Rabu, 27 Maret 2019

RENUNGAN MINGGU LETARE, 31 MARET 2019

SETIA

KEPADA ALLAH YANG SETIA

 (Titus 2: 11-14)




K
asih karunia (charis: Yunani) adalah kata yang penting dalam Perjanjian Baru, terutama dalam surat-surat Paulus. Khesed (Ibrani) dalam Perjanjian Lama. Charis dan khesed adalah cinta kasih Tuhan, belas kasih, kesetiaan, kasih karunia, dan anugerah Tuhan. Orang Yunani sering menggunakan kata charis untuk berbicara tentang dukungan dari pelindung. Seperti seseorang yang memberikan dukungan finansial atau politik. Bagi orang Yunani, kata charis berarti kemurahan hati, kedermawanan yang menuntut kesetiaan dari pihak penerima. Dalam perikop ini rasul Paulus memakai kata charis untuk menerangkan khesed Tuhan. Charis adalah karunia keselamatan oleh Allah bagi semua orang yang menerima Ketuhanan Yesus Kristus. Karena itu, Allah adalah pelindung, Sang Pemberi kebaikan. 

Seseorang tidaklah pernah bisa membayar penuh kepada orang yang mewariskan kekayaan baginya. Demikian juga kita tidak pernah bisa membalas Tuhan untuk karunia keselamatan yang Dia berikan. Namun, jika seorang pelindung memberi kita kekayaan yang tak terbayangkan, kita bisa setia kepada sang pelindung tersebut dengan menggunakan sebaik mungkin warisan yang dia berikan. Demikian juga, kita bisa setia kepada Tuhan yang memberi kita keselamatan dengan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. 

Sekarang ini banyak orang yang mulai meragukan charis-khesed-kasih setia Tuhan. Mereka meragukan kemampuan Tuhan dan berpaling kepada ilah lain. Kesetiaan mengelola kasih karunia Tuhan menjadi ‘barang’ yang sulit ditemukan. Anggota jemaat di gereja ada yang tidak setia dengan gerejanya. Karena tidak puas dengan pelayanan di gerejanya, ia lalu pindah ke gereja lain. Terus begitu, ketika tidak puas di tempat yang baru, ia pindah lagi ke gereja lain. Ada pegawai tidak setia pada perusahaannya. Karena diiming-imingi uang lebih ia langsung pindah ke perusahaan lain. Ada pimpinan perusahaan tidak loyal pada pegawainya. Ada pegawai diberhentikan sepihak, hanya karena perusahaan tidak mau membayar gaji mahal. Ada rumah tangga hancur karena suami atau istri tidak setia pada pasangannya. Ada orang yang tadinya sahabat karib, jadi berlawanan karena berkhianat. Ada anak yang tidak menghormati orangtuanya. Ada pelajar yang tidak menghormati gurunya. Ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya.

Jika manusia tidak setia, Allah tetap setia dan bahkan teguh pada janji charis-khesed-kasih setia-Nya. Kita mengimani dan mengamini kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan semua manusia, mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini. Barang siapa setia sampai akhir kepadanya mahkota kehidupan akan diberikan. Selamat hari Minggu! Amin. (NS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...