Selasa, 01 Maret 2016

RENUNGAN MINGGU OKULI 28 FEBRUARI 2016

Hidup yang Diselamatkan
(Yesaya 55: 1-9)


Sepenggal lirik lagu pernah bertutur merdu “Biar sangkarku terbuat dari emas, lebih baik ‘ku hidup di hutan luas.” Hidup terbuang tidaklah menyenangkan. Hal yang sama dialami Israel terbuang selama 70 tahun karena “menduakan” Allah. Sekalipun mereka masih diberi kesempatan untuk bekerja dan beribadah di pembuangan Babel, namun ada kehampaan dalam hati mereka. Beban berat karena hidup dalam pembuangan harus mereka pikul. Sebagian di antara mereka telah putus asa, sebagian lagi masih berupaya merancang kebebasan menurut pikirannya sendiri.
Namun Allah berkata, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (ay. 8-9). Allah sendiri yang merancang pembebasan bagi umat-Nya dari Babel. Bukan dengan uang tetapi dengan tangan-Nya yang kuat. Keselamatan itu adalah rancangan Allah.
Menyadari kasih karunia Allah yang menyelamatkan itu, melalui Yesaya, Allah mengundang umat agar datang kepada-Nya untuk menerima air, gandum, anggur dan susu yang merupakan simbol keselamatan (ay. 1). Selain itu, umat juga diundang untuk mendengarkan dan mencari Allah dengan sungguh-sungguh (ay 2,6) serta meninggalkan rancangan-rancangan sia-sia (ay. 7) agar mereka hidup. Dengan sikap hidup demikian banyak orang yang semakin mendekat kepada Allah (ay. 5).
Ada sebuah kisah bertutur lidah. Di suatu waktu, seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bias diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata: “Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?”. Penginjil itu lalu bertanya: “Di mana kamu bekerja?”. Pekerja tambang itu menjawab: “Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaaan tanah”. Penginjil itu bertanya lagi: “Wah itu tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas”. Pekerja itu menjawab: “Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu untuk membawa saya naik atau turun”. Lalu penginjil itu berkata: “sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus/percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!”.
Jemaat Kristus yang sedang menapaki Tahun Keluarga HKBP 2016 di minggu Okuli ini, kisah di atas mengingatkan kita tentang ungkapan seorang matematikawan dan filsuf abad ke-17, Balise Pascal, yang masih relevan hingga kini. “Ada sebuah ruang kosong dalam hati manusia yang tidak mungkin dapat diisi oleh apapun kecuali oleh Tuhan Sang Pencipta.” Hal ini, karena memperhatikan tubuh dan karier kita saja tidak akan memberikan kepuasan dalam hidup. Karena itu, seperti yang dikatakan oleh Billy Graham, Tuhan sudah memberi kita tangan untuk menerima dan memberi. Kita bukanlah waduk yang diciptakan untuk menampung; kita adalah saluran yang diciptakan untuk berbagi. Mereka yang berbagi dengan suka cita, akan menemukan kebahagiaan saat menjadi berkat bagi semua. Selamat beribadah. Selamat Hari Minggu. Pegang teguh janji Tuhan!.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...