Jumat, 11 Maret 2016

RENUNGAN MINGGU LETARE 6 MARET 2016

Suka Cita Baru

 (2 Korintus 5:16-21)



Seorang bapak bermaksud menjual mobil yang dimilikinya dan hendak menggantinya dengan mobil baru. Mobil itu sudah cukup lama ia gunakan. Itu adalah mobil satu-satunya yang dia miliki. Memang di sana-sini sudah tampak goresan yang cukup banyak, namun dia tetap merawat mobil tersebut. Baginya, mobil itu punya banyak sejarah. Sebelum dijual, dia membawa mobil itu ke bengkel untuk diservis dan dipoles. Dalam hatinya “Kalau mobil ini bersih, mesinnya bagus, siapa tahu nilainya lebih tinggi saat bertransaksi.” Akan tetapi, setelah diservis, dia merasakan bahwa mobil tersebut sungguh terlihat bersih, suaranya semakin halus dan bodynya semakin kinclong dan mulus. Si bapak sangat kaget. “Luar biasa mobilku ini,” katanya. Dia tidak menyangka mobilnya seperti baru lagi. Akhirnya, dia mengurungkan niatnya menjual mobil tersebut dan tetap menggunakannya. Dia semakin  jatuh hati dengan mobil lamanya yang terasa berkualitas baru.
          Jikalau seorang montir mampu merubah mobil lama terlihat dan terasa baru apalagi Tuhan Allah terhadap ciptaan-Nya. Paulus berkata “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang,” (ay. 17). Persekutuan dengan Kristus menciptakan kebaharuan. Pertama, baru dalam paradigma (cara pandang). Paulus mengakui bahwa dia pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia. Dampaknya sungguh luar biasa. Dia tampil terdepan sebagai penganiaya pengikut Kristus. Manusia lamanya hadir dalam bentuk penindasan dan pembantaian orang Kristen. Namun ketika Kristus menangkapnya dan dalam persekutuannya dengan Yesus Kristus, dia hadir sebagai saksi. Dari pribadi yang menghakimi dibaharui menjadi pribadi yang mengampuni.
          Kedua, status yang baru sebagai utusan Kristus. Paulus bukan lagi utusan hakim/pengadilan yang memberitakan permusuhan terhadap orang Kristen. Dalam statusnya yang lama dia memiliki legitimasi dan legalisasi untuk melakukan penangkapan dan pemenjaraan serta pembunuhan terhadap orang Kristen. Namun dalam statusnya yang baru, dia hadir sebagai utusan Kristus yang memberikan nasihat dan memberitakan pendamaian yang dilakukan Allah di dalam Kristus Yesus.
Jemaat yang dikasihi dan dibaharui oleh Yesus Kristus, kedua kebaharuan di atas menjadi penyuka cita kita di minggu Letare, di Tahun Keluarga HKBP 2016 ini. Kita bersuka cita karena kita, yang sepantasnya kena murka dan hukuman Allah, namun beroleh kasih-Nya sehingga membaharui cara pandang kita dari waktu ke waktu. Cara pandang yang baru tentang Kristus tercipta dalam hubungan yang intens dengan-Nya, melalui firman-Nya. Sebagai dampaknya, cara pandang kita terhadap sesama pun dibaharui. Bersamaan dengan itu, kita juga bersuka cita karena kasih-Nya membaharui status kita sebagai utusan Kristus yang memberitakan pendamaian. Sekat-sekat pemisah sebagai produk manusia lama, kini berganti menjadi pendamai dan pemersatu sebagai produk manusia baru. Itulah yang membuat kita bersuka cita. Selamat beribadah. Selamat hari minggu. Pegang teguh janji Tuhan.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...