Kamis, 21 November 2019

RENUNGAN MINGGU PENGHUJUNG TAHUN GEREJA - PERINGATAN ORANG MENINGGAL DUNIA, 24 NOVEMBER 2019

ALLAH YANG AGUNG 

MENGHAKIMI BANGSA-BANGSA


(Habakuk 3: 1-6)





Memento Mori adalah sebuah frasa yang ‘bertugas’ mengingatkan kita kepada kematian. Secara harafiah:  Ingat, kau harus mati! Selain lewat frasa, Memento Mori juga didapati dalam istilah seni. Aliran seni ini ditandai dengan patung-patung ataupun gambar yang pada dasarnya mengingatkan diri pada kematian, entah berupa tulang belulang, upacara pemakaman dan sejenisnya.

Konfessi (Pengakuan Iman) HKBP 1996 pasal 15 mengenai Peringatan Terhadap Orang Yang Meninggal, merumuskan: Bahwa Gereja menyelenggarakan peringatan bagi orang-orang yang meninggal untuk memantapkan penghayatan iman kita supaya kita mengingat akan akhir hidup kita sendiri serta meneguhkan pengharapan akan kemenangan Kristus yang mengalahkan maut; demikian juga pengharapan akan surga sebagai asal dan tujuan roh dan jiwa kita dan pengharapan akan persekutuan orang percaya dengan Tuhan Allah hingga kedatangan Kristus kedua kali. Dengan ajaran ini, HKBP menekankan pengharapan keselamatan manusia dari antara orang mati di dalam Yesus Kristus. Dalam kaitan ini, HKBP melawan tiga pandangan yang mengatakan: (1) Bahwa orang yang hidup dapat menerima berkat dari orang yang mati; (2) Bahwa orang yang mati dapat berhubungan dengan orang yang hidup dengan cara mendoakan arwah-arwah; (3) Bahwa haruslah mendirikan tugu untuk menghormati orang yang mati sebagai cara menerima berkat bagi keturunannya. Juga menolak semua bentuk ajaran agama kekafiran terutama ajaran mengenai roh yang mengatakan bahwa roh orang yang meninggal itu hidup dan kemudian menjadi hantu dan menjadi roh leluhur. Tujuan peringatan orang meninggal dunia ini bukanlah untuk membangkit-bangkitkan rasa dukacita keluarga yang ditinggalkan. Tetapi untuk mengingatkan kita akan hari kematian kita semua manusia kelak. Siapa pun di antara kita yang masih hidup sekarang akan pasti mengalami kematian itu. Memento Mori, ingatlah akan hari kematianmu!

Habakuk mengalami situasi yang sangat sulit. Kekejaman bangsa Babel, mengakibatkan kelaparan, tanaman maupun ternak musnah (Hab.3:17).  Habakuk berdoa menurut nada ratapan. TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang! (ay.1-2). Habakuk menandai pergeseran himne, dari permohonan kepada pujian. Kuasa Tuhan yang pernah membawa orang-orang Yahudi keluar dari Mesir dan masuk ke Tanah Perjanjian. Kuasa itu jugalah yang akan membebaskan umat-Nya dari Babel dan membawa mereka kembali ke tanah air mereka sekali lagi. Hanya Tuhanlah yang mampu merubah dukacita menjadi sukacita.

Hal itu sempurna melalui Yesus Kristus yang telah mengalahkan dosa dan kematian. Pada hari yang ketiga, Ia bangkit dari antara orang mati. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha kuasa. Dari sana akan datang kelak, untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Allah di dalam Yesus Kristus akan menghakimi kita dan menghakimi bangsa-bangsa.

Doa:       Ya Tuhan tolonglah kami untuk setia melakukan firman-Mu dengan tahu dan sadar bahwa kami akan mati kelak pada waktunya. Dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin. Selamat hari Minggu! (NS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...