Minggu, 25 Juni 2017

RENUNGAN MINGGU III SETELAH TRINITATIS, 2 JULI 2017

Lawan Kepalsuan,

Lakukan Kebenaran
                                                  
                                                                 
(Yeremia 28:5-9)






B

eriman bahwa Tuhan Allah Pencipta dan Mahakuasa menyangkut masalah hati manusia. Sedangkan mengetahui bahwa Allah mahakuasa menyangkut masalah pengetahuan manusia. Ini berkaitan dengan pikiran dan logika manusia. Orang yang beriman belum tentu mempunyai sejumlah pengetahuan tentang apa yang diimaninya. Sebaliknya, orang yang mempunyai sejumlah pengetahuan tentang Allah belum tentu beriman kepada-Nya. Di dunia ini, paling tidak ada empat jenis interaksi orang dengan Allah. Pertama, orang yang beriman tetapi tidak atau kurang berpengetahuan. Kedua, orang yang berpengetahuan tetapi tidak beriman. Ketiga, orang yang beriman dan berpengetahuan. Keempat, orang yang tidak beriman dan tidak berpengetahuan. Dalam kehidupan bergereja, jenis-jenis interaksi orang tersebut di atas ditemui. Sama-sama beribadah di ruangan yang sama. Sama-sama mendengar khotbah yang sama. Bahkan kadang-kadang terlihat sama-sama melayani. Sepintas lalu orang tidak dapat membedakannya. 

Yeremia disebut sebagai “nabi yang meratap”. Ia berkata, “Aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran.” (Yer.13:17). Dalam kitab Ratapannya Yeremia berkata, “Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari padaku penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku.” (Rat.1:16). 

Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi “nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer.1:5). Ketika ia mendengar Allah memanggilnya, Yeremia berkata, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” (Yer.1:6). Namun Allah berfirman kepadanya, “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,..Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu…” (Yer.1:7-10). 

Pertentangan utama Yeremia dengan imam-imam adalah karena usaha mereka mengeruk keuntungan dari jabatan mereka, dan ramalan mereka bahwa kapan pun Bait Suci Yerusalem tidak akan jatuh ke tangan orang Babel. Nabi-nabi palsu yang mengaku diutus Allah kepada umat Israel itu, meyakinkan umat Yehuda dengan tipuan optimisme yang dangkal dan palsu. Yeremia melawan nabi-nabi palsu tersebut. Pesan kenabian Yeremia kepada bangsanya, menekankan bahwa Allah adalah Allah pengharapan, perjanjian, kekuatan, dan kehendak-Nya kuat membuat bangsa Israel menjadi bangsa yang kudus. Nabi Yeremia membangkitkan kesadaran kita memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah dan tetap setia kepada-Nya. Selamat hari Minggu. 
Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...