Rabu, 03 Januari 2018

RENUNGAN MINGGU EPIPHANIAS 7 JANUARI 2018

TINGGALLAH 

DI 

DALAM TUHAN


(Yohanes 15: 1-8)



Ketika Yesus berkata: “Akulah pokok anggur yang benar,” Ia mengucapkannya di hadapan para murid yang sangat mengenal pokok anggur, yang lazim dijumpai di sana pada masa itu. Pastilah orang-orang Yahudi yang paham Kitab Suci akan kaget mendengarnya, sebab di dalam Kitab Suci mereka, mengatakan bahwa Israellah pokok anggur pilihan Allah. Ini gambaran eksklusif untuk umat Allah. Dan sekarang, Yesus mengatakan: “Akulah pokok anggur yang benar.” Dengan kata lain… Israel adalah pokok anggur yang salah. Mengapa salah? Hosea 10: 1-2 misalnya mengecam Israel yang adalah pokok anggur, tapi kemudian mendirikan mezbah-mezbah untuk dewa-dewa. Mereka tinggalkan Allah mereka.

Sekarang, Yesus hadir, mengatakan, “Aku pokok anggur yang benar,” tapi Anda harus baca secara utuh, “dan Bapa-Kulah pengusahanya.” Benar, karena punya relasi yang benar dengan Allah yang benar. Dalam hal ini, kebenaran tidak ditentukan dari buah yang dihasilkan. Tapi benar ditentukan dari relasi dengan Sang Kebenaran itu sendiri. Relasi Yesus dengan Sang Bapa begitu akrabnya, hingga Yesus berkata: Aku di dalam Engkau dan Engkau di dalam Aku. Maka, perjalanan kehidupan kita pun akan menjadi sebuah perjalanan yang benar, jika kita mengandalkan relasi yang benar dengan Allah yang benar.

Pokok anggur adalah totalitas seluruh ranting-rantingnya. Ketika ranting-ranting itu menyatu, pilin-memilin, jalin-menjalin, itulah pokok anggur. Tentu saja ada batang yang terus masuk ke dalam tanah dan berakar. Jadi, ketika Yesus berkata, “Akulah pokok anggur yang benar,” maka Ia sedang berbicara tentang seluruh ranting yang menyatu dengan batang anggur. Sedemikian menyatunya, hingga luka pada batang anggur adalah luka pada seluruh rantingnya. Inilah gambaran persekutuan yang luar biasa, kesatuan antara Kristus dan orang-orang percaya sebagai tubuh Kristus. Melukai ranting yang satu atau anggota yang satu berarti melukai seluruh tubuh Kristus.


Inilah cara pandang yang harus kita miliki pada “Orientasi Pelayanan Tahun 2018: Kesehatan dan Kebersihan dalam Lingkungan Hidup.” Setiap anggota jemaat adalah ranting dari pokok anggur Kristus. Semuda apapun atau setua apapun usianya, seseorang adalah anggota keluarga Allah, ranting dari pokok anggur yang tunggal. Melukai hati salah seorang dari anggota keluarga kita sama artinya dengan melukai hati Tuhan sendiri. Merendahkan mereka sama dengan merendahkan Kristus sendiri. Kiranya, seluruh anggota jemaat semakin akrab menjalin relasi yang benar dengan Allah yang benar. Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...