Kamis, 28 November 2019

RENUNGAN MINGGU ADVENT I, 1 DESEMBER 2019

Persiapkanlah Jalan Bagi Tuhan 

(Yesaya 40:1-8)


Berita yang paling ditunggu-tunggu seseorang yang terhukum adalah pembebasan, yang sakit adalah kesembuhan, apalagi semuanya akan dia peroleh dengan tanpa syarat. Bebas dari hukuman tanpa syarat, kesembuhan tanpa syarat seperti mujizat. Apalagi ia telah lama terpenjara misalnya seorang napi, lepas dari pasungan orang yang dipasung, semuanya bebas tanpa syarat. Semuanya manusia mengharapkan kebebasan, yang walaupun masing-masing berbeda memahami nilai sebuah kebebasan. Ada orang ingin bebas melakukan kehendak hatinya tanpa ada aturan yang menghalanginya, ada orang yang ingin bebas berbuat baik kepada siapapun tanpa ada batas yang harus dia lalui. Akan tetapi harus juga dipahami akan nilai kebebasan itu: Kebebasan tanpa ketaatan adalah liar dan ketaatan tanpa kebebasan adalah perbudakan. Artinya bagaimana kita mampu memahami nilai sebuah kebebasan yang bermakna, bernilai tambah dalam diri kita juga orang lain demi kesejahteraan bersama.

Bangsa Israel 70 tahun dalam pembuangan, tentu banyak pemahaman mereka untuk menantikan/mengharapkan kebebasan, kemerdekaan. Ada yang optimis tapi ada juga yang pesimis bahkan putus asa. Mereka diperbudak oleh bangsa yang tidak mengenal Tuhan sementara mereka mengklaim dirinya umat Tuhan, ada yang menantikan anugerah kemurahan Tuhan, tetapi ada yang mengatakan sepertinya Tuhan tidak mampu membebaskan mereka.

Suatu hal yang tidak masuk akal/sulit dipercaya kalau tiba-tiba ada yang menyampaikan bahwa kebebasan itu akan datang (bagi mereka yang tertawan dalam penjara atau penyakit), tetapi itulah yang Tuhan lakukan terhadap umat-Nya. Tuhan mengutus Nabi Yesaya menyampaikan penghiburan, sebab penderitaan mereka akan berakhir; mereka akan dibebaskan/dimerdekakan. Mereka akan dipulihkan kembali sebagai umat yang diberkati. Akan tetapi dalam menyambut pembebasan itu, mereka diminta untuk mempersiapkan diri, baik secara moral, mentalitas terutama dalam iman mereka. Harus mau mengubah diri dalam pembaharuan imannya. Membuka hati untuk jalan Tuhan dengan meninggalkan pola hidup yang sia-sia (pemberontakan kepada Allah). Menyelaraskan iman dan perbuatan dalam kepatuhan dan kesetiaan akan Allah. Tuhan menyampaikan penghiburan, bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni, juga kembali pada penegasan bahwa Allah adalah Gembala mereka yang akan menuntun mereka kepada kehidupan yang sesungguhnya.

Sebagai Gereja, harus bangkit dan membawa penghiburan baru dalam setiap pergumulan dunia ini (umat-Nya); membangun pengharapan baru, sehingga mampu membawa seseorang itu dalam pengenalan akan dosa-dosanya di hadapan Tuhan, dan mau memohonkan pengampunan dari-Nya. Gereja harus mampu meyakinkan seseorang untuk mampu mengampuni sebab ia juga telah diampuni, mengakui kesalahan dan memperbaharui diri, agar tidak lagi menderita akibat tekanan hati/pikiran karena merasa bersalah; Memerdekakan jiwa-jiwa yang tertekan akibat dosa-dosanya, dan menuntunnya pada pengharapan kasih Allah. Selagi kesempatan masih ada, sebab hidup ini bagikan bunga-bunga yang akan layu, tetapi Firman, dan kasih setia Tuhan kekal selamanya. Sambutlah Dia yang datang, dan tuntunlah orang juga untuk ikut menyambut Tuhan. Selamat hari Minggu. Amin. (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...