Kamis, 09 Juli 2015

RENUNGAN MINGGU VI SETELAH TRINITATIS 12 JULI 2015





Tali Sipat Tuhan (Amos 7: 7-15)



B
eberapa pekerjaan seperti penambang, penyelam atau prajurit perang merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi. Semua orang tahu bahwa para pekerja seperti ini sedang meresikokan nyawanya. Pekerjaan melayani Tuhan kelihatannya sama sekali tidak mengundang resiko. Seorang aktuaris atau penaksir yang bekerja untuk syarikat asuransi akan menempatkan pekerjaan hamba Tuhan sebagai pekerjaan yang paling rendah tingkat bahayanya. Namun pekerjaan melayani Tuhan adalah pekerjaan yang paling berbahaya, seperti domba ke tengah-tengah serigala (Mat. 10:16).
Ada tiga lembaga atau institusi pelayanan terpenting dalam kehidupan umat Israel selaku bangsa pilihan Tuhan, yakni: (1). Raja, yang berfungsi selaku tangan kanan Allah menjalankan kemauan Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. (2). Imam, yang berfungsi sebagai perantara dari pihak manusia terhadap Allah dan bertugas melayankan peribadahan dengan segenap unsur-unsurnya, seperti syafaat, persembahan korban, dan sebagainya. (3). Nabi, yang berfungsi sebagai perantara dari pihak Allah terhadap manusia dan bertugas membawakan firman dan kehendak Tuhan yang bebas dan berwibawa kepada orang-orang sezamannya. Yang rutin adalah raja dan imam, sedang nabi muncul sewaktu-waktu saja. Ketika raja atau nabi atau kedua-duanya tidak berfungsi lagi sebagaimana layaknya, ketika raja tidak bersikap lagi sebagai raja, dan imam tidak berlaku lagi sebagai imam, pada waktu itulah Tuhan memunculkan seorang nabi untuk menyampaikan firman dan kehendakNya, ancaman hukuman ataupun janji-janji-Nya. Kadang-kadang nabi dipanggil dari kalangan imam, seperti Yehezkiel, namun lebih sering dari kaum awam.
Nabi Amos misalnya, nabi dari warga biasa, seorang peternak dan pemungut buah ara yang dipanggil Tuhan untuk mengingatkan umat yang menyimpang agar kembali ke jalan yang lurus.  Ia menegur keras Amazia, Israel dan dengan berani menyampaikan berita penghakiman, penghukuman, dan keselamatan dari Allah. Ia membedakan dirinya sepenuhnya dengan nabi-nabi bayaran yang ada waktu itu. Amos tidak mengabdi dan dipanggil oleh raja. Otoritas pelayanannya berasal dari Tuhan (Am 7:15-17). Ia menolak gaya hidup orang-orang kaya (Am. 3:10,12,15;5:11;6:4,8) yang penuh dengan tindakan amoral dan tidak adil (Am. 2:6-7; 4:1;5:10-12;8:4-6). Ia membuktikan keteguhan panggilan dan ketaatannya dengan meninggalkan profesi dan seluruh miliknya sebagai pengusaha demi Allah, walaupun ia tahu benar bahwa beritanya akan ditolak oleh kaum aristokrat Israel yang keras hati. Saat itu Yehuda dan Israel mengalami masa keamanan politik. Dengan kondisi yang demikian mereka berkesempatan menjadi kaya raya seperti mengulang masa Salomo. Namun kekayaan tersebut mereka peroleh dengan menghalalkan segala cara, mengira bahwa situasi itu menunjukkan Allah memberkati mereka. Melalui alat ukur Tali Sipat Tuhan memperlihatkan kepada Amos, bahwa umat Tuhan sudah sangat menyimpang dari yang semestinya. Amos sangat prihatin dengan situasi tersebut dengan sangat gigih menyerukan agar umat Allah harus segera mencari Tuhan dan bertobat agar mereka hidup (5:14,15).
Materialisme tentu bukan saja masalah masyarakat Israel pada masa Amos, sebaliknya dapat dengan jelas kita lihat terjadi saat ini. Gereja sebagai bagian dari masyarakat pun tampaknya tak jauh dari godaan materialisme dan ketidakadilan. (Hamoraon dohot hasangapon tu diri na so marojahan tu hata ni Debata. RPP HKBP II. b. Sijagahonon). Dengan demikian tentulah pesan Amos tak hanya berbicara lantang kepada umat Allah di zamannya. Kegeraman hati Allah yang pernah disampaikan Amos masih bergema bagi gereja Tuhan di zaman ini. Firman Tuhan adalah Tali Sipat yang akan mengukur apakah kita masih lurus di hadapan Tuhan atau tidak. Jangan pernah mengukur diri dengan ukuran diri sendiri karena hanya akan menghasilkan ukuran yang salah dan kompromi. Pakailah ukuran Allah, yaitu Firman Tuhan. Amin. Selamat Hari Minggu.

Tali Sipat adalah alat ukur atau alat penimbang yang gunanya untuk melihat apakah sebuah bangunan tersebut lurus atau tidak. alat ini sangat penting karena akan membantu mata kita yang terbatas.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...