Kamis, 24 Januari 2019

RENUNGAN MINGGU III SETELAH EPIPHANIAS 27 JANUARI 2019

Kepada Siapakah
Aku Beribadah

 (Yesaya 45:18-25)




Penderitaan dan pergumulan hidup terkadang membawa kita kepada sikap yang pesimis, atau menjadikan kita ragu, takut dan kuatir. Banyak orang yang melarikan diri dari kenyataan yang tengah dihadapi beralih kepada kekuatan lain boleh jadi karena imannya yang rapuh, boleh jadi hanya sebuah kompensasi jiwa/pikiran atau pelarian. Itu sebabnya kita diminta untuk memahami apa persoalan kehidupan yang tengah kita hadapi saat itu. Pemahaman kita akan masalah, persoalan hidup, ditambah dengan pemahaman kita akan diri kita sendiri, akan mampu membawa kita keluar dari persoalan kehidupan; artinya, kemampuan kita mengatasi persoalan kehidupan kita tergantung bagaimana kita memahami persoalan itu sebenarnya.

Bangsa Israel yang tengah dalam pembuangan, mengalami persoalan psikis maupun psikologi, mereka tidak bebas beribadah walaupun dari segi ekonomi, mereka tidak begitu sengsara. Penderitaan mereka menjadikan mereka ragu, kuatir dan sepertinya hilang pengharapan. Tuhan mengutus Yesaya memberitahukan akan adanya perubahan dalam kehidupan umat-Nya, Yesaya menyuarakan pengharapan baru kepada umat-Nya, dengan kembali memperkenalkan Tuhan Allah Israel. Mereka diminta kembali kepada Allah dengan meninggalkan berhala-berhala mereka. Kembali kepada Allah yang sejati, Allah yang setia akan janji-Nya (23-24).  Tindakan Allah membuktikan kesejatian-Nya sebagai Allah pencipta (18); yang menyatakan diri-Nya dalam pemeliharaan-Nya, Allah satu-satu-Nya dan tidak ada Allah lain selain Allah Israel (19); Allah satu-satunya yang menyelamatkan (20-22) yang menyediakan segala kebutuhan manusia (23-25).


Keselamatan yang Allah karuniakan kepada Israel menjadi gambaran keselamatan kekal yang akan Tuhan anugerahkan bagi seluruh isi dunia ini. Dan penyelamatan itu menjadikan semua bangsa-bangsa di dunia akan bertekuk lutut di hadapan Allah (23-24//Flp. 2:10-11). Tuhan memanggil umat-Nya untuk datang kepada-Nya, bertobat meninggalkan segala apa yang bertentangan dengan Firman Allah, supaya manusia itu hidup, sebab hanya dengan pertobatan yang sejati, manusia itu akan memperoleh hidup. Tuhan mengharapkan peribadahan yang sejati dari umat-Nya, ibadah yang penuh dengan penyerahan diri, kesetiaan dan ketaatan, bukan kepalsuan atau pelarian. Berpalinglah kepada Tuhan, arahkanlah pandangmu kepada-Nya, arahkanlah seluruh kehidupanmu kepada-Nya, sebab hanya di dalam Dia ada hidup dan kehidupan, ada keselamatan dan sukacita, ada pembebasan dan penyelamatan. Hanya di dalam Dia: ”Bukankah Aku Tuhan, tidak ada yang lain selain dari padaKu. Allah yang adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain kecuali Aku” ay. 21. Selamat beribadah. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...