Kamis, 26 Oktober 2017

RENUNGAN MINGGU XX SETELAH TRINITATIS 29 OKTOBER 2017

HIDUP DENGAN MENGUTAMAKAN KASIH


(Matius 22:34-46)






     Dwight Lyman Moody (5 Februari 1837 - 22 Desember 1899) juga dikenal sebagai  DL Moody, adalah seorang penginjil Amerika berkata, “Character is what you in the dark.” Karakter adalah siapa diri kita di tempat yang gelap. Orang yang memiliki karakter akan melakukan apa yang benar dan tetap melakukannya apapun konsekuensinya. Orang yang memiliki karakter akan menjadi garam dan terang dunia bagi sekitarnya tak peduli apa pun risikonya. 

     Pemilik karakter tersebut salah satunya Eric Liddell. Seorang percaya yang berasal dari Skotlandia, yang kehidupannya diceritakan dalam film “Chariots of Fire”, adalah seorang pelari yang ikut dalam Olimpiade pada tahun 1924 di Paris. Beberapa bulan sebelum berlomba, ia menemukan bahwa perlombaan lari itu ternyata diadakan pada hari Minggu. Ia menolak untuk mengikutinya, sebab baginya hari Minggu adalah hari Tuhan, hari khusus di mana ia dapat bersekutu dengan Tuhan dan orang-orang Kristen lainnya. Keputusannya menuai kritik dan dianggap telah mengkhianati negaranya karena menolak bertanding pada hari Minggu. Eric Liddell tetap menolak ikut dalam lomba lari 100 meter yang jatuh pada hari Minggu, apapun akibatnya. Ia lebih takut kepada Tuhan, dari pada takut kepada manusia. Ia beranggapan bahwa kebaktian hari Minggu jauh lebih penting dibandingkan mengikuti lomba lari 100 meter. Eric Liddell akhirnya memilih mengikuti lomba lari 200 meter yang bukan jatuh pada hari Minggu. Dan, apa yang terjadi? Eric Liddell memenangkan medali emas untuk Great Britain yang memecahkan rekor dunia. Eric Liddell dikenal karena kepercayaannya melakukan apa yang benar, berapa pun harga yang harus dibayar. Beberapa tahun kemudian Eric Liddell menyerahkan diri menjadi utusan injil di negeri Cina. Singkat cerita, ia ditangkap dan dipenjarakan karena memberitakan injil. Eric Liddell meninggal pada tanggal 21 Februari 1945 karena tumor besar di sisi kiri otaknya. Ia mengabdikan hidupnya untuk menaati kehendak Tuhan dan mengajar orang lain untuk hidup sesuai dengan contoh kasih yang Yesus tetapkan untuk para pengikutnya. 

     Kekristenan dan kasih satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Kasih harus menjadi corak kehidupan/karakter orang Kristen. Karena mengasihi adalah perintah yang harus ditaati, bukan suatu himbauan atau sekedar saran. Tuhan Yesus menegaskan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (ay.37-39). Tidak melakukannya sama dengan berbuat dosa. Jadi, Mengasihi adalah pilihan hidup yang harus kita ambil. Yesus berkata: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yoh.14:15). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...