Selasa, 08 Desember 2015

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 29 NOVEMBER 2015

BERSANDAR PADA RANCANGAN TUHAN
(Yeremia 33: 14-16)



     Bagaimana kita bisa mengetahui rancangan Tuhan? Kisah teks ini, pada waktu umat Israel berada dalam penderitaan, dibuang di Babel. Mereka mengharapkan agar Tuhan membebaskan mereka. Nah, muncullah seorang yang mengaku nabi. Namanya Hananya. Ia berkata: "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN….( Yer.28:2-4) Sebuah berita yang luar biasa menyenangkan. Mereka menyambutnya dengan penuh antusias. Tapi kemudian muncullah nabi Yeremia yang mengatakan bahwa Hananya adalah nabi palsu, dengan rancangannya yang palsu, tidak datang dari Tuhan. Yeremia datang menyampaikan rancangan Tuhan yang berbeda yaitu agar orang Israel betah tinggal di Babel, bekerja dengan baik, kawin-mawin dan berdoa untuk kesejahteraan kota Babel. 
     Kalau Anda hidup waktu itu mana yang akan Anda ikuti? Saya yakin, kita semua kebanyakan akan memilih mengikuti kata-kata Hananya. Betul bukan? Ia lebih logis, lebih nasionalis dan tentu saja lebih sesuai dengan harapan rakyat. Bahkan, bukankah Hananya juga menggunakan Nama TUHAN di dalam nubuatnya? Lalu bagaimana caranya kita tahu ini adalah rancangan palsu, yang lain rancangan dari TUHAN? Pertama, rancangan Tuhan tidak bisa langsung datang dari sorga, dan kita terima begitu saja. Rancangan Tuhan harus didukung oleh kerja keras dan perjuangan. Israel harus berjuang membangun kota. Abraham, untuk mencari rancangan Tuhan, harus berjalan mengarungi gurun penderitaan dengan penuh perjuangan. Begitulah yang seharusnya terjadi. Kedua, jalannya rancangan Tuhan tidak selalu lurus, rata dan nikmat. Malah lebih sering berlika-liku, dan naik turun. Ketiga, waktu yang akan membuktikan itu. Hananya kemudian mati dan Israel tak juga keluar dari Babel. Waktu adalah alat penguji yang paling paten terhadap rancangan Tuhan. Keempat, rancangan tidak pernah berhenti. Kepastian pemulihan kembali dikumandangkan lewat Tunas Daud yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran (15). Pemulihan itu sepasti hadirnya siang dan malam yang merupakan penetapan Allah atas alam semesta ini (20-22). Membangkitkan kembali dua lembaga pemerintahan yang memimpin Israel sejak permulaan berdirinya mereka (17,18). Pertama, Tuhan akan meneguhkan perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya bahwa mereka akan menjadi raja turun temurun di Israel (2Sam 7:12-16). Kedua, Tuhan memulihkan lagi ibadah Israel dengan membangkitkan lagi pelayanan suku Lewi. Suku Lewilah yang dulu dipercaya untuk mengelola ibadah di Kemah Suci dan di Bait Allah (Bil 3-4), secara khusus keturunan Harun sebagai imamnya. 
     Yesus Kristus adalah Raja, Mesias, keturunan Daud dan sekaligus Imam Besar yang melampaui keimaman Harun untuk memimpin satu umat baru bagi-Nya. Dia-lah TUHAN keadilan kita! Minggu Advent I ini, menyegarkan iman percaya kita, menanti kedatangan Yesus kali kedua. Kiranya Dia menguatkan hati kita, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya hidup dalam kebenaran dan keadilan-Nya. (Epistel: 1Tes 3:9-13). Selamat hari Minggu. 

                                                                     Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...