Jumat, 23 Juni 2017

RENUNGAN MINGGU II SETELAH TRINITATIS, 25 JUNI 2017

NILAI DAN MAKNA DARI SEBUAH PENGAMPUNAN

(Roma 6:1-11)





Tentu saja kita pernah berbuat salah, baik karena kesengajaan ataupun secara tidak sengaja, alhasil kita harus minta maaf kepada mereka yang merasa terganggu akibat kesalahan atau keterlajuran yang kita lakukan. Boleh ada dua akibat yang ditimbulkannya, pertama ada yang dengan baik hati memaafkan kita dan ada juga yang tidak rela bahkan mau menghukum kita. Pemahaman kita akan keadaan itu akan membawa kita kepada kehati-hatian yang walaupun sebagian orang tidak pernah merasa bersalah walaupun dia melakukan kesalahan, dan bahkan bangga dengan apa yang dia lakukan, boleh jadi kita sangat menghargai ketika seseorang memberi kita maaf, apalagi sikapnya yang tulus mau menerima dan memaafkan kita sebelum kita menyadari kesalahan kita. 

Sebagian orang merasa bangga dan berbesar hati jikalau seseorang mau memaafkannya, yang walaupun itu tidak dapat mengubah pola pikir dan pemahamannya, dia dengan gamblang melakukan kesalahan itu lagi dengan harapan bahwa ia juga akan dimaafkan. Yang menjadi pertanyaan dan perenungan, apakah nilai sebuah maaf atau pengampunan yang kita terima, apakah untuk mengubah pola pikir, sikap dan mentalitas kita untuk lebih hati-hati dan menjaga diri untuk tidak ceroboh, atau menjadi kebanggaan dan kehebatan atau kebesaran kita, untuk kita ulangi lagi kesalahan yang sama dengan kesadaran penuh, dengan berkatan: “Toh juga kan kita akan dimaafkan, diampuni” Saat pemahaman itu terjadi dalam diri kita, adalah merupakan pengkhianatan diri terhadap kebenaran itu sendiri, pengkhianatan terhadap sebuah kasih karunia dan pengampunan. 

Ketika Rasul Paulus mengajarkan bagaimana kasih anugerah Allah yang senantiasa memberikan kita pengampunan: “Di mana dosa bertambah banyak di sana kasih karunia menjadi berlimpah“ Ungkapan itu banyak disalah-tafsirkan banyak orang, mereka berkata semakin banyak kita berbuat dosa makin bertambah kasih karunia yang akan kita terima, toh Allah akan mengampuninya, berbuat dosa adalah kesempatan menerima anugerah lebih banyak, sebab itu berbuat dosa adalah baik“ Dalam hal ini Paulus mengajarkan kita akan makna baptisan. Dengan menerima baptisan kita telah ikut dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Adalah sangat buruk jikalau kita mengandalkan kasih pengampunan dan dengan sengaja berbuat dosa, bagaimana mungkin kita dapat mengambil keuntungan dari kasih yang menghancurkan hati yang mengasihi kita. Apabila seseorang menerima Kristus adalah menerima kehidupan baru dan persekutuan baru di dalam Kristus yang menjadikan kita berbeda dengan dunia ini. Menerima kasih karunia pengampunan dengan melakukan apa yang sesuai dengan Firman Tuhan, melakukan kehendak Allah, menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan tercela. Hiduplah dalam anugerah pengampunan Tuhan. (HS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...