Kamis, 13 September 2018

KEBAKTIAN PEMUDA

ACARA KEBAKTIAN PEMUDA
HKBP PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE
DISTRIK XIX BEKASI
Tuan Rumah Wijk 3
Tempat: Aula Gereja HKBP Pondok Gede
Sabtu, 01 September 2018

1.      Bernyanyi                                                  :   Kecaplah dan Lihatlah
2.      Votum/Introitus                                       :   A.XV.A.21 – D.XIII.51
3.      Epistel                                                       :   1 Raja-raja 17:7-16
4.      Koor                                                          :  
5.      Bernyanyi                                                  :   BN HKBP No. 755:1-2
6.      Khotbah                                                   :   Mazmur 22:23-32
7.      Koor                                                          :   
8.      Bernyanyi                                                  :   Selidiki Aku
9.      Tangiang sian sahalak na ro                      :                         
10.  Bernyanyi (Persembahan)                         :   Kasih yang Sempurna
11.  Tangiang Pelean-Doa Bapa Kami             :
12.  (Menyanyikan)                                          :   Amen, amen, amen.

Na marhobas:
1.  Parjamita                      :  Pdt. Nikson Simangunsong, S.Th.

2.  Paragenda                    :  St. P. Hutajulu


KEBAKTIAN BULANAN PEMUDA
HKBP PONDOK GEDE



Mazmur 22: 23-32

23.    Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah:
24.    kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!
25.    Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.
26.    Karena Engkau aku memuji-muji dalam jemaah yang besar; nazarku akan kubayar di depan mereka yang takut akan Dia.
27.    Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; biarlah hatimu hidup untuk selamanya!
28.    Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapan-Nya.
29.    Sebab TUHANlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa.
30.    Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.
31.    Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.
32.    Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.



Situasi hidup terus berubah dan berkembang. Tidak statis. Setiap perubahan kehidupan memberikan peluang dan tantangan baru bagi kita. Yang diperlukan ialah kemampuan mengenali perkembangan yang tengah terjadi dan berupaya semaksimal mungkin mengatasinya.
 
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economyartificial intelligencebig datarobotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Menghadapi tantangan tersebut, setiap orang dituntut untuk berubah, termasuk dalam pelayanan gereja, sebagai pendeta atau terlebih PEMUDA sebagai generasi penerus masa depan.

Beberapa karakteristik gambaran masyarakat modern ialah:
1.         Mengendornya norma dalam sistem kekerabatan dan kekeluargaan.
2.         Pola kehidupan lebih terbuka, tidak bergantung pada nasib. Nasib dapat diubah. Kedudukan seseorang dalam masyarakat diperoleh berdasarkan prestasinya dan tidak lagi diperoleh secara otomatis atau keturunan.
3.         Hal-hal baru dipandang sebagai sesuatu yang menantang.
4.         Alam dipandang sebagai sesuatu yang harus dikuasasi.
5.         Hidup berorientasi pada masa kini dan masa depan.
6.         Gaya hidup aktif dan inovatif.
7.         Mobilitas/gerak antara satu tempat ke tempat lain sangat tinggi.

Gereja (dalam Tri Tugas Panggilannya: Koinonia, Marturia, Diakonia) terpanggil berkewajiban untuk mendoakan generasi milenial menjadi anggota jemaat yang memiliki kemampuan hidup kompetitif dan produktif.
Secara khusus di Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Misalnya gereja kita, memiliki infokus, database di internet, beberapa blog di internet, pembanyaran Persembahan Tahunan lewat transper bank.

Namun, kita akui belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja online.

Masih ada beberapa contoh tentang dampak dari adaptasi era Industri 4.0. Misalnya, karena faktor e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran, 30 persen pos pekerjaan pada setiap bank diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun mendatang. Maka, akhir-akhir ini pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perbankan pun tak terhindarkan. Lalu, berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol pun punya dampak terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di semua pintu jalan tol.

Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia. Berikut ini empat tahap evolusi industri dari dahulu hingga kini.

·      Revolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-1850. Saat itu terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi generasi 1.0 melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat.

