Kamis, 19 April 2018

PENELAAHAN ALKITAB (PA) REMAJA JUMAT 20 APRIL 2018

PENELAAHAN ALKITAB (PA) REMAJA

HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE

Jumat, 20 April 2018

Di Rumah Pdt. Nikson Simangunsong /br. Silitonga











1.  Bernyanyi BN. HKBP No. 24:1-2 “Lawatlah Tuhan”

Lawatlah Tuhan, kami umatmu. Kami mau memuji Tuhan, kar’na kasih dan rahmat-Mu. Lawatlah Tuhan, kami umat-Mu.
Kasihanilah, kami yang sesat, Kaulah Yesus pertolongan, yang memb’ri keselamatan. Kasihanilah, kami yang sesat.

2.  Doa Pembuka

3.  Pembacaan Nats: Amsal 24: 10   U J I A N

4.  Penjelasan


“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10)

Bagaimana suasana ketika kita sedang menghadapi ujian baik di tingkat sekolah? Biasanya suasana yang muncul adalah suasana tenang dan hening. Hampir tidak ada pengawas yang malah ribut-ribut ketika sedang mengawas ujian, kecuali pengawasnya tidak bertanggung jawab atau tidak benar. Agaknya itu menjadi bahan perenungan bagi Rick Warren sehingga ia pada suatu kali berkata: “The teacher is always silent when the test is given. If God is silent in your life right now, it’s a test of faith.” Rick Warren menyinggung saat-saat di mana Tuhan memilih untuk diam, bukan dengan tujuan untuk membiarkan kita menderita atau tidak peduli terhadap persoalan kita, tetapi karena Dia menginginkan sebuah pertumbuhan iman yang signifikan demi kebaikan kita sendiri, dan Rick mengambil contoh yang mudah dicerna lewat sikap seorang guru ketika mengawasi ujian. Ujian. Itu harus kita hadapi jika kita mau naik kelas atau naik ke tingkat yang lebih tinggi. Tidak ada orang yang naik kelas dan lulus tanpa melalui ujian bukan? Karenanya itu contohnya sederhana mudah untuk kita mengerti, hubungannya dengan saat-saat ketika Tuhan memutuskan untuk berdiam diri di saat kita tengah menghadapi kesesakan.
Hidup itu penuh dengan ujian. Kita tidak akan bisa mandiri apabila terus bersikap manja. Dalam menghadapi berbagai ujian lewat segala macam dimensi problema kehidupan ada sesuatu yang penting untuk kita perhatikan. Masalah boleh hadir, tapi bagaimana sikap kita menghadapinya akan membawa perbedaan nyata. Kita bisa memilih untuk mengeluh, kecewa atau larut dalam mengasihani diri sendiri secara berlebihan atau kita bisa menguji iman kita, sampai di mana kita kenal Yesus, sampai di mana kekuatan pengharapan lewat iman kita. Jika kita gampang menyerah, itu artinya kita belum mampu untuk percaya sepenuhnya kepada kuasa Kristus. Lihatlah apa yang tertulis dalam Amsal. “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10). Kalau kita gampang menyerah ketika menghadapi kesesakan, kita tidak akan pernah bisa bertumbuh baik secara mental maupun rohani. Kekuatan kita akan tetap kecil atau malah menyusut. Ujian demi ujian yang kita hadapi akan mampu membawa kita ke level yang lebih tinggi. Go to the next level. Jika kita menyikapinya dengan benar, tetap dalam pengharapan yang tidak pernah padam di dalam Kristus, kita akan mendapatkan hasil luar biasa dalam pertumbuhan iman kita. Lihatlah apa yang dihadapi tokoh-tokoh Alkitab. Mereka bertemu dengan ujian-ujian yang sungguh berat, yang bagi logika manusia kelihatannya tidak masuk akal. Tapi mereka berhasil membuktikan bahwa percaya sepenuhnya pada Tuhan akan membawa hasil luar biasa. Daud harus bertemu dengan Goliat di usia yang masih sangat muda. Itu adalah ujian yang tidak main-main dan taruhannya nyawa. Tapi Daud mengandalkan Tuhan, percaya penuh kepadaNya dan ternyata sukses. Dari sanalah Daud kemudian dikenal. Abraham mengalami ujian yang sungguh berat. Menanti janji Tuhan begitu lama di usia yang sudah tua renta, dan ketika ia memperolehnya, ia malah diminta mengorbankan anaknya. Tapi Abraham percaya pada Tuhan, dan ia melalui ujian dengan baik dan lulus dengan sangat memuaskan. Ia pun disebut bapa orang beriman lewat serangkaian ujian tersebut. Ujian boleh datang, namun cara kita menyikapinyalah yang akan membuat perbedaan.
Mari kita lihat apa kata Yakobus. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1:2-4). Ujian terhadap iman menghasilkan ketekunan. Lalu ketekunan itu pada suatu ketika akan memperoleh buah yang matang, dan kita pun menjadi semakin sempurna, utuh dan tak kekurangan apapun. Anda mungkin bisa stres dalam menghadapi ujian di sekolah, tapi anda tentu tahu bahwa tanpa itu anda tidak akan pernah lulus dan akan menjadi siswa abadi. Maka suka atau tidak, anda akan menghadapi ujian dengan sungguh-sungguh dan berharap bahwa anda melakukannya dengan baik dan setelahnya dinyatakan lulus. Begitu pula dengan ujian terhadap iman. Kalau begitu buat apa kita meratap, mengamuk atau melakukan reaksi-reaksi negatif lainnya? Yakobus mengatakan: “anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Kita bukan harus bersedih, tapi seharusnya bahagia. Karena alasannya jelas, untuk kebaikan kita sendiri juga, untuk menghasilkan buah dalam hidup kita. Kita tidak akan bisa bertumbuh dan naik ke jenjang yang lebih tinggi apabila kita tidak menghadapi atau gagal dalam ujian. So don’t give up! Kita tidak akan memperoleh hasil apa-apa selain kegagalan dengan tawar hati. Bukannya baik, malah hanya akan menambah masalah saja nantinya. Karenanya, hadapilah ujian dengan penuh ungkapan syukur. Jangan lari dari masalah, tapi hadapilah dengan tegar sambil terus berpegang teguh pada pengharapan dalam iman akan Tuhan. Amin.

5.  Diskusi

a.     Adakah di antara Anda ada yang tengah menghadapi ujian? Bagaimana pendapatmu setelah menerima penjelasan PA ini?

6.  Bernyanyi KJ. No. 25:1 “FirmanMu Tuhan Allahku”

Firman-Mu Tuhan Allahku, tak ternilai bagiku. Kujadikan peganganku, di tiap langkah hidupku. Kalau bukan Firman Tuhan, dasar iman umat-Mu. Apakah dasar yang kuat, selain Firman Tuhanku.

7.  Doa Syafaat

8.  Bernyanyi BN. HKBP No. 15:1-2 “Andai ‘ku punya suara indah” (Persembahan)

Andai ‘ku punya suara indah, seribukali suaraku.
Aku bermazmur sangat indah, dari seluruh jiwaku.
Hatiku sangat bergemar, memuji karya cipta-Mu.
                   Andaikan suaraku menjangkau semua alam ciptaan-Mu.
                   Akan ‘ku ajak semua makhluk nyanyikan kidung bagi-Mu.
                   Hendaklah jiwa ragaku, memuji Tuhan Allahku.

9. Doa Bapa Kami-Berkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...