Kamis, 03 Oktober 2019

RENUNGAN MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS, 6 OKTOBER 2019

Hidup untuk  Melayani Tuhan
(Kisah Para Rasul 20:21-31)

Ada sering istilah kita dengarkan saat ada momen perpisahan: Bukan perpisahan yang aku tangisi, tapi pertemuanlah yang aku sesali“ ini menggambarkan betapa menyedihkan jikalau kita berpisah dengan seorang sahabat/guru yang kita cintai, dan yang mencintai kita. Tentu kita akan mengenang hari-hari bahagia, atau hari-hari sulit saat dalam kebersamaan, dan saat berpisah, semuanya tinggal kenangan. Dan biasanya saat-saat perpisahan, banyak wejangan/nasehat yang terdengar baik dari yang akan berangkat pergi ke tempat jauh, maupun dari mereka yang tinggal. Semuanya memberi harapan, dukungan/motivasi serta doa.

Hal ini juga terjadi pada Paulus dengan penatua-penatua gereja yang ada di Efesus, di mana Paulus harus berpamitan untuk meninggalkan Efesus untuk tugas lanjutan yang dia terima dari Tuhan. Paulus mengingatkan mereka agar kiranya mereka mengingat akan keteladanan yang Paulus berikan/perlihatkan selama kebersamaan mereka di Efesus dan daerah sekitarnya (Kis. 20:18:Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu. Artinya: selama kebersamaan mereka di Efesus, Paulus telah memperlihatkan bagaimana ia hidup, bagaimana ia telah menjalankan tugasnya sebagai Rasul di tengah-tengah mereka, penuh kesungguhan, kesederhanaan, ketabahan, iman dan pengharapan. Paulus bertumpu pada tugasnya sebagai rasul, sehingga dia tidak terpikir sedikitpun untuk mencari kehormatan diri atau kekayaan. Paulus juga menceritakan bagaimana kasih karunia Allah memberikan dia kemampuan bertahan dalam menghadapi segala kesulitan, tantangan dan penderitaan. Hal itu diperlihatkannya dengan keteguhan hati, ketenangannya berfikir serta ketekunannya dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberita Injil. Apa dan bagaimana Paulus dalam pelayanannya, dijadikannya sebagai arahan bagi penatua-penatua Efesus, sebagai orang yang akan melanjutkan tugas Paulus kemudian.

Paulus dalam pelayanannya rela mempertahankan nyawanya sekalipun, menghabiskan waktunya untuk pelayanan yang begitu melelahkan, menguras tenaga, pikiran dan perasaan demi tergenapinya maksud agung dari panggilannya menjadi rasul oleh Yesus. Paulus mengerjakan semuanya itu supaya ia didapati sebagai seorang hamba yang setia akan tugas panggilannya, supaya ia dapat: 1: menyelesaikan tugas pelayanan yang telah dipercayakan oleh Tuhan Yesus kepadanya; 2. Supaya ia dapat mengakhiri tugasnya dengan baik, walaupun banyak tantangan, rintangan, kepedihan dan kesedihan dia alami, yang penting baginya: ”Dia dapat mencapai garis akhir”. Paulus mengibaratkan perjalanan kehidupan pelayanannya adalah sebagai sebuah perlombaan yang diwajibkan kepadanya untuk ikut serta dan harus hingga akhir, sebab di garis akhir itulah dia akan memperoleh hadiah/mahkota. Itu sebabnya ia berusaha untuk mengakhirinya sebaik mungkin, dengan sebuah keyakinan iman, bahwa ia pasti akan dapat melewati semuanya itu oleh karena pertolongan Tuhan Yesus (bnd. Plp. 4:13: Segala perkara dapat kutanggung oleh Dia yang memberi aku kekuatan).

Apa yang diajarkan Paulus, yang juga adalah merupakan pengalaman kehidupannya dalam tugas pelayanannya, dia ajarkan, sampaikan sebagai motivasi kepada para penatua Efesus juga kepada seluruh umat percaya untuk tidak pernah berlelah memberitakan kebenaran, kasih dalam kesederhaan dan kerendahan hati, untuk senantiasa kokoh dalam kemitmen pelayanan, hanya untuk kemuliaan dan kerajaan Tuhan, tidak untuk kehormatan diri.  Pelanyanan akan Firman memaksa kita menyangkal diri, bukan untuk mencari kepentingan dan kekayaan duniawi, tetapi adalah sebagai respons iman kita akan anugerah Yesus yang mempercayakan segala tugas pelayanan (sekecil apa pun yang dapat kita lakukan) kepada setiap orang percaya. Jadilah palayan Tuhan yang berdedikasi, yang rendah hati dan takut akan Tuhan. Selamat hari Minggu. Amin. (HS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...