·      Revolusi Industri 2.0, juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi adalah sebuah fase pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi Industri 1.0 yang berakhir pertengahan tahun 1800-an, diselingi oleh perlambatan dalam penemuan makro sebelum Revolusi Industri 2.0 muncul tahun 1870. Meskipun sejumlah karakteristik kejadiannya dapat ditelusuri melalui inovasi sebelumnya di bidang manufaktur, seperti pembuatan alat mesin industri, pengembangan metode untuk pembuatan bagian suku cadang, dan penemuan Proses Bessemer untuk menghasilkan baja, Revolusi Industri 2.0 umumnya dimulai tahun 1870 hingga 1914, awal Perang Dunia I. Revolusi industri generasi 2.0 ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.

·      Kemunculan teknologi digital dan internet menandai dimualinya Revolusi Indusri 3.0. Proses revolusi industri ini kalau dikaji dari cara pandang sosiolog Inggris David Harvey sebagai proses pemampatan ruang dan waktu. Ruang dan waktu semakin terkompresi. Dan, ini memuncak pada revolusi tahap 3.0, yakni revolusi digital. Waktu dan ruang tidak lagi berjarak. Revolusi kedua dengan hadirnya mobil membuat waktu dan jarak makin dekat. Revolusi 3.0 menyatukan keduanya. Sebab itu, era digital sekarang mengusung sisi kekinian (real time). Selain mengusung kekinian, revolusi industri 3.0 mengubah pola relasi dan komunikasi masyarakat kontemporer. Praktik bisnis pun mau tidak mau harus berubah agar tidak tertelan zaman. Namun, revolusi industri ketiga juga memiliki sisi yang layak diwaspadai. Teknologi membuat pabrik-pabrik dan mesin industri lebih memilih mesin ketimbang manusia. Apalagi mesin canggih memiliki kemampuan berproduksi lebih berlipat. Konsekuensinya, pengurangan tenaga kerja manusia tidak terelakkan. Selain itu, reproduksi pun mempunyai kekuatan luar biasa. Hanya dalam hitungan jam, banyak produk dihasilkan. Jauh sekali bila dilakukan oleh tenaga manusia.

·      Lalu Pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptivetechnology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan–perusahaan incumbent. Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia, mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.

Kalau kita perhatikan tahap revolusi dari masa ke masa timbul akibat dari manusia yang terus mencari cara termudah untuk beraktifitas. Setiap tahap menimbulkan konsekuensi pergerakan yang semakim cepat. Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan umat manusia.

Maka, dalam sermon pemuda ini, gereja peduli kepada jemaat pemudanya kiranya Tuhan Bapa-Nya Yesus Kristus Tuhan, memberi kemampuan dan kekuatan kepada pemuda gereja untuk turut berkompetisi dan berproduksi di era Industri 4.0.




Mazmur 22: 25-32

Daud memiliki hati yang luar biasa. Dia dikenal sebagai orang yang berkenan di hadapan Allah. Hanya dua tokoh di Alkitab yang disebut sebagai yang berkenan di hadapan Allah Bapa, yaitu Daud dan Tuhan Yesus sendiri. (1Raja.10: 9; Mat.3: 17).
Berbagai masalah dilalui oleh Daud dengan penuh penderitaan tetapi juga selalu penuh dengan kemenangan. Kuncinya ada di kerendahan hati yang Daud miliki. Kerendahan hati membuat Tuhan berkenan kepada kita. Dia melihat orang-orang yang rendah hati dan mencurahkan berkat-Nya bagi mereka. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. (Mat.5: 8).
Ada beberapa kejadian yang menimpa Daud, di mana dia menunjukkan kerendahan hatinya dalam masalah yang dia hadapi. Mari kita lihat kisahnya. “Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!”  (2 Sam.15: 13-14)
Absalom melakukan kudeta kepada Daud yang pada saat itu duduk sebagai raja. Sebagai raja, Daud tidak menggunakan kekuasaannya, kekuatannya, massanya dan semua sumber daya yang dia miliki untuk melawan, mengalahkan dan menangkap Absalom. Daud bisa saja menang jika dia menggunakan seluruh kekuatan yang dia miliki saat itu. Tetapi Daud justru menyingkir dan “mengalah” dari Absalom.
Melihat rajanya menyingkir dari kota, para imam Lewi juga turut serta pergi dengan raja Daud sambil membawa tabut Allah. Tetapi Daud justru menyuruh mereka untuk kembali ke kota. “Lalu berkatalah raja kepada Zadok: “Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya. Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya.” (2 Sam.15: 25-26).
Daud tidak memaksakan kehendaknya sendiri agar apa yang dia miliki dapat tetap terus berada di dekatnya. Daud tidak merasa bahwa dia memiliki hak untuk membawa tabut Allah ikut beserta dengan dia. Daud menyadari bahwa segala yang terjadi adalah dengan seijin Tuhan. Hingga dia sanggup berkata bahwa jika Tuhan mengijinkan dia kembali, maka dia pasti akan kembali dan melihat tabut Allah kembali. Bahkan dia juga sanggup berkata bahwa jika Tuhan tidak mengijinkan dia kembali, maka itulah yang terbaik Tuhan berikan baginya. (bdn. Jak.4: 15 "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.")

