Rabu, 17 Juli 2019

RENUNGAN MINGGU IV TRINITATIS, 14 JULI 2019


HIDUP DALAM KETAATAN 

KEPADA ALLAH

(ESTER 5: 1-8)





Bagaimanakah cara supaya hidup ini berguna baik untuk diri sendiri maupun bagi banyak orang dan bahkan untuk seluruh ciptaan Tuhan? Sebuah pertanyaan yang dapat membawa kita dalam berbagai jawaban, sikap dan pendapat. Memaknai hidup tentu akan senantiasa memerlukan perubahan, baik dari segi moral/karakter, sifat, tujuan, motivasi serta iman. Dan jikalau kita juga bertanya: perubahan-perubahan apakah yang sedang terjadi dalam diri kita masing-masing? Dan apakah yang menyebabkan terjadinya perubahan itu (kalau ada). Salah satu adalah setiap orang harus memiliki komitmen hidup dalam mencapai tujuan hidup. Berbagai cara harus kita lakukan untuk dapat meraihnya, atau sering juga disebut untuk sebuah tujuan hidup sepertinya kita harus memiliki observasi/penelitian tentang apa tujuan, kesiapan kita dari segi mental, iman dan psikologi. Dan yang kedua adalah adanya komitmen, integritas diri yang tidak mudah goyah (bagaimana kita harus memiliki prinsip hidup) untuk sebuah pekerjaan, tugas dan tanggung jawab kita. Memahami tanggung jawab yang diembankan kepada kita, baik itu berupa tugas yang dipercayakan kepada kita, maupun merupakan tanggung jawab moral yang berasal dari panggilan jiwa, tentu memerlukan kesungguhan, keberanian untuk menghadapi resiko, sehinga perlu juga kehati-hatian, tidak perlu gegabah dalam menentukan sikap. Perlu ada evaluasi setiap keinginan, serta cara penyampaian/cara berkomunikasi, sebab hanya dengan komunikasi yang baik, kita akan diterima (bnd. Ams. 15:1; 4:23).

Tuhan ada di balik setiap perubahan, seperti yang terjadi dan diperlihatkan Ester dalam kerajaan Ahasyweros. Ester dimampukan oleh hikmat Tuhan untuk memilih sebuah kesempatan baik dalam penyampaian pesan atau sebuah tindakan, memiliki keberanian serta memahami setiap resiko yang bakal dihadapinya untuk keselamatan bangsanya Israel. Ester mempersiapkan strategi yang cermat dan penuh resiko, bahkan mempertaruhkan nyawanya sekalipun, mempergunakan setiap kesempatan dengan maksimal. Dia lebih dahulu mempersiapkan dirinya dari penampilan/kecantikannya, sikap hormat dan kasihnya, untuk bertemu dengan raja Ahasyweros. Namun di balik semua apa yang dia rancangkan dan akan lakukan, Allah turut serta campur tangan di dalamnya (Ams. 21:1) serta merta memberi kasih karunia kepadanya.

Orang sering katakan saat dunia perpolitikan di suatu negara tengah diuji: “Perkembangan politik berubah setiap detik“ artinya bagaimana setiap pemangku kepentingan dalam negara dengan bijak mempergunakan setiap kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk membangun diri dalam kesederhanaan, kejujuran, kebenaran dan ketulusan, bukan untuk membangun arogansi dan kesombongan yang dapat mencelakakan orang lain. Tidak mempergunakan kekuasaan untuk pelampiasan hasrat yang negatif, sebagaimana Haman pegawai tinggi (raja kedua) di pemerintahan Ahasyweros di Persia, yang merancangkan yang jahat terhadap Mordekhai dan bangsa Israel. Tuhan mengubah semuanya, bukan keberhasilan yang dialami Haman, tetapi dia terjebak dalam sistem, rancangan jahat yang dibuatnya sendiri, dihukum mati dalam hukuman yang dipersiapkan sebelumnya kepada orang lain. Tuhan mengubah kehidupan umat-Nya, yang senantiasa melandaskan hidup-Nya dalam takut akan Tuhan, sebagai mana Ester, Mordekhay bangsa Israel yang diselamatkan dari niat jahat dunia ini. Yesus yang mengubah hidup manusia dari orang terhukum menjadi orang yang diampuni, diselamatkan dan dibenarkan. Selamat hari Minggu. (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...