Senin, 30 April 2018

RENUNGAN MINGGU ROGATE 6 MEI 2018

BERTEKUN DALAM DOA
(Keluaran 32: 7-14)




T
egar tengkuk. (Batak: Sijogal rungkung). Lebih jauh lagi kepada orang seperti ini dikatakan: “Mangasahon lajup ni ulu, mangasahon tangka ni abara.” Artinya Seseorang yang menganggarkan kebolehannya dan menganggarkan kekuatannya. (Lajup ni ulu adalah: Kepintaran, kecerdasan kemampuan intelektual. Tangka ni abara adalah: Kekuatan, ketangkasan, atau banyaknya anggota kelompok. Orang yang seperti ini akan mendapat masalah besar.

Dalam perikop ini “Bangsa Israel melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia." (ay.1). Sehingga berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.” (ay.7), sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. (ay.9).

Masalah besar datang! Murka Tuhan bangkit terhadap mereka dan akan membinasakan mereka. (ay.10). Musa berdoa, mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?” (ay.11). Yakobus berkata: “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yak.1:5). Musa seorang yang berhikmat dan hikmatnya bersumber dari Tuhan. Hikmatnya bekerja dan dia berdoa untuk bangsanya. Atas peristiwa tersebut Musa sebagai seorang pemimpin tampil untuk meminta belas kasihan dari Allah. Musa tidak membiarkan umat Allah dikutuk dan dihukum, namun dengan berani memohon pengampunan dan melunakkan hati Tuhan. “Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.” (ay.14).

Upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Bila dosa menguasai hati manusia maka kebinasaan menantinya. Hendaklah orang berdosa memohon pengampunan dosa supaya murka Allah tidak terjadi. Doa menjangkau banyak hal, juga memiliki kekuatan mengubah keputusan Allah. Doa dan kerendahan hati Musa, menyelamatkan bangsanya. Yakobus mengatakan, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (5,16b). Jangan pernah menegarkan tengkukmu kepada Tuhan. Berdoalah untuk bangsamu, untuk keluargamu. Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat. 5: 44). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...