Sungguh luar biasa sikap yang ditunjukkan oleh Daud. Seberapa banyak dari kita yang selalu ingin memaksakan kehendak kita begitu kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan. Apalagi jika hal itu sudah lama kita impi-impikan dan kita rindukan. Sebagian dari kita pasti tidak mau melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Tetapi Daud mengajarkan kita untuk melepaskan apa yang sebenarnya menjadi hak kita.
Memang tidak mudah untuk melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita, apa yang seharusnya kita peroleh dan apa yang seharusnya kita raih. Tetapi ada saat-saat tertentu yang memang Tuhan ijinkan agar kita dapat belajar bahwa kerendahan hati jauh lebih penting dari segala apa yang kita inginkan di dunia ini.

Mari kita lihat satu kejadian lagi tidak lama setelah apa yang Daud alami di atas. “Ketika raja Daud telah sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk. Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.” (2 Sam.16: 5-6). “Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: “Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Tetapi kata raja: “Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: “Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab TUHAN yang telah berfirman kepadanya demikian. Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” (2 Sam.16: 9-12).
Mengagumkan sekali sikap yang ditunjukkan oleh Daud pada saat ada orang yang mengutuki dan melempari dia dengan batu. Jika hal ini terjadi pada jaman sekarang di mana ada orang yang menghina secara langsung pemimpin negara dan melemparinya dengan benda-benda keras, kita tentu sudah dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan orang tersebut.
Tetapi sekali lagi Daud menunjukkan bahwa dia tidak menggunakan kekuasaannya, posisinya dan haknya sebagai raja untuk menangkap, menghukum atau bahkan menghabisi nyawa orang tersebut.
Daud mengerti bahwa tidak ada segala sesuatu yang terjadi tanpa kendali dari Tuhan. Semua yang terjadi adalah seijin Tuhan. Mari kita belajar dari kerendahan hati yang dimiliki oleh Daud. Tidak seharusnya kita mengeraskan hati kita jika ada hal yang terjadi di luar kehendak kita. Belajarlah untuk mengucap syukur untuk keadaan apapun yang terjadi dalam hidup kita. Ketahuilah bahwa ketika kita tertindas dan kita merespon dengan segala kerendahan hati, maka Tuhan akan melihat keberadaan kita. “Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” (Yes. 57: 15).
Jagalah hati kita untuk tidak cepat bereaksi ketika menghadapi hal-hal yang tidak kita inginkan. Mintalah kekuatan dari Tuhan dan damai sejahtera-Nya agar tetap melingkupi hidup kita. Dia yang adalah sumber dari segala yang ada di dunia ini akan memberikan kita kedamaian dan kekuatan untuk menghadapi hal-hal yang jauh di luar kekuatan kita.

Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia, mengancam pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata.
Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Goliat yang besar mencoba meremukkan Daud yang kecil. Absalom anak Daud yang masih muda dan memiliki kekuatan, mencoba mengulingkan Daud ayahnya. Daud punya kekuatan Tuhan dengan kerendahan hati dia mengatasi segala, bertindak, berperang demi Nama Tuhan!

“Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.” (Maz.37: 11).  
Amen!

(pdt. nikson simangunsong-hajut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...