Rabu, 06 November 2019

RENUNGAN MINGGU XXI SETELAH TRINITATIS, 10 NOVEMBER 2019

MENDENGAR 

DAN 

MELAKUKAN NASIHAT


(Amsal 19: 20-29)





Menurut pengamsal, menjalani hidup setia dan berakal budi berarti memegang perintah firman Tuhan, berkelakuan bersih, panjang sabar dan mengampuni, tidak tergesa-gesa, tidak bodoh, tidak berbohong, tidak bebal, dan tidak malas. Menjalani hidup yang seperti ini bukannya tanpa hasil. Pengamsal menegaskan bahwa ada hasil yang didapat dari hidup yang berakal budi dan setia, yaitu orang yang sesungguhnya sedang memelihara nyawa dan mengasihi diri, dan ia akan mendapat kebahagiaan.

Penulis kitab Amsal menginginkan setiap orang percaya menjadi orang berhikmat. Hikmat itu didapat melalui takut akan Allah. Sikap tersebut mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka. Hal ini sering kurang disadari oleh banyak orang. Misalnya: Pemuda menganggap bahwa yang diinginkan pada seseorang adalah gaya yang keren; orangtuanya menganggap bahwa yang diinginkan pada seseorang adalah kesemarakan, kemasyuran dan kebanggaan. Makanya, kita mau menjadi orang yang bersifat keren atau kaya.

Tetapi ayat ini menyatakan apa yang sesungguhnya: Yang kita butuh dalam diri orang lain dan yang mereka butuhkan dalam diri kita adalah kesetiaan, bukan gaya keren dan bukan kekayaan. Makanya, “lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong” (ay.22), karena pembohong yang kaya sebenarnya tidak berguna. Selain gengsi, orang berbohong sering hanya mencari rasa aman.

T
akut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka. (ay.23). Bahwa sumber keamanan yang sebenarnya: Takut akan Allah. Ayat ini tidak berjanji bahwa orang yang takut akan Allah tidak akan pernah menderita, tetapi menunjukkan sesuatu yang nyata. Orang yang beriman dapat mengandalkan Allah dalam keadaan yang menantang sekalipun, dan mendapat kebahagiaan. 

Oleh karena itu, adalah penting para guru pengajar, para orangtua menginginkan dan mendidik anaknya menjadi orang setia. Tidak mendidik anak menjadi orang setia, berarti mengingingkan kematian bagi mereka. Ada pun didikan itu “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHAN-lah yang terlaksana. (ay.20-21,27).


Doa:     


      Ya Tuhan tolonglah kami untuk hidup setia melakukan firman-Mu, setia mendengar dan melakukan nasihat yang baik dan juga menjadi penasihat yang baik. Mampukan kami untuk berkelakuan bersih, panjang sabar, mengampuni, tidak tergesa-gesa, tidak bodoh, tidak berbohong, tidak bebal, dan tidak malas. Dalam Nama Yesus kristus Tuhan kami. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...