Jumat, 03 Juli 2015

Marsipajojoron Semasa Kecil Tak Terlupakan?







''Marsipajojoron” pada Natalan semasa Sikola Minggu dahulu adakah di antara kita yang sudah melupakannya? Ketika itu bulan Desember rasanya terlalu lama tiba.  Pada awal bulan November, ibu saya membawa saya dan  empat adik saya ke Tukang Taylor untuk menempahkan (bukan rombengan, lho) baju natal dengan corak yang seragam agak kedodoran, kemudian membeli sepatu yang agak mulbakulbak (kata orangtuaku; karena kami sedang dalam pertumbuhan supaya boleh dipakai lebih lama, dan agar kelak adik-adikku kelak boleh memakainya).
Pada Pertengahan bulan November kami menerima sipajojoron dari amang Voorganger, kemudian marsiajar marsipajojoron selama kurang lebih satu bulan. Para orangtua akan sangat bangga jika anak-anaknya sudah boleh menghapalkan sipajojoronnya masing-masing.
Tiba saatnya tanggal 23 Desember waktunya untuk memakai baju tempahan tersebut. Sepatu dengan kaus kaki yang agak tebal, dan Tancho Lavender. Tiga orang adik perempuanku dengan dandanan tak biasa dengan rambut kepang dua, bibirnya diberi lipstick warna merah sangat menor. Kemudian masing-masing diberi durungdurung.
Selama di perjalanan menuju gereja masing-masing asyik dengan pikiran masing-masing menghapal Sipajojoronnya. Karena dengan perasaan riang gembira menempuh perjalanan 1,5 KM dengan berjalan kaki, tidaklah terasa melelahkan. Akhirnya kami sampai di gereja. Gereja sudah dihiasi dengan Gabagaba, Pohon Natal dari batang Pisang yang di tusuki dengan dahan ranting pohon Pinus, ditancapi dengan bambu untuk tempat Lilin. Di puncak Pohon Natal tersebut di beri Salib dari bambu, masing-masing di kiri kanan dan kepala Salib itu diberi Lilin Natal.
Gabagaba, gabagaba, mansai uli rupamu.
Marhillonghillong lilin i, dohot sude harotas i.
Gabagaba, gabagaba mansai uli rupamu.
(Gabagaba, gabagaba, sungguh indah rupamu.
Lilinmu bersinar terang, menerangi kegelapan.
Gabagaba, gabagaba, sungguh indah rupamu). Begitu syair lagunya.
Saya masih ingat Sipajojoron adikku si Hajut semasa Sekolah Minggu belum sekolah: ''Di mula ni mulana ditompa Debata ma, langit dohot tano on (yang benar adalah: Di mula ni mulana ditompa Debata langit dohot tano on) - Pada mulanya Allah menciptakan Langit dan Bumi'' (Kejadian 1:1).
Proses pengucapan Sipajojoron itu dilatih sebelumnya sudah dilatih oleh amang Voorganger dan para amang inang Sintua dengan baik. Salah seorang amang Sintua memandu satu baris demi satu baris setiap anak belum sekolah untuk maju ke depan Altar. Ada anak yang harus dibujuk, ada yang menangis, ada yang dengan percaya diri ingin segera tampil ke depan, sambil mulut komat-kamit menghapalkan Sipajojoron yang akan diucapkan. Begitu sampai di depan dengan dipandu amang sintua, amang sintua yang lain mengetuk bangku, ketukan pertama pertanda siap-siap, dua ketukan tanda tangan di angkat dan dilipat di atas pusar. Kemudian barisan terdepan satu persatu segera mengucapkan Sipajojoronnya.
Hehehehe, Seluruh peserta kebaktian di dalam gereja berdiri di tempat, ada yang jinjit, ada yang menginjak bangku gereja, untuk menyaksikan anak-anaknya mengucapkan kalimat itu. Mereka tertawa, karena mendengar pengucapan anak-anak dengan manja terbata-bata dan lucu. Sayang saat itu belum banyak kamera apalagi video seperti sekarang ini. Yang ada hanya Kodak ni si KODAK (Tukang Gambar nama Tokonya KODAK, dan nama jenis kameranya saat itu bermerek Kodak), saat itu hanya anak paradongan yang mampu markodak.
Tiba giliran bagi adikku Hajut dengan percaya diri mengucapkan Sipajojoronnya: “Di Tulang ni Tulangna ditompa Debata ma, langit dohot tano on, amen!” Tiba-tiba secara serentak semua orang tertawa terbahak-bahak sampai amang Vorganger berdiri dari tempat duduknya untuk melihat adikku. (bapakku yang saat itu di sampingku spontan berkata; mate ma hita! So manang songoni ho huajari amang tondingku!) Setelah satu persatu peserta selesai mengucapkan Sipajojoronnya, kemudian amang sintua menyuruh mereka untuk bersama-sama mengucapkan Sipajojoron tersebut. Ketika mereka sudah selesai mengucapkan secara bersama-sama, amang sintua memberi tanda satu ketukan sebagai tanda untuk menunduk tanda hormat, dan dua kali ketukan sebagai tanda untuk menghadap ke kanan, tiga kali ketukan untuk turun dan berjalan menuju bangku tempat duduk, ketika mendekat ke bangku tempat duduk amang sintua yang lainnya, membagikan “Bonbon Betlehem” dari Gula Sangka kepada setiap anak yang pajojorhon. Amboi indahnya.
Suasana masih gaduh, semua orang bertanya, mengapa si Hajut mengucapkan:  “Di Tulang ni Tulangna ditompa Debata ma, langit dohot tano on, amen!”?. Melihat situasi tersebut, orangtuaku menerangkan kepada orang-orang di dekatnya tentang hal itu. Adikku si Hajut mengucapkan Di Tulang ni Tulangna”, karena tulangnya siampudan yang namanya si Mula sedang ikut bernatal pada kesempatan itu dan berdiri memandangi si Hajut. Sehingga dia ketakutan kepada tulangnya itu. Pada umumnya anak-anak Batak, dan khususnya si Hajut diajarkan dengan keras oleh amongnya untuk tidak pernah menyebut nama Tulangnya. Karena jika sengaja menyebut nama Tulang, maka mulutnya akan Sariawan (malala) dan tanaman (andor) yang ditanamnya akan layu.

Catatan :

Marsipajojoron :          Mengucapkan satu ayat atau dua ayat nas Alkitab di depan Altar ketika Natal
Rombengan :               Pakaian bekas, atau pakaian jadi dari pasar
Mulbakulbak:                Kebesaran, kedodoran
Sipajojoron:                  Satu ayat atau dua ayat nas dari Alkitab
Amang Sintua:             Bapak Penatua Gereja
Durungdurung:            Sejumlah uang untuk Kolekte
Tulang:                          Saudara laki-laki dari ibu yang melahirkan kita
Vorganger:                   Majelis Gereja Pimpinan jemaat
Mate ma hita! So manang songoni ho huajari amang tondingku!: Matilah kita! Bukan begitu yang ayah ajarkan kepadamu anakku sayang!

Gula Sangka:               Permen/bonbon dari Gula Aren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...