Jumat, 03 Juli 2015

RENUNGAN MINGGU V SETELAH TRINITATIS 05 JULI 2015


Diutus Menjadi Duta-duta Kesembuhan

(Markus 6:1-13)



Pepatah lama namun tetap bermakna pernah bertutur, “Jangan menilai buku dari sampulnya.” Banyak buku tua namun ternyata sarat makna. Sebaliknya ada buku yang sampulnya bagus namun isinya tak seindah sampulnya. Tak jarang dunia ini pun melakukan sikap yang sama: memperlakukan seseorang berdasarkan penilaian luar semata. Itu merupakan ketidakadilan.
Tuhan Yesus, Juruselamat dunia, pernah diperlakukan tidak adil. Orang-orang Nazaret, teman-teman-Nya bertumbuh, menolak kehadiran Yesus hanya karena  status sosial-Nya. Meski diawalnya mereka sangat takjub ketika mengetahui hikmat, mujizat, dan kuasa Yesus, namun semua itu berakhir menjadi penolakan hanya karena “Bukankah Ia ini tukang kayu…?” (ay.2). Penolakan itu disikapi Yesus dengan pernyataan, “Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya” (ay.4).
Sekalipun Yesus ditolak, namun misi-Nya tetap berjalan. Dia mengutus murid-murid-Nya berdua-dua dan memberi mereka kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. Yesus memperlengkapi para murid termasuk kesiapan jika mengalami penolakan. Penolakan tidak disikapi dengan kekerasan melainkan peringatan “…keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka” (ay.11). Tetapi bagi yang menerima kehadiran para murid, damai sejahtera akan tinggal di dalam hidup mereka (bdk. Mat.10:14).
Saudara/i yang terkasih, betapa besarnya kasih Tuhan Yesus itu. Meskipun penolakan itu sangat menyakitkan namun kasih-Nya tetap berkelanjutan. Misi-Nya tidak terhenti hanya karena penolakan terjadi. Ketika Yesus ditolak, Alkitab mencatat bahwa “Ia tidak dapat melakukan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit…” (ay.5). Akan tetapi, ketika Dia mengutus para murid, yang terjadi adalah “… mereka mengusir banyak setan dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka” (ay.13). Luar biasa managemen konflik yang ditunjukkan Tuhan Yesus. Dia tidak menyikapi penolakan dengan kekerasan kebencian, atau pun keputusasaan. Dia justru mengutus para murid dan memperlengkapi mereka dengan kuasa. Ternyata dampaknya luar biasa!
Sejarah mencatat bahwa gereja (orang percaya), terkadang ditolak, terkadang pula diterima kehadirannya. Namun orang percaya dipanggil sebagai duta-duta Kristus yang tetap setia menjadi penyembuh di manapun berada. Itu juga yang disuarakan lagu “Utus kami menjadi saksi yang setia beriman, … Roh Kuduslah yang mengurapi agar kami tetap tekun di dalam kasih melayani setiap orang berkeluh” (KJ No. 429:3). Selamat hari minggu,Tuhan Yesus memberkatimu. Amin.

“Orang percaya adalah garam dan terang dunia untuk misi kesembuhan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...