Jumat, 24 Agustus 2018

RENUNGAN MINGGU XIII SETELAH TRINITATIS, 26 AGUSTUS 2018

BERSATU 

DI DALAM KEBERAGAMAN 

Yohanes 17:20-23





Membangun kebersamaan, membangun persekutuan yang baik adalah merupakan kewajiban semua insan, sebab dengan adanya kebersamaan kita akan dimampukan untuk bekerja sama, saling berbagi, saling memotivasi. Atau sering juga kita dengarkan istilah semangat kegotongroyongan akan meringankan beban, perkerjaan kita, dan masing-masing pihak merasa terlibat dan mau melibatkan diri. Memang kita masing-masing mempunyai talenta, pola pikir, motivasi serta tujuan yang berbeda, akan tetapi jikalau kita mampu mengelola perbedaan itu, akan menjadi kekuatan baru bagi kita, kerbersamaan di dalam keberagaman, kekuatan di dalam kebersamaan, sehingga di dalamnya tercipta kesehatian, saling dukung, saling menghargai satu dengan yang lain.

Seorang pemimpin besar akan memberitahukan apa visi dan misinya kepada mereka yang dipimpinnya, supaya mereka mengerti dan memahami apa yang menjadi tujuan, dan bagaimana untuk merealisasikan visi itu melalui misi atau perkerjaannya. Ketika Yesus mendoakan para murid-Nya, Ia mau menyatakan kepada para murid akan misi Sang Bapa yang akan dipercayakan kepada mereka (ay.18), dan sebagai penerusan akan misi ini, bagaimana gereja terbentuk hingga akhir zaman. Isi doa Yesus bukan hanya terbatas pada para murid, akan tetapi tertuju kepada setiap mereka yang percaya dan yang akan percaya kemudian kepada Yesus yang adalah Juruselamat. Jadi seluruh perjalanan misi dan kehidupan setiap orang beriman diletakkan Yesus di dalam kerangka hubungan dan rencana kekal Sang Bapa (rencana keselamatan) yang ada di dalam Yesus melalui salib dan pengudusan oleh Roh Kudus. Penyebarannya melalui pewartaan para murid/orang percaya akan Firman Tuhan kepada seluruh isi dunia. Gereja akan bertumbuh dan berkembang jikalau setiap orang percaya mau dengan setia mewartakan kabar keselamatan yang dari Kristus. Seiring dengan pertumbuhan gereja, Yesus menginginkan agar kiranya semakin kokoh berdiri dan bersatu (ay.22) yang tidak hanya dari sudut lahiriah saja akan tetapi bagaimana gereja (orang percaya) memiliki kesatuan/persekutuan yang mesra seperti mana yang terdapat di dalam hubungan Yesus dengan Sang Bapa (21).

Doa Yesus akan terwujud di dunia ini, jikalau kita melihat kesatuan orang percaya sebagai anugerah Allah, dan kesatuan itu akan menjadi kekuatan kita mengalahkan dunia ini dan membawanya kepada Yesus, akan tetapi jikalau kesatuan itu ada di dalam kelompok, gereja atau diri sendiri, maka kekuatan akan penginjilan akan lumpuh dan kita akan semakin sulit menjangkau dunia ini apalagi membawa mereka kepada Kristus. Tuhan berikan kita kemuliaan, Tuhan anugerahkan kepada kita hikmat serta pengampunan dosa, Tuhan berikan kita tugas mempersekutukan seluruh umat percaya dan juga mereka yang akan percaya kemudian dan oleh kasih-Nya, Yesus telah mempersekutukan kita dengan Sang Bapa di dalam persekutuan hidup yang kekal. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...