusaha senantiasa melihat dan menapaki masa depan yang penuh harapan, tidak memiliki iman yang cengeng tetapi yang optimis. Ay. 14-15: Orang percaya tidak ada memiliki rasa benci dan dendam bahkan kepada mereka yang menganiaya sekalipun, tetapi sebaliknya; dengan menunjukkan kasih, kita akan menegornya secara halus untuk menyadarkannya dengan apa yang telah dia perbuat; sebab pembalasan akan sebuah kejahatan atau ketidakbenaran, boleh jadi akan semakin memperkeruh kedaaan; jikalau kita mau mengatasi masalah hendaknya tidak memperhadapkan kesalahan dengan kesalahan, kejahatan dengan kejahatan; tetapi adalah dengan memperhadapkan kejahatan dengan kebaikan; kebenaran dengan ketidakbenaran, dengan itu kita akan dapat melihat perbedaan serta dampak yang ditimbulkan kemudian. 

Mengatasi masalah tanpa masalah seperti semboyan penggadaian; dalam artian bagaimana seseorang itu dapat tertolong dalam mengatasi persoalan kehidupannya (moral, etika dan iman); menolong seseorang serta membangun semangat, memotivasi seseorang tanpa harus memperhadapkannya dengan kegagalannya, kesalahannya, (masa lalunya yang kelam) tetapi menuntunnya dengan solusi pemikiran, pemahaman baru akan kehidupan yang sesungguhnya dengan memberikan keteladanan sikap. Berbuat baik kepada mereka yang menyakiti kita, itulah yang harus kita lakukan sebagai wujud iman dan kesetiaan kasih kita akan Tuhan. Ciri karakter seperti inilah yang Paulus katakan yang harus dimiliki setiap orang Kristen dalam mempergumulkan problema dan tantangan kehidupan sehari-hari: ”Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan perbuatan baik“ (12:21). Hanya dengan kebaikan kita dapat membungkam kejahatan. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...