Selasa, 17 April 2018

RENUNGAN MINGGU JUBILATE 22 APRIL 2018

BERSUKACITA DI DALAM TUHAN
(1 Tesalonika 2: 13-20)




Bagi orang-orang yang sedang tinggal berjauhan dengan orang yang dikasihinya, entah seorang bapak yang harus pergi merantau meninggalkan keluarganya, atau seseorang yang sedang berjauhan dengan kekasihnya, pasti sangat senang dengan perkataan “Napuran Tanotano, rangging masiranggonan. Badanta padaodao, tondinta masigomgoman.” (Tanaman Sirih Tanotano, tumbuh batangnya lilit melilit, kita tinggal berjauhan tempat, roh kita saling “memberkati”) atau “jauh di mata, dekat di hati”. Istilah yang sudah populer sejak lama sekali. Memang dalam beberapa hal, kita harus mengalami hal yang tidak enak, yaitu harus berpisah sementara dengan orang yang kita kasihi, entah karena pekerjaan kita, studi, pelayanan, atau hal-hal lain yang kita tidak bisa prediksi sebelumnya.

R
asul Paulus pun mengalaminya. Tetapi rasa kasih yang dirasakan Paulus di sini, sedikit berbeda dengan apa yang kita rasakan. Jika kebanyakan dari kita biasanya merindukan beberapa orang yang jauh dari kita, rasul Paulus merindukan begitu banyak orang, yaitu jemaat-jemaat di setiap kota yang pernah dikunjunginya. Salah satunya jemaat Tesalonika. Jemaat Tesalonika adalah salah satu dari jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus. Namun Paulus hanya sebentar saja berada di Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain untuk meneruskan pemberitaannya. Itulah sebabnya dalam suratnya ke jemaat Tesalonika, bahwa walaupun Paulus seketika terpisah dengan mereka, yaitu jauh di mata, akan tetapi mereka selalu dekat di hati (ay.17a). Bahkan Paulus sendiri mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk ingin bertemu kembali dengan jemaat Tesalonika dan telah berusaha untuk datang menjenguk mereka (ay.17). Namun keinginan yang sangat kuat itu, selalu dicegah oleh iblis (ay.18).

Rasa kasih dan rindu itu, suatu chemistry antara Paulus dengan jemaat-jemat yang dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat Tuhan tersebut adalah pengharapan dan sukacitanya. Mereka adalah mahkota kemegahan bagi Paulus ketika Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya (ay.19). Ada dua pertanyaan yang selalu tertuju kepada kita: Pertama, apakah kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus? Dan yang kedua, apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan Yesus?


Berbahagialah kita jemaat Tuhan, yaitu orang-orang yang percaya dan meniru Tuhan Yesus dan juga meniru Paulus. Maka kita jemaat gereja Tuhan mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan tepat. Jangan pernah berhenti mengikut dan meniru Tuhan Jesus dan rasul-Nya. “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” (Ibrani 13:7). